Melalui jalur pribadi (Japri) saya menerima e-mail, yang saya ringkaskan seperti berkut:
Ustadz, saya telah membaca tulisan Ustadz Seri 792 tentang An-Na’im dalam salah satu milis. Namun dari teman saya, saya mendapatkan yang lebih hebat dari sosialisasi An-Na’im, yaitu Metode Hypnotic Past Life Regression, yang secara resmi dipergunakan dengan luas untuk penelitian reinkarnasi. Pada tanggal 31 Maret – 1 April 2007, diselenggarakan seminar/training spiritualisme tentang Past Life Regression di hotel Darmawangsa, Kemang Jakarta, Selatan, yang pesertanya seorang Hindu, seorang Buddhis, beberapa orang Kristian dan selebihnya Islam; dari pendidikan dan profesi para peserta, ada Prof Pertanian IPB, psikiater, dokter umum, dokter gigi (tiga orang), arsitek, psikolog, konsultan hukum, konsultan manajemen, dan pengusaha. Jumlah peserta hanya sekitar 40 orang, karena biayanya cukup mahal. Seorang asisten muda yang beragama Islam, pembantu penatar Dr Richard yang tidak beragama, sambil membuat gerakan setengah lingkaran dengan tangan kanan, memutari tangan kiri dari bawah ke atas, menjawab: “Saya mencari spritualitas. Saya tidak ingin membenturkan ini dengan agama saya." Seorang dokter umum peserta seminar itu meyakinkan dirinya tidak membentur dengan berasumsi: "Dalam Al Quran juga ada ayat yang menyebut soal reinkarnasi."
Demikianlah Ustadz keterangan yang saya peroleh dari teman saya itu. Saya minta pencerahan, utamanya apakah benar ada itu reinkarnasi ?
***
Saya layani dahulu itu dokter umum. Itu banyak saya temukan dari orang-orang yang berupaya menegakkan benang basah, dengan mengemukakan ayat (2:28). Ini sudah dibahas dalam Seri 649, yaitu ayat (2:28) tidak bisa dijadikan referns untuk faham reinkarnasi. Ayat (2:28) menjelaskan pengembaraan ruh manusia: "dari alam arwah, ke alam rahim, ke alam dunia, ke alam barzakh, berakhir di alam akhirat."
Yang berminat, silakan lihat seri 649 "Tidak Ada Faham Reinkarnasi dalam Al Quran"
***
Firman Allah:
-- ALDzY KhLQ FSWY S. ALA'ALY, 87:2). dibaca:
-- alladzi- khalaqa fasawa-, artinya:
-- Yaitu Yang mencipta dan menyempurnakan.
Allah mencipta Adam dan Hawa langsung secara revolusi menjadi sempurna yang terdiri dari tataran jasmani, nafsani (diri, psi) dan ruhani. Adapun penciptaan keturunan pasangan suami isteri ini, ialah melalui proses evolusi di dalam alam rahim untuk menjadi sempurna.
-- KhLQ MN MAa DAFQ . YKhRJ MN BYN ALShLB WALTRAaB (S. ALThARQ, 86:6-7), dibaca:
-- khuliqa min ma-in da-fiqin . yakhruju mim bainish shulbi wattaraaib, artinya:
-- (Manusia) diciptakan dari air yang dipancarkan . Keluar antara shulb dan taraib (86:6,7).
Antara shulb dengan taraib dalam konteks tubuh manusia ialah daerah sexual. Shulb dari akar kata yang dibentuk oleh Shad-Lam-Mim, artinya sesuatu yang keras. Taraib akarnya dari Ta-Ra-Ba sesatu yang lembut. Sperma laki-laki dipancarkan dari zakar yang keras karena ereksi dan ovum perempuan keluar dari indung telur yang lembut.
-- ANA KhLQNA ALANSN MN NTHFt AMSyAJIN (S. ALANSN, 76:2), dibaca:
-- inna- khalaqnal insa-na min nuthfatin amsa-jin, artinya:
-- Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nuthfah yang bercampur (76:2).
