24 April 2005

673. Antara Mustafa K Attaturk dengan Mulyana W Kusuma Jilid I

Apa hubungannya di antara kedua sosok di atas itu? Kaitan itu diperjelas oleh Japrian yang saya terima seperti berikut:
"Ass wr.wb. Bolehkah Ustadz menulis lebih jauh siapalah sesungguhnya Kemal Attaturk itu? Betapa mungkin terjadi seperti Ustadz paparkan dalam seri berlalu: Hingga akhir Perang Kemerdekaan Turki melawan negeri-negeri Eropa yang menduduki negeri Ottoman setelah PD I, Mustafa Kemal dari Gerakan Turki Muda kelihatannya seperti seorang Muslim yang taat. Dia shalat bersama-sama ummat Islam di masjid-masjid. Bahkan diapun juga membaca khuthbah Jum'at di beberapa masjid. Dia bersumpah akan berperang untuk menyelamatkan Khilafah. Dia memuji-muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW sepanjang waktu. Dia menyebutkan Al Quran sebagai Kitab Suci yang sempurna. Dia berkata Al Quran itu adalah konstitusi. Dan dia juga mengatakan itu semuanya pada pembukaan Majelis Agung Nasional (National Grand Assembly) di Ankara sewaktu Perang Kemerdekaan. Sehingga ummat Islam mempercayainya. .....Tidak selang berapa lama Mustafa Kemal mulai melakukan Social Enginering yang keras dan kejam menerapkan reformasi anti-Islam. Sosok yang dahulunya berkata "Al Quran sebagai konstitusi", berbalik mengatakan "Kita tidak menerima hukum dari langit". Untuk mencapai reformasi anti-Islamnya, dalam menerapkan mekanisme Sosial Engineering, ia tidak segan-segan melakukan pemaksaan, terror, tiang gantungan, penyiksaan dan penjara. Apa katanya?: "Islam - this theology of immoral Arab- is a dead thing ... God's revelation ! There is no God !"

Mudah sekali Kemal Attaturk berputar haluan. Saya menanti harap-harap cemas Ustadz menulis lebih lanjutlah tentangnya. Sehingga boleh jadi dapatlah kita memahami pula mengapa Mulyana dengan drastis berputar haluan yang selama ini lantang dan nyaring bersuara menentang korupsi, eh tak tersangkalah menjadi aktor memberi suap untuk menutup korupsi di KPU. Wassalam.

***

Mengapa Mustafa Kemal shalat bersama-sama ummat Islam di masjid-masjid, bahkan diapun juga membaca khuthbah Jum'at, dan bersumpah akan berperang untuk menyelamatkan Khilafah, memuji-muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW, menjual ayat-ayat Allah dengan harga sedikit (TSMNA QLYLA, tsamanang qali-lan, 5:44), pada pembukaan Majelis Agung Nasional (National Grand Assembly) di Ankara sewaktu Perang Kemerdekaan? Itu dilakukannya sebagai taktik unruk mendapatkan dukungan ummat Islam. Sampai pada waktu itu orang Turki berpandangan sebagai Muslim dahulu, kemudian barulah sebagai orang Turki, tidak ada persaan arogansi ke-Turkian dalam kalangan warga Khilafah. Turki, Arab, Kurdi, Albania, Yunani, Slav, diikat oleh ideologi "ummah", persaudaraan Islam. Bacalah apa yang ditulis oleh Bernard Lewis:

Until the nineteenth dentury, the Turk thought of themselves primarily as Muslims; their loyalty belonged to Islam and not to the Ottoman state ........The Ottoman had no racial arrogance or exclusiveness, no insistence on "pure" Turkish descent. Islam was the entry reqiurements which open the door both to real power and to social status to Albanian, Greek, and Slav as well as to Kurd and Arab. [The Emergence of Modern Turkey, Bernard Lewis, Oxford University Press, 1961, pp 2 and 8]

Dari mana ide Mustafa Kemal ttg reformasi anti-Islam? Itu didapatkannya dari gurunya yaitu Ziya Gokalp. Bacalah apa kata Ziya Gokalp:
Now the mission of the Turks is nothing but to uncover the pre-Islamic Turkish past which has remained with the people and to graft Western civilization in its entirety on to it. In order to equal the European powers militerily and in the science and industry, our only road to salvation is to adopt Western civilization completely. [Turkish Nationalism and Western Civilization, Ziya Gokalp, New York, 1959, p.276]

Ziya Gokalp mempunyai visi bahwa Turki harus menelan bulat-bulat peradaban barat. Dia berkeyakinan Turki Baru tidak bisa dibangun dengan ideologi Arab (maksudnya Islam -HMNA-), karena ideologi "ummah" (persaudaraan yang universal) tidak cocok dengan konsep nasionalisme barat. Ziya Gokalp sebenarnya kurang PD. Untuk menekan rasa rendah dirinya terhadap barat, ia membuat distorsi sejarah. Barat adalah penerus dari peradaban Mediterrania Kuno. Mereka itu adalah bangsa-bangsa Sumaria, Scythia, Phunicia dan Hyksos, yang kesemuanya itu adalah bangsa Turki. Dengarlah apa katanya:
Western civilization is a continuasation of rhe ancient Mediterranian civilazation. The founders of rhe Mediterranian civilization were Turkish peoples such as the Sumerians, Scythians, the Phunicians and the Hyksos. [Turkish Nationalism and Western Civilization, Ziya Gokalp, New York, 1959, p.266].

Padahal bangsa-bangsa Sumaria, Phunicia dan Hyksos adalah bangsa Semit, sedangkan bangsa Scythia adalah bangsa Parsi.

Mengapa Mustafa Kemal begitu tega sampai hati melakukan Social Engenering yang keras dan kejam reformasi anti-Islam? Bacalah dari mana Mustafa Kemal berasal, insya Allah akan disajikan nanti dalam Seri 674 yad. WaLlah a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 24 April 2005