12 November 2000

449. Gerak Bintang-Bintang dan Klasifikasi Bintang-Bintang Menurut Syari'at Islam

Seperti telah dikemukakan dalam Seri 445 bahwa dahulu-kala orang menyangka bumi dipayungi oleh bola langit yang memutari bumi. Pada bola langit itu melekat bintang-bintang, sehingga jarak antara bintang-bintang itu tetap, lalu dinamakanlah bintang-bintang tetap. Dalam seri yang lalu telah dijelaskan bahwa Koppernigk menempatkan bintang-bintang tetap itu sebagai anggota tata surya yang berada jauh di luar mengedari matahari.

Dalam abad ke-18, para cerdik pandai ilmu falak mendapatkan bahwa hasil-hasil pengamatan mereka terhadap bintang-bintang tetap itu sudah tidak cocok lagi dengan katalog bintang-bintang tetap yang dipetakan oleh Claudius Ptolemaeus dalam Al Magest. Perpindahan letak bintang-bintang itu mereka namakan dengan "gerak sendiri" (eigenbeweging). Anehnya predikat "tetap" masih melekat pada bintang-bintang itu. Gerak sendiri dari suatu bintang dalam arah radial (mendekat ataupun menjauh) dari bumi kita tidak dapat diobservasi langsung. Dengan pertolongan spectroscoop, dapat dilihat pada spektrum setiap bintang terdapat beberapa garis gelap. Sebuah TaqdiruLlah yang diungkapkan oleh Christian Johann Doppler (1803 - 1853), yang dalam ilmu fisika disebut dengan efek Doppler, yaitu bilangan getar gelombang udara (baca: bunyi) ataupun gelombang elektromagnet (baca: cahaya) akan meninggi jika sumber bunyi ataupun sumber cahaya mendekat, sebaliknya merendah jika menjauh. Maka garis gelap pada spektrum suatu bintang yang bergerak mendekat, akan bergeser ke arah lembayung (bilangan getarnya tertinggi dalam spektrum), sebaliknya akan bergeser ke arah merah (bilangan getarnya terendah dalam spektrum), jika bintang itu menjauh. Makin jauh garis gelap itu bergeser dari posisi normal, makin cepat gerak sendiri dari bintang itu.

Sekelompok bintang disekitar Wega gerak dirinya -20 km per detik, sedangkan sekelompok bintang dekat Sirius yang letaknya pada belahan bola langit 180 derajat dari Wega, mempunyai gerak diri +20 km per detik (tanda - dan + menunjukkan gerak mendekat dan menjauh). Apa artinya itu? Pertama, matahari mempunyai gerak diri yang diikuti semua satelitnya mendekati Wega sambil menjauh dari Sirius dengan laju 20 km per detik. Jadi satelit-satelit matahari mempunyai kombinasi gerak mengedari matahari sambil mengikuti gerak matahari menuju Wega. Kedua, matahari hanyalah sejenis bintang, seperti bintang-bintang tetap yang lain. Pada umumnya gerak diri bintang-bintang terletak antara 20 hingga 60 km per detik. Sangat jarang bintang yang mempunyai gerak diri 100 km per detik. Maka gugurlah teori Koppernigk yang menganggap matahari tidak bergerak dan merupakan pusat alam.