Jadi Al-Quran tidak bicara ttg sperma saja tetapi campuran nuthfah laki-laki (sperma) dengan nuthfah perempuan (ovum). Penyatuan sperma dan ovum dalam ilmu kecambah disebut zygote, menurut Dr Moore seorang embriolog (the mixture of the sperm and the ovum).
Tentang proses tahapan evolusi di dalam rahim:
-- TsM KhLQNA ALNThFT 'ALQt FKhLQNA AL'ALQt MDhGht FKhLQNA ALMDhGhTt 'AZhAMA FKSWNA AL'AZhAM LhMA TsM ANSyAaNH KhLQA AKhR FTBARK ALLH AhSN ALKhALQYN (S. ALMWaMNWN, 23:14), dibaca:
-- tsumma khalaqnan nuthfata 'alaqatan fakhalaqnal 'alaqata mudhghatan fakhalqnal mudhghata 'izha-man fakasawnal 'izha-ma lahman tsumma ansya'na-hu khalqan a-khara fataba-rakaLla-hu ahsanul kha-liqi-n (s. almu'minu-n), artinya:
-- Kemudian nuthfah itu Kami jadikan 'alaqah, lalu 'alaqah itu Kami jadikan mudhghah, lalu mudhghah itu Kami jadikan 'izham, maka Kami bungkus 'izham itu dengan lahm, kemudian Kami kembangkan menjadi makhluq lain. Maka Berkat Allah sebaik-baik menciptakan (23:14).
Menurut embriologi di atas 42 hari terbentuklah mekanisme perlengkapan pendengaran, penglihatan, kulit, otot-otot dan tulang-tulang, bentuknyapun menjadi sempurna, Yaitu seperti Hadits yang dirawikan oleh Muslim, yang artinya: Setelah 42 malam berlalu, maka Allah mengutus malaikat untuk menyempurnakan bentuk janin itu, memberikan pendengaran, penglihatan, kulit, otot-otot dan tulang-tulang, menghembuskan ruh ke dalamnya. Itulah tahapan sempurna, yaitu tahapan khalqun akhar (makhluq yang lain), yang sudah terdiri atas tataran jasmani, nafsani dan ruhani.
***
Begitu bayi lahir ke dunia, keluar dari alam rahim, Allah menetapkan makhluk pendamping pada bayi itu, yaitu yang disebut dengan jin qarin(*).
-- Dari Abdullah Bin Mas'ud mengatakan bahwa : Rasulullah saw bersabda; "Tidak ada seorangpun diantara kalian yang tidak ditunjuk untuknya Jin pendamping (Qarin)". Para sahabat bertanya; "Termasuk anda ya Rasulullah ?, "Ya" jawab Nabi, Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah, sehingga Jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah mengajakku kecuali yang baik-baik" (HR Muslim).
Jin pendamping itu bisa baik bisa jahat, bisa polos(**). Pengaruh manusia terhadap jin qarin, lebih besar ketimbang sebaliknya. Jin qarin yang baik mencintai orang yang didampinginya, misalnya antara lain membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Ketika anda lupa shalat dia membantu mengingatkan dan membangunkan anda.
