25 Juli 2010

933 Tanggapan dan Jawaban Menyangkut Seri 932

Diinformasikan dahulu kesempatan KALIBRASI ARAH KIBLAT: Setiap tahun matahari dua kali melintas tepat di atas Ka'bah, yaitu tahun ini pada hari Jum'at 28 Mei 2010 jam 17:26 Wita dan Jum'at 16 Juli 2010 jam 17.27 Wita, dengan toleransi plus minus 3 hari dan 5 menit.
 
***
 
From: "Abdul Muiz" <muizof@yahoo.com>
To: <
wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, July 18, 2010 07:11
Subject: Bls: [wanita-muslimah] Seri 932. Dua Peristiwa di Bulan Rajab
 
Abah HMNA,
 
1. Soal penemuan angka sebenarnya ini adalah ilmu otak-atik mathuk mungkin benar mungkin saja salah, sama halnya metode penghitungan angka versi Jawa dan Bali bisa ditemukan hari baik, hari sial mulai untuk menghitung fenomena pindah rumah, penetapan hari pernikahan, hajatan lain, dsb lengkap dengan keyakinan bagi yang melanggar atau mengabaikannya bakal tertimpa malapetaka.
 
2) Pada masa Rasulullah dan beberapa abad sesudah beliau adalah era belum adanya konsep nation state. Boleh jadi suatu masa manusia akan bosan dengan era nation state. Nah persoalannya ada yang enggan mengupdate, hanya mengcopy paste peninggalan masa lalu tanpa peduli trend yang terjadi. Padahal umat islam bisa saja di lingkup nation state tertentu menerapkan prinsip-prinsip ilahi menjaga harmoni alam dan hidup berdampingan secara damai dengan segala umat yang beragam.

 
Nabi Muhammad menyerahkan sepenuhnya kepada umatnya mau memilih dan merumuskan cara seperti apa. Demokrasi, otoriter, lesses fair, sistem republik, monarkhi, theokrasi, kekaisaran atau model alternatif, dsb ?? manusia tinggal konsensus baik lingkup kecil maupun besar baik lingkup regional, nasional maupun international. Fenomena OKI (organisasi Konferensi Islam) adalah contoh upaya updating era sekarang, tinggal mengoptimalkan saja.
Wassalam
Abdul Mu'iz
 
Kemudian ada pula pertanyaan dari akhi Husni, dari mana asalnya angka 19 itu.
 
***
Saya jawab secara singkat dahulu pertanyaan Akhi Husni, yaitu dari ayat:
-- 'ALYHA TS'At 'ASyR (S. ALMDTsR, 74:30), dibaca: 'alaiha- tis'ata 'asyara, artinya:
-- Padanya sembilan belas.
 
Insya-Allah nanti diperinci dalam seri 934. Selanjutnya saya jawab tanggapan Pak Muiz.
 
1. Lho, lho, mana dalam Seri 932 ada istinbath (yang anda bilang otak atik mathuk ala Kejawen) yang menghubungkannya dengan kejadian yang yang akan datang. Sama sekali tidak ada yang demikain itu. Itu murni matematis dan itu kalkulasi matematis tidak ada salahnya. Itu eksak. Tidak ada yang sanggup menyatakan perhitungan itu ada salahnya. Orang kafirpun tidak ada yang saggup menunjukkan kesalahan perhitungan itu. Jadi sekali lagi saya nyatakan itu bukan ilmu otak atik mathuk Kejawen yang menghubungkan antara angka dengan kejadian yang akan datang. Meramal itukan hukumnya syirk. Bahwa tujuan istinbath yang saya lakukan itu ialah untuk menunjukkan bahwa angka spesifik 24434 yang terkait dengan Shalat sebagai hasil Mi'raj Nabi Muhammad SAW itu adalah Mu'jizat, tidak ada otak manusia yang anggup menyusun digit seperti 24434 tsb. Sedangkan parameter yang dipakai tidaklah sembarangan, melainkan spesifik yang tidak ada hubungannya dengan kejadian, melainkan angka 5,7 dan 17 adalah spesifik terkait dengan Shalat. Angka 5 itu jumlah waktu Shalat wajib dalam sehari semalam, angka 7 itu jumlah hari rentang waktu antara Shalat Jum'at, serta angka 17 itu jumlah raka'at Shalat dalam sehari semalam. Singkat kata, tujuan saya mengintbath adalah sebagai bukti eksternal kebenaran Isra-Mi'raj yang seperti saya tulis dalam Seri 932, yaitu ditujukan kepada para Muslim sekuler yang belum mantap imannya dan non-Muslim, itu membutuhkan bukti eksternal. Bukan, sekali lagi bukan semacam ilmu otak-atik mathuk Kejawen yang menghubungkan angka dengan kejadian yang akan datang, yang hukumnya haram menurut Syari'at Islam, di mana kalau mempercayai semacam ilmu ramalan Kejawen itu tidak diterima shalatnya 40 hari.
 
2. Meskipun Inggris (UK, United Kingdom) secara geografis adalah juga bagian Eropa, tetapi kalau orang bicara Uni Eropa (UE), maka tidak termasuk UK. Konsep nation state itu sudah mulai kabur yaitu bergulir kearah kesatuan dalam beberapa aspek dalam UE seperti, memiliki mata uang bersama (Euro), itu sudah kabur batas nation state. Semua warga UE tidak perlu mengurus visa untuk lintas batas pergi berlibur misalnya, bahkan warga asing yang sudah memiliki visa salah satu negara anggota UE, bisa bebas lenggang kangkung lintas batas, itu juga sudah kabur batas nation state. Adanya Parlemen Eropah, itu nation state diperciut menjadi hanya sekadar anggota dari Supra-Nasional UE. Jadi terbentuknya Supra-Nasional yang semacam Kesatuan Khilafah dan beberapa substansinya itu sekarang sudah dijalankan pihak lain yang non-Muslim, kok sementara di antara ummat Islam sendiri masih ribut mempermasalahkan perlunya Khilafah.
 
Memang betul Nabi Muhammad SAW tidak memperinci bentuk Khilafah sehingga menyerahkan kepada ummat Islam, yang tentu saja tidak mengcopy paste (meniru 100%) masa lalunya melainkan mengupdate dengan mengingat Qaidah Usul Fiqh yang dinyatakan secara gamblang bahwa semua yang menyangkut yang bukan ibadah mahdhah (ritual), semua boleh dilakukan asal tidak menentang ketentuan Nash. Seperti misalnya: Bagian demokrasi yang berbau liberal, konsep ekonomi biarkan lalu dengan bebas ala konsep liberalisme/kapitalisme, neo-lib itu termasuk yang menentang Nash.
 
Tentang fasal di lingkup nation state tertentu, umat islam menerapkan prinsip-prinsip ilahi menjaga harmoni alam dan hidup berdampingan secara damai dengan segala umat yang beragam dan dalam skala internasional fenomena OKI itu belum cukup. Mengapa? Salah satu fungsi Khilafah yang penting tidak terpenuhi, yaitu melindungi negeri-negeri Islam (seperti Palestina, Afghanistan dan Iraq) dari penzaliman orang-orang kafir, dan menjaga kehormatan Islam dan bila perlu menghukum negeri kafir yang pemerintahnya membiarkan warganya menghina Nabi Muhammad SAW, seperti kasus kartun di negeri la'natuLLah Denmark. WaLlahu a'lamu bisshawab.
 
*** Makassar, 25 Juli 2010