Peringatan Allah SWT atas konspirasi intel:
-- ALM Y'ALMWA AN ALLH Y'ALM SRHM WTJWHM WAN ALLH 'ALAM ALGHYWB (S. AL TWBT, 78), dibaca: alam ya'lamu- annaLla-ha ya'lamu sirrahum wa tajwa-hum wa annaLla-ha 'alla-mul ghuyu-b (s. attawbah), artinya: Apakah mereka tahu, bahwa Allah mengetahui rahasia mereka dan konspirasi mereka, sesungguhnya Allah Maha Tahu yang gaib-gaib (9:78).
Golongan Islam yang membentuk kekuatan politik dalam wadah Front Islamique du Salut, yang menempuh cara demokratis, menjadi salah satu kontestan pada Pemilu tahun 1992, dicap fundamentalis. Sebenarnya istilah fundamentalis ini pengertiannya sangat baik, yaitu Ahlu sSunnah. Tetapi dalam lapangan politik internasional istilah ini telah mempunyai konotasi yang khas, yaitu suka menempuh cara kekerasan. Karena Pemilu permulaan FIS menang mayoritas, maka Pemilu lanjutan dibatalkan kemudian FIS dibubarkan oleh rejim militer. Kalau akhirnya FIS terpaksa angkat senjata melawan rejim militer itu. Apakah mereka itu terrorist?
Alangkah sumbangnya mereka disebut terrorist. Mereka tidak pantas disebut terroris. Mareka itu adalah kelompok-kelompok pejuang, regu-regu jihad, bukan teroris! Kita tidak boleh terkicuh oleh tata-komunikasi barat. Amerika Serikat (AS) yang begitu menggemborkan dirinya pahlawan demokrasi, bungkam, bahkan bersikap menyokong rejim militer Aljazair, yang mentorpedo hasil dan proses lanjutan Pemilu itu. Patut diduga ini hasil konspirasi intel AS dan Aljazair. Bahkan lanjutan garapan konspirasi intel ini sangat menjijikkan. Garapan itu berhasil (buat sementara) merusak citra Islam, yaitu perlawanan bersenjata FIS itu diberitakan menterror, membantai perempuan dan anak-anak, menggorok pelaut Italia.
Namun kata pepatah: Sepandai-pandai membungkus barang yang busuk akhirnya berbau juga. Tokoh partai-partai Islam di Aljazair akhirnya mulai dapat melepaskan diri dari tuduhan perbuatan teror itu. Investigasi sejumlah media Inggris berhasil mendapatkan bukti bahwa konspirasi intel berada di belakang tewasnya ribuan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak serta penggorokan leher tujuh pelaut Italia, yang dikambing-hitamkan selama ini atas FIS.
Bungkusan yang berbau busuk ini berhasil dibongkar oleh para wartawan Inggris secara terpisah, yaitu Robert Fisk dari harian Independent, John Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds dari The Times dan Sairah Shah dari TV Channel Four. Konspirasi intel berada di belakang aksi pemboman di Paris serta menggorok leher tujuh pelaut Italia itu. Pemboman di Paris dan penggorokan pelaut Italia itu menimbulkan krisis diplomatik antara Italia dan Prancis di satu pihak dengan Aljazair pada pihak yang lain.
***
Presiden Arroyo waktu berhadapan dengan Agus Dwikarna yang telah dijatuhi hukuman 10 tahun satu hari penjara berkata memuji lembaga peradilan Pilipina dengan ucapan yang menyakitkan dan sangat kontroversial.: "Inilah kemenangan hukum atas terrorisme." Menyakitkan karena aktivis KPPSI dicap terrorist. Mengapa kontroversial, karena ucapan Gonzales, utusan khusus Arroyo, baik di rumah jabatan Walikota Makassar, maupun di rumah Agus Dwikarna sangat bertentangan dengan pernyataan Arroyo tersebut. Di depan sejumlah organisasi Islam, seperti MUI, Muhammadiyah, NU, IMMIM, KPPSI dll. ucapan Gonzales sangat enak didengar telinga, sehingga semua yang hadir di rumah jabatan walikota waktu itu merasakan optimisme mengenai bebasnya Agus Dwikarna. Di rumah Agus Dwikarna mulut Gonzales lurus arahnya ke telinga saya, sehingga suara Gonzales menusuk betul masuk ke dalam lubang telinga kiri menerpa gendang telinga saya, sambil menatap anak-anak Agus yang masih kecil-kecil, mengeluarkan suara yang sangat enak kedengaran antara lain seperti: "Presiden Arroyo adalah seorang ibu, tentu tergetar hatinya mengetahui anak-anak Agus masih kecil-kecil. "
"Kemenangan hukum atas terrorisme," ucapan kontroversial jika diperhadapkan pada suasana kunjungan Gonzales ke rumah Agus Dwikarna. Bayangkan Gonzales hanya datang berempat tanpa dikawal kerumah Agus, yaitu Walikota Makassar, Gonzales, sekretaressenya dan sopir. Bayangkan berani-beraninya, Gonzales tanpa dikawal mendatangi rumah Agus, sarang terrorist (baca: versi lembaga peradilan Pilipina dan Arroyo seniora el Presidente).
"Kemenangan hukum atas terrorisme," itu sebenarnya konsumsi untuk tuannya Arroyo, state terrorist Amerika Serikat. Boleh jadi ada benarnya ucapan Gonzales bahwa Arroyo sebagai seorang ibu akan tergetar hatinya tatkala mengetahui anak-anak Agus yang masih kecil-kecil, namun apalah dayanya suara hati diperhadapkan pada kehendak her master, yang sangat berdogma pada doktrin Samuel Huntington dari Harvard University, yang konon kabarnya di Indonesia ini salah seorang tokoh narasumber yang buku-bukunya menjadi rujukan para mahasiswa dan dosen dalam ilmu sosial dan politik. Pakar ini atas dasar paradigma prasangka terhadap dunia Islam membuat doktrin yang dibungkus dengan teori ilmiyah, berdoktrin bahwa Islam adalah musuh barat dewasa ini. Oleh karena itu barat harus mewaspadai gerakan-gerakan kaum fundamentalis Islam. Peristiwa 11 September hanya merupakan tonggak loncatan untuk mencap semua gerakan Islam itu gerakan terror.
Agus Dwikarna adalah korban kezaliman konspirasi intel. Barang terlarang dimasukkan ke dalam tas Agus, sutu perbuatan kotor yang biasa dilakukan intel, kemudian Agus diadili, dijatuhi hukuman 10 tahun satu hari penjara. "Kemenangan hukum atas terrorisme," said seniora el Presidente Arroyo. WalLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 21 Juli 2002