Pada Hari Pengadilan (yawm al-Diyn) jin qarin itu melempar tanggung-jawab kejahatan kepada orang yang didampinginya:
-- QAL QRYNH RBNA MA AThGhYTH WLKN KAN FY DhLL B’AYD (S. Q, 50:27), dibaca:
-- qa-la qari-nuhu- rabbana- ma- athghaituhu- wala-kin ka-na fi- dhala-lim ba’i-din, artinya:
-- Berkata yang menyertainya (qari-nuhu-): "Ya Tuhan Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
Apabila seseorang meninggal dunia, maka jin qarin itu ditugaskan berpindah kepada seorang bayi yang baru dilahirkan. Umur rata-rata Jin qarin itu panjang, yaitu mencapai ribuan tahun. Ulah jin qarin inilah yang menceritakan masa lalu waktu ia mendampingi manusia yang telah meninggal itu, biasanya berupa mimpi kepada orang yang baru didampinginya, sehingga bagi orang yang baru didampingi itu merasa seakan-akan itu adalah pengalaman kehidupan sebelumnya dari orang yang baru yang didampingi jin qarin itu. Itulah pula yang diceritakan orang itu tatkala ia dihipnotis, maka yang menjawab itu adalah jin qarin, karena orang yang dihipnotis itu tidak menyadari dirinya lagi. Jadi spiritualisme dalam konteks Hypnotic Past Life Regression, sesungguhnya bukan spiritualisme melainkan hanya sekadar "wawancara" dengan jin qarin. "Wawancara" atau "Metode Hypnotic Past Life Regression" itu sama sekali tidak akan berhasil mengorek apa-apa dari jin qarin yang baik, kecuali mengenai pengalaman masa lalu yang tidak bersifat rahasia dari orang yang sementara didampinginya itu saja.
Alhasil, tidak ada itu reinkarnasi, atau past life, karena sesungguhnya yang berpindah-pindah itu bukanlah ruh orang yang telah mati, sebab setelah ruh itu berpisah dari jasad langung pindah ke alam barzakh, melainkan yang berpindah-pindah itu dari orang mati ke bayi yang baru lahir, ialah jin qarin itu. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 26 Agustus 2007
-----------------------------
(*)
Jin akar katanya dibentuk oleh huruf-huruf jim, nun, nun [J-N-N], mempunyai pengertian terlindung, terhalang, terisolasi dan terasing. [J-N-N] menurunkan kata-kata: Jinn adalah makhluk yang tidak kelihatan, terlindung dari pandangan mata manusia, dan dapat pula berarti suku terasing. Jannah, taman, adalah tempat yang terlindung dari matahari oleh bayangan pohon, mujannah, perisai, penghalang dari tebasan musuh, janin, bayi yang masih terlindung dalam rahim ibu, majnun, orang gila, orang yang pikirannya kabur seakan-akan terhalang oleh kabut, tidak dapat membedakan antara bayangan dengan kenyataan. Qarin akar katanya qaf, ra, nun [Q-R-N] artinya pendamping, yang menyertai. Qarnun artinya teman.
(**)
Jin polos atau yang netral ini hanya sekadar menyertai pengalaman orang yang didampinginya itu. Dia tidak mempengaruhi orang yang didampinginya untuk berbuat baik ataupun berbuat jahat, namun karena polosnya itu jin qarin yang netral itu akan membocorkan apa yang kita pikirkan, sebab apa yang kita pikirkan diketahui pula oleh jin qarin kita itu. Dukun klenik atau paranormal ada yang bisa berkomunikasi dengan jin qarin pendampingnya, sehingga orang itu "mampu" membaca pikiran orang lain. Sebenarnya apa yang terjadi, pada waktu dukun itu bertatap muka dengan orang lain, dukun yang bisa berkomunikasi dengan jin pendampingnya itu menyuruh jin pendampingnya menanyakan kepada jin qarin pendamping orang lain itu apa yang sedang dipikirkan oleh orang yang didampinginya itu. Jin qarin pendamping dukun itu tidak bisa mengorek informasi dari jin qarin yang baik.
26 Agustus 2007
[+/-] |
793. Past Life Regression vs Jin Qarin |
19 Agustus 2007
[+/-] |
792. An-Na'im Setali Tiga Uang Dengan Abu Zayd |
Dalam rangka mengemban missi/diplomasi sekularisme yang dikirim oleh Amerika ke Indonesia, sudah lebih sepekan Abdullah an-Na’im melakukan roadshow di Indonesia. Abdullah an-Na’im sebagai duta sekularisme yang dikirim Amerika berupaya "menjual" dagangannya yang tertuang dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: “Islam dan Negara Sekuler, Menegosiasikan Masa Depan Syariah.”An Na’im menyempatkan diri bertandang ke redaksi Fajar, pada hari Selasa 7 Agustus 2007, sehari sebelum bukunya itu dibedah di UIM (mantan IAIN) Alauddin Makassar. Dalam kolom ini saya kemukakan yang belum sempat muncul dlam bedah buku di UIM tersebut, yaitu seperti judul di atas "Abdullah an-Naim Setali Tiga Uang Dengan Nasr Hamid Abu Zayd". (Saya potong nama lengkap keduanya, supaya judul itu tidak terlalu panjang).