Menurut mitologi (dongeng dewa-dewa) Yunani Hercules menepis air susu ibunya hingga terpancar ke bola langit, yang kelihatan seperti tebaran kabut susu. Lalu dinamakanlah kabut susu itu dengan Milky Way (Melk Weg). Ternyata setelah didapatkannya telescoop kabut susu itu tidak lain dari jutaan bintang-bintang tetap. Sir William Herschel (1738 - 1822) mempelajari kepadatan bintang sekeliling matahari, yang kemudian diteruskan oleh J.C.Kapteyn (1851 - 1922). Tujuannya ialah untuk mengetahui apakah Milky Way itu merupakan sistem kelompok bintang yang terbatas atau tidak. Dari hasil observasi dapatlah dibuat grafik yang menunjukkan hubungan antara kepadatan bintang dengan jarak bintang dari matahari. Dengan demikian dapatlah ditentukan ke segala arah jarak di mana kerapatan bintang nol. Itulah batas dari tata bintang (galaxy) Milky Way. Dari grafik itu dapatlah pula diketahui bentuk galaxy Milky Way, yaitu berbentuk lensa cembung ataupun ibarat dua piring saling ditelungkupkan. Diameternya sekitar 90-ribu tahun cahaya, tebalnya sekitar 15-ribu tahun cahaya. Menurut hasil obseravasi observatorium Mount Wilson jumlah anggota galaxy Milky Way sekitar 1500-juta bintang. Matahari terletak sekitar 30-ribu tahun cahaya dari pusat galaxy Milky Way. Titik pusat galaxy Milky Way bukanlah pusat alam semesta karena terdapat pula jutaan galaxies.

Ruang antar bintang diisi oleh dukhan. Walaupun dukhan itu zat yang tipis, namun karena volumenya besar tersebab mengisi ruang antar bintang, maka massanya sangat besar ketimbang massa bintang-bintang. Itulah sebabnya maka dukhan mengontrol gerak bintang-bintang. Dukhan membawa hanyut bintang-bintang mengelilingi titik berat galaxy Milky Way dengan kecepatan 450 km per detik, dalam waktu sekali edar sekitar 224-juta tahun. Matahari tidak hanyut begitu saja, melainkan “berenang” oleh gerak sendiri dengan kecepatan 24 km per detik menuju Wega. Karena berenang itu, maka matahari menyedot dukhan.

Dalam seri yang lalu telah dikemukakan: "Namun teori tidak bergeraknya matahari dari Koppernigk ditentang oleh isyarat ayat (36:40) yang ditutup dengan tiap-tiap sesuatu berenang dalam falaknya. Masih diperlukan kemajuan ilmu falak untuk dapat menjelaskan isyarat ayat (36:40)." Atas jerih payah Herschel dan Kapteyn memajukan ilmu falak, maka dapatlah ilmu falak itu dijadikan ilmu bantu untuk dapat menghayati makna penutup ayat (36:40). Demikian pula seperti yang telah dikemukakan dalam Seri 444 bahwa dari hasil observasi (berupa foto) gerhana matahari penuh tahun 1878, yang menunjukkan bahwa matahari menyedot dukhan sejauh 8-juta km karena "berenang" dalam dukhan, dapat dipakai sebagai ilmu bantu untuk dapat memahami kata YSBHWN, dibaca yasbahu-n dalam (36:40). Sepanjang apa yang saya pernah baca mengenai terjemahan Al Quran (bhs Indonesia, Belanda, Inggris, Jerman), tidak ada yang menterjemahkan YSBHWN dengan berenang, pada hal akar kata YSBHWN adalah sin-ba-ha [SBh] artinya berenang.

***

Klasifikasi bintang-bintang berdasarkan kriteria geraknya, yaitu bintang tetap dan planet, sudah tidak relevan lagi dengan kemajuan ilmu falak. Sesungguhnya ada petunjuk dari Syari'at Islam tentang kriteria klasifikasi bintang-bintang. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf):
-- ALZJAJT KANHA KWKB (S. ALNWR, 35), dibaca: azzuja-jatu kaanha- kawkab (s. annu-r) artinya: gelas itu seperti bintang kawkab (24:35).
-- ALNJM ALTSAQB (S. ALTHARQ, 3), dibaca: annajmuts tsa-qib (s. aththa-riq), artinya: bintang najm bersinar cemerlang (86:3). Jadi menurut Syari'ah kriteria klasifikasi bintang bukan pada geraknya, melainkan sifat fisiknya, yaitu kawkab tidak bersinar, hanya memantulkan cahaya seperti gelas, dan najm bersinar cemerlang, mempunyai cahaya sendiri. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.

*** Makassar, 12 November 2000