19 Juli 2009

883. Shalat

-- SBhN ALDZY ASRY B'ABDH LYLA MN ALMSJD ALhRAM ALY ALMSJD AL AQSHA ALDZY BRKNA hWLH LNRYH MN AYTNA ANH HW ALSMY'A ALBSHYR (S. BNY ASRAaYL, 17:1), dibaca:
-- subha-nal ladzi- asra- bi'abdihi- laylam minal masjidil hara-mi ilal masjidil aqshal ladzi- ba-rakna- haulahu- linuriyahu- min a-ya-tina- innahu- huwas sami-'ul bashi-r (s. bani- isra-i-l), artinya:
-- Maha Suci Yang mengisrakan hambaNya malam hari dari al Masjid al Haram ke al Masjid al Aqsha, yang Kami telah berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan (sebagian) dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat (17:1).
Nanti malam, malam Senin begitu matahari terbenam, masuklah 27 Rajab, yaitu salah satu malam yang termasuk penting bagi ummat Islam, karena pada malam tersebut Nabi Muhammad SAW diisra'kan dan dimi'rajkan oleh Allah SWT untuk menerima perintah kewajiban shalat.

Ketentuan shalat menghadap Qiblat, yaitu Ka'bah. Pada tanggal 26 - 28 Mei pukul 16:16 WIB dan tanggal 15 - 17 Juli pukul 16:26 WIB untuk setiap tahun basitah, atau 25 - 27 Mei pukul 16:16 WIB dan tanggal 14 - 16 Juli pukul 16:26 WIB untuk setiap tahun kabisat, matahari berada tepat di atas Ka'bah. Pada saat itu benda-benda lurus yang berdiri tegak (misalnya lidi atau tongkat yang sengaja kita berdiri-tegak-luruskan) di wilayah dimana matahari masih terlihat, bayangannya akan tepat menunjuk ke arah Ka'bah. Inilah saatnya kita dengan mudah memperbaiki ataupun "mengkalibrasi kembali" arah kiblat dimana kita berada. Kemelesetan sebesar ±1 menit dari jam tersebut masih bisa diterima, karena masih berada dalam batas devisi standar pengukuran arah qiblat berbasis matahari.

***
Shalat adalah bahasa Al Quran, biasanya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan sembahyang, ataupun misalnya to pray, bidden dalam bahasa Inggeris dan Belanda. Terjemahan-terjemahan itu tidaklah mencakup makna yang sebenarnya. To pray dan bidden adalah berdoa, dan berdoa itu hanya merupakan bagian dari shalat. Adapun terjemahan dengan sembahyang juga tidak kena. Bukan karena semata-semata yang itu dari hyang maka terjemahan itu tidak kena, melainkan lebih dari itu. Shalat esensinya bukan menyembah, melainkan berzikir, mengingat, jadi juga bukan mengheningkan cipta. Maka sebaiknya shalat itu tidak usah diterjemahkan. Dalam bahasa daerah Sunda tidak diterjemahkan, tetap shalat.

Ajaran Islam tentang kepemimpinan dan kepengikutan dapat kita simak dari shalat. Kepemimpinan dan kepengikutan tidak boleh lepas dari kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan sosial. Perhatikanlah misalnya dalam shalat berjama'ah, bersama-sama shalat diimami oleh imam, lalu masing-masing melanjutkan shalat sunnat. Kalau tadi pada waktu shalat berjama'ah menggambarkan suatu jama'ah, komunitas, maka pada waktu shalat sunnat menggambarkan suatu hal yang menunjukkan perorangan. Artinya shalat berjama'ah diikuti oleh shalat sunnat masing-masing menggambarkan makhluk sosial dan makhluk pribadi.

Seorang imam yang merasa tidak sanggup lagi memimpin shalat, dia minggir. Dalam konstruksi mesjid, pada bahagian mihrab harus ada pintu. Maksudnya pintu itu antara lain khusus disediakan bagi imam untuk keluar masjid pergi beristirahat, dan kalau masih sanggup shalat akan menjadi makmum, anggota jama'ah. Inilah ajaran etika dalam kepemimpinan dalam Islam, kalau sudah merasa tidak sanggup lagi, maka dengan ikhlas akan minggir. Ketidak sanggupan itu ada yang nampak, namun ada yang tidak nampak. Semisal diserang batuk, itu adalah ketidak sanggupan yang kelihatan. Kalau mengeluarkan angin, wudhuk akan batal, shalatpun akan batal. Dan ini adalah ketidak bolehan memimpin shalat yang penyebabnya tidak dapat dipantau oleh makmum. Jadi etika kepemimpian menurut Islam seorang pemimpin akan dengan ikhlas menyingkir kalau sudah tidak sanggup atau tidak pantas lagi menjadi pemimpin, apakah ketidak sanggupan atau ketidak pantasan itu dapat dipantau atau tidak oleh para pengikutnya.

Seorang imam yang melakukan kesalahan, salah bacaannya atau salah gerakannya wajib ditegur oleh makmum. Inilah nilai kepengikutan. Kalau yang menegur itu laki-laki ucapan teguran itu adalah kalimah subhanalLah, untuk gerakan yang salah, dan membacakan bacaan yang benar untuk membenarkan bacaan imam. Dan kalau yang menegur itu perempuan cukup dengan isyarat menepuk punggung tangan. Dan imam harus tunduk pada teguran, memperbaiki bacaannya atau memperbaiki gerakannya. Adapun nilai yang dapat disimak tentang kepemimpinan dan kepengikutan adalah seorang pengikut wajib menegur pemimpinnya. Namun cara menegur adalah harus sopan, tidak boleh brutal. Teguran dengan kalimah subhanalLah bermakna bahwa Allah Maha Suci, hanya Allah yang luput dari kesalahan. Adapun manusia itu tidak akan sunyi dari kesalahan. Pemimpin harus dengan ikhlas dan berlapang dada menerima teguran, karena teguran itu adalah untuk memperbaiki, bukan untuk menjatuhkan. Seorang makmum tidak boleh mendahului imam. Sebelum komando Allahu Akbar dikomandokan imam, makmum tidak boleh bergerak. Ini adalah ajaran disiplin kepengikutan menurut Islam, ketaatan pengikut kepada pemimpinnya.

Apabila orang sedang mengalami stress, atau tekanan darah naik, atau pusing yang berkepanjangan, atau mengalami nervous (salah satu jenis penyakit penyimpangan perilaku berupa uring-uringan, gelisah, takut, dll), dan apabila orang takut terkena tumor, maka sujud adalah solusinya. Manusia apabila mengalami kelebihan dosis dalam radiasi, dan hidup di lingkungan tegangan listrik atau medan magnet, maka hal itu akan berdampak kepada badannya, akan bertambah kandungan elektrik di dalam tubuhnya. Oleh karena itu, Dr. Dhiyaa' mengatakan bahwa sesungguhnya sujud bisa menghilangkan zat-zat atau pun hal-hal yang menyebabkan sakit. Dengan sujud akan terlepas segala penyakit nervous dan penyakit kejiwaan lainnya. Inilah salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Dhiyaa'uddin Hamid, dosen jurusan biologi dan ketua departemen radiasi makanan di lembaga penelitian teknologi radiasi. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 19 Juli 2009