"Idealnya negara harus berbentuk sekuler, semua warga negara diuntungkan. Negara sekular bukan untuk ditakuti umat Islam. Agama mesti dipisahkan dari otoritas negara. Tidak ada institusi yang bisa mengatur urusan keagamaan masyarakat, karena itu adalah hak personal yang tidak bisa diintervensi. Syariah adalah produk penafsiran, produk pemikiran dan produk pengalaman manusia. Jadi syari'ah bukanlah produk Tuhan, tidak abadi dan tidak mengikat,” demikian menurut an- Na’im.
***
An-Na'im terlalu menyederhanakan negara sekuler dan syari'ah. Negara sekuler tidak ada yang polos. Negara sekuler Perancis berdasarkan sinergi humanisme-liberalisme. Negara sekuler Turki berdasarkan Kemalist yang anti agama. Realitas di Perancis dan Turki tidak menguntungkan ummat Islam, semua yang suka membaca berita kontemporer tahu akan hal itu. Ratu Inggris Elizabeth II memberikan gelar bangsawan "Sir" buat Salman Rushdie penulis buku “The Satanic Verses”. Bahkan Tom Trancendo kandidat presiden AS dari Partai Republik, yang partainya Geoge War Bush, mau membom nuklir Makkah dan Madinah.
Pandangan An-Naim tentang syari’ah di atas itu menunjukkan dia itu merelatifkan syari'ah. An-Na'im yang merelatifkan syari’ah tersebut, sama sekali tidak na'im (nyaman), karena dia berusaha memperkecil peran dan pengaruh hukum syariah dalam kehidupan publik ummat Islam. Bahkan lebih dari itu, Islam dan hukum syariah tidak bisa berperan sama sekali dalam ranah publik. Kalau idenya ini direalisasikan di Indonesia, maka semua institusi yang berlebelkan Islam harus dihapus, UU yang menjadi dasar pembentukan Nanggroe Aceh Darussalam harus diganti, GAM lalu berontak lagi, semua upaya perdamaian yang dengan susah payah dicapai, akan menjadi sia-sia, seluruh keadaan di Indonesia menjadi amburadul, karena Departemen Agama, Peradilan Syari'ah, Majelis Ulama Indonesia di pusat dan di daerah-daerah harus dihapus total.
Merelatifkan syari'ah itu sangat keterlaluan liberalnya. Firman Allah:
-- W aATYNHM BYNT MN ALAMR (S. ALJATsYt, 45:17), dibaca:
-- wa a-tayna-hum bayyina-tin minal amri, arinya:
-- dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan;
-- TsM J’ALNK ‘ALY SyRY’At MN ALAMR FATB’AHA WLA TTB’A AHWAa ALDzYN LA Y’LMWN (45:18), dibaca:
-- tsumma ja’alna-ka ‘ala- syari’atim minal amri fattab’ha- wa la- tattabi’ ahwa-al ladziyna la- ya’lamu-n, artinya:
-- Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariah dari urusan, maka ikutilah syariah itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
Kemudian dilanjutkan pada ayat (45:19) bahwa orang-orang zhalim yang menolak syari'ah dalam hal urusan, mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
-- WAN ALZhLMYN B’ADhHM AWLYAa B’ADh dibaca:
-- wa innzha-limi-na ba’dhuhum awliya-u ba’dhin.
artinya:
-- dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
Apa yang dimaksud dengan al-amr (urusan) dalam ayat-ayat di atas itu?
-- WAMRHM SyWRY BYNHM (S. ALSyWRY, 42:38), dibaca:
-- wa amruhum syu-ra- baynahum, artinya:
-- dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.
Jadi urusan dalam syari'ah dalam ayat-ayat di atas itu adalah mengenai urusan kenegaraan.
Rasulullah SAW bersabda:
Umat ini senantiasa tetap pada syariah, selama belum nampak tiga perkara:
- Belum dilenyapkannya ilmu (agama) dari mereka,
- Belum banyaknya anak-anak dari hasil perzinaan,
- dan belum nampak Shaffarun.
Jika Nasr Hamid Abu Zayd mengemukakan paham relativisme dalam hal wahyu dan aqidah, maka an-Naim mengemukakan relativisme itu dalam tataran hukum syariah vs negara. Ini tidak aneh, sebab sesama kalangan liberal adalah ba’dhuhum awliya-u ba’dhin, seperti disebutkan dalam ayat (45:19) yang dikutip di atas itu.
Menurut Dr.M. Emarah, dari sudut latarbelakang pemikiran, Abu Zayd merupakan seorang kader "Sosialis"-"Marxis" Arab muda, sehingga kunci untuk memahami pemikiran Nasr ada pada methodologi dialektika Marxisme: "Historische-Materialisme." Bagi Nasr aqidah dibangun diatas landasan persepsi-persepsi "mitos", dalam kebudayaan komunitas manusia, sehingga aqidah sifatnya relatif. Menurut An-Naim, negara adalah benda mati, jadi negara tidak bisa menjadi atau disebut Islami. Kalau diperturutkan logika An-Naim bahwa negara adalah benda mati, sehingga An-Naim bilang tidak boleh ada negara Islam, maka negara sekulerpun tidak boleh ada juga, dan kalau logika ini seterusnya diperturutkan, maka menuju kepada konsep kekafiran Marxime yang berangan-angan dengan spekulasi: "masyarakat tanpa kelas dan tanpa negara."
Di Makassar ini an-Na'im mendapat tantangan sengit di forum UIM Alauddin, maka elok juga ulasan ini ditutup dengan mengemukakan dua hal yang lucu,
pertama, macam mana pula orang seperti an-Naim, yang sangat sederhana memaknai hukum syariah vs negara, melakukan roadshow mengkampanyekan sekularisme, bisa dijadikan duta Amerika Serikat, yang kandidat presidennya mau membom nuklir Makkah dan Madinah,
kedua, buku an-Naim edisi Indonesia ini, mendapat pengakuan dan sanjungan dari dua akademisi nasional, Prof. Dr. Azyumardi Azra dan Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif dalam sampul (cover) depan dan belakang. semoga butir kedua ini bukan "ba’dhuhum awliya-u ba’dhin". WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 19 Agustus 2007
12 Agustus 2007
[+/-] |
791. Yusril Jadi Laksamana |
Mari kita bercengkerama yang ringan-ringan saja sekali ini. Di Thailand Yusril syuting untuk film TV Laksamana Cheng Ho yang produksinya, antara lain, ditangani oleh Kantana Ltd, salah satu perusahaan film raksasa di Thailand. Dalam film tersebut, Yusril menjadi pemeran utama, yakni memerankan Laksamana Cheng Ho. Dalam literatur Laksamana ini dikenal dalam tiga nama, yaitu Cheng Ho, Zheng He dan Sam Po Toa Lang. Toa Lang dalam dialek Fukien berarti orang besar. Ide membuat film tersebut, salah satunya, memang datang dari Yusril. Menurut Yusril, ide itu muncul saat dirinya masih menjadi menteri sekretaris negara (Mensesneg). “Banyak respons dan yang berminat untuk membuat film itu bersama Kantana,” kata Ketua Majelis Syura DPP Partai Bulang Bintang tersebut. Kebetulan, Yusril kenal baik dengan Jaruek Kanjaruek, orang Thailand yang dikenal sebagai chief executive officer (CEO) Kantana Group Public Company Ltd.
SCTV pada tgl 29 Mei 2003 menayangkan Menteri Agama meresmikan masjid berarsitekur China di Surabaya. Masjid itu diberi bernama Masjid Cheng Ho, yang pernah singgah dan bertabligh akbar di Surabaya, orang China yang mula pertama membaca khutbah Jum'at di kota itu. Kisah perjalanan Cheng Ho tertuang dalam buku The Averall Survey of the Ocean's Shores yang dipublikasikan tahun 1451 oleh Ma Huan, seorang China Muslim yang bisa berbahasa Arab dan menjadi penterjemah dalam pelayaran Cheng Ho. Menurut buku itu, Cheng Ho yang juga dikenal dengan nama Sam Po dari masa Dinasti Ming ini diangkat Kaisar untuk menjadi laksamana dan ditugaskan memimpin pelayaran armada China dari Nanjing hingga Pantai Swahlii di Afrika.
Ekspedisi Cheng Ho ke Samudera Barat mengerahkan armada raksasa. Mengerahkan 62 kapal besar dan belasan kapal kecil yang digerakkan 27.800 ribu awak. Pada pelayaran ketiga mengerahkan kapal besar 48 buah, awaknya 27.000 orang. Sedangkan pelayaran ketujuh terdiri atas 61 kapal besar dan berawak 27.550 orang. Bila dijumlah dengan kapal kecil, rata-rata pelayarannya mengerahkan 200-an kapal. Sementara Columbus, ketika "kesasar" menemukan benua Amerika hanya mengerahkan 3 kapal dan awak 88 orang.
Kapal yang ditumpangi Cheng Ho disebut 'kapal pusaka' merupakan kapal terbesar pada abad ke-15. Panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 m) dan lebar 18 zhang (56 m). Lima kali lebih besar daripada kapal Columbus. Menurut sejarahwan, JV Mills kapasitas kapal tersebut 2500 ton. Model kapal itu menjadi inspirasi petualang Spanyol dan Portugal serta pelayaran modern di masa kini. Rancang-bangunnya bagus, tahan terhadap serangan badai, serta dilengkapi teknologi yang saat itu tergolong canggih seperti kompas magnetik. Pelayaran luar biasa itu menghasilkan buku Zheng He's Navigation Map yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku tersebut terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan. Jalur perdagangan China berubah, tidak sekadar bertumpu pada 'Jalur Sutera' antara Pakhia Beijing) - Bukhara.
Selama ekspedisi itu Cheng Ho sebagai seorang muslim juga menyebarkan agama Islam, bukan saja menegakkan masyarakat Islam China di Palembang, tetapi juga di Sambas, Kalimantan-Barat. Tidak mengherankan jika di kemudian cukup banyak jejak masjid dengan aroma kelenteng di pesisir Indonesia a.l Medan, Jakarta, Semarang, Tuban, Mojokerto dan Surabaya. Ketika menyusuri Laut Jawa, Wang Jinghong, yaitu jurumudinya laksamana Cheng Ho sakit keras. Sauh segera dilempar di pantai Simongan, Semarang. Mereka tinggal di sebuah goa, sebagian lagi membuat pondokan. Wang yang kini dikenal dengan sebutan Kiai Jurumudi Dampo Awang, akhirnya menetap dan menjadi cikal bakal keberadaan warga China di sana. Di klenteng Sam Po Kong Semarang terletak kuburannya Ong King Hong dalam dialek Fukien alias Wang Ching Hung (Wang Jinghong) bahasa Mandarin. Pada tempat Klenteng Sam Po Kong itulah merupakan tempat tangan kanan Cheng Ho, Wang Jinghong dirawat.
Jadi berbeda dengan pelaut Eropa yang berbekal semangat imperialis, armada raksasa ini tak pernah serakah menduduki tempat-tempat yang disinggahi. Dalam majalah Star Weekly Allahu Yarham HAMKA pernah menulis, "Senjata alat pembunuh tidak banyak dalam kapal itu, yang banyak adalah 'senjata budi' yang telah dipersembahkan kepada raja-raja yang diziarahi." Namun itu bukan berarti armada tempurnya tak pernah bertugas sama sekali. Laksamana Cheng Ho pernah memerintahkan tindakan militer untuk menyingkirkan kekuatan yang menghalangi kegiatan perniagaan. Jadi bukan invasi atau ekspansi. Misalnya menumpas gerombolan bajak laut Chen Zhuji di perairan Palembang, Sumatera (1407).
Selama hidupnya, Cheng Ho atau Zheng He atau Sam Po melakukan apa yang diperintahkan Allah:
-- AFLM YSYRWA FY ALARDH FYNZHRWA KYF KAN 'AAQBt ALDZYN MN QBLHM (S. MhMD, 47:10), dibaca:
Afalam yasi-ru- fil.ardhai fayanzhuru- kayfa ka-na 'a-qibatul ladzi-na ming qablihim (s. muhammad), artinya:
-- Maka apakah mereka tidak bepergian di muka bumi, lalu memperhatikan bagaimana akibatnya orang-orang sebelum mereka
Wallahu a’lamu bisshawab.
*** Makassar, 12 Agustus 2007
5 Agustus 2007
[+/-] |
790. Maryam Saudara Harun |
Seri ini juga masih dalam rangka jihad inteletual saya. Masih ada hubngannya dengan Seri 740 yang berjudul “Islam Phobia yang Bersifat Proaktif”. Saya kutip paragraph pertama:
Penderita Islam Phobia yang bersikap prokatif, yaitu yang berprasangka terhadap Islam dengan senjata "pseudo science", yaitu Orientalis seperti Samuel Huntington, yang berprasangka Islam mengancam demokrasi barat dengan ia punya wishful thinking "Clash of Civilization", dan para misionaris Kristian yang berprasangka bahwa "Muhammad knew all the sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he could compile the Qur'an."
Salah satu yang dikritik oleh mereka ialah ayat:
-- YAKhT HRWN MA KAN ABWK AMRA SWa WMA KAN AMK BGhYA (S. MRYM, 19:28), dibaca:
-- ya- ukhta ha-ruwn ma- ka-na abuwkimraa sauin wa ma- ka-nat ummika baghiyyan, artinya:
-- Hai saudara perempuan Harun ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",
Ayat tersebut merekam tuduhan orang Yahudi kepada Maryam yang punya bayi yaitu ‘Isa tanpa ayah. Yang dikritik oleh para orientalis dan misionaris Kristian, yaitu Muhammad ”salah kutip” dari sumber Christian and Jewish. Bagaimana bisa Maryam itu saudara Harun, sedangkan Harun hidup dalam ratusan tahun sebelum Maryam ? Sebelum menjawab kritikan itu, akan diteruskan dahulu sambungan ayat (19:28), dan untuk menghemat ruangan cukup terjemhannya saja:
29. Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: "Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"
30. berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia akan memberiku Alkitab dan Dia akan menjadikan aku seorang Nabi,
31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; 32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Marilah saya jawab kritik itu. Dalam Perjanjian Lama termaktub:
LAI-Ulangan, 18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
Seorang Nabi dalam ayat di atas itu bukanlah sesungguhnya saudaranya Musa dalam arti satu bapak, itu sama halnya dengan Maryam bukanlah sesungguhnya saudaranya Harun dalam arti satu bapak, melainkan saudara dalam kontek jalur silisilah. Ini lumrah dalam balaghah bahasa-bahasa Semit.
King James Version Revized (KJVR)-Luk 1:5 There was in the days of Herod, the king of Judea, a certain priest named Zacharias, of the course of Abijah: and his wife was of the daughters of Aaron, and her name was Elisabeth.
Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
Dalam KJVR-Luk 1:5, masih terlacak gaya bahasa asli Hebrew, yaitu Elisabeth was of the daughters of Aaron, Elisabeth adalah salah satu dari anak-anak perempuan Harun, namun dalam terjemahan LAI disebutkan Elisabet keturunan Harun, sudah "dihilangkan" itu gaya bahasa Semit (Hebrew) dan dengan tidak malu-malu orientalis Kristian mengkritik "Maryam saudara Harun", padahal dalam Biblenya sendiri disebutkan Elisabeth salah satu dari anak-anak perempuan Harun.
Gaya bahasa Semit (Arab) ini dapat pula kita jumpai dalam Hadits:
Isteri-isteri Nabi SAW mencibir Shafiyyah dengan mengatakan bahwa mereka dari bangsa Arab Quraisy, sedangkan Shafiyyah hanya orang Yahudi, orang asing yang masuk ke lingkungan mereka. Mendengar kata-kata yang menyakitkan itu, Shafiyyah mengadukannya kepada Nabi SAW sambil menangis. Maka RasuluLlah SAW menyapu air mata Shafiyyah dengan sorban dan tangan beliau, sambil bersabda:
-- "Kenapa tidak engkau katakan kepada mereka tentang kebaikan yang ada pada dirimu, yaitu suamiku Nabi Muhammad SAW, ayahku Nabi Harun dan pamanku Nabi Musa?"
***
Ada 12 suku Bani Israil anak dari Nabi Ya'qub AS dari keempat isterinya:
Lea: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon | 6 orang |
Rahel: Yusuf, Benyamin | 2 orang |
dayang Lea, yaitu Zilpa: Gad, Asyer | 2 orang |
dayang Rahel, yaitu Bilha: Dan, Naftali | 2 orang |
Jumlah | 12 orang |
Silsilah Jesus menurut Matius (1:2-16):
Abraham - Ishak - Yakub - Yehuda - Peres (beribukan Tamar) - Hezron - Ram - Aminadab - Nahason - Salmon - Boas - Obed - Isai - Daud - Salomo (beribukan Uria) - Rehabeam - Abia - Asa - Yosafat - Yoram - Uzia - Yotam - Ahas - Hizkia - Manasye - Amon - Yosia - Yekhonya (pada waktu pembuangan ke Babel) - (Sesudah pembuangan ke Babel) - Sealtiel - Zerubabel - Abihud - Elyakim - Azor - Zadok - Akhim - Eliud - Eleazar - Matan - Yakub - Yusuf (suami Maria), Maria melahirkan Yesus,
Silsilah menurut Lukas (3:23-34):
Yesus menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf,
anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda,
anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er, anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim, anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason, anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham.
Kedua jalur silsilah itu cacat. Mengapa? Oleh karena Jesus berasal dari jalur silisilah Yehuda yang berzina dengan dengan menantunya yaitu Tamar dan menghasilkan buah zina yaitu Peres (Kejadian 38:13-16,28-29):
13 Ketika dikabarkan kepada Tamar: "Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya,"
14 maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna
15 Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya.
16 Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: "Marilah, aku mau menghampiri engkau," sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya.
28 Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: "Inilah yang lebih dahulu keluar."
29 Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: "Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar," maka anak itu dinamai Peres.
Jesus atau Nabi Isa AS adalah seorang Nabi yang mulia, Oleh sebab itu tidak mungkin Jesus berasal dari jalur silsilah ke atas ke Peres, ke Yahuda.
Al-Quran memberikan petunjuk dalam ungkapan "Maryam saudara Harun", yaitu saudara dalam jalur silsilah. Maka silsilah Jesus melalui jalur ibu beliau yaitu Maryam, haruslah melalui Harun. Harun tidaklah berasal dari Yehuda, melainkan dari Lewi, yang silsilahnya seperti berikut: Lewi -> Kahis -> Yashar -> Imran. Adapun Imran mempunyai 2 orang anak laki-laki semuanya menjadi nabi, yaitu Nabi Musa AS Nabi Harun AS.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 5 Agustus 2007