10 Juni 2001

478. Lingkungan Rusak yang Tak Dapat Diperbaiki

Kalau bertikai terus, yang menang jadi arang, yang kalah jadi abu. Kalau SI berhasil menurunkan Gus Dur, maka MPR, yang di dalamnya ada DPR, akan menjadi arang, dan Gus Dur menjadi abu. Jika Gus Dur bertindak ekstra-konstitusional (meminjam istilah Mahfud MD) mengeluarkan dekrit, dan Guu Dur mampu bertahan, maka Gus Dur yang menjadi arang, MPR-DPR menjadi abu. Jadi eloknya dame bae (meminjam istilah wong Plembang), rambui' inda' putuih tapuang inda' basera' (meminjam peribahasa Minang), artinya win-win solution. Sebab kalau tidak, maka terjadilah lingkungan (baca: NKRI) yang rusak tak dapat diperbaiki lagi.

***

Tanggal 5 Juli, Hari Lingkungan Hidup direspons oleh SCTV dengan menayangkan film fiksi sains (science fiction) perihal upaya menutup lubang ozon. Namanya saja fiksi yang berbeda dengan realitas, sebab dengan teknologi secanggih apapun yang mampu dihasilkan oleh peradaban manusia, lubang ozon tidak mungkin dapat ditutup lagi. Sekali rusak tidak dapat diperbaiki lagi. Pengasuh kolom ini ingin pula berpartisipasi mengingatkan kita semua untuk sadar lingkungan, terkhusus untuk kerusakan lingkungan yang tak dapat diperbaiki lagi.

Firman Allah SWT (demi keotentikan translitersi huruf demi demi huruf):
-- HW ALDZY J'AL ALSYMS DHYA^ WALQMR NWRA (S. YWNS, 5), dibaca: Huwal ladzi- ja'alasy syamsa dhiya-an wal qamara nuran (s. yu-nus), artinya: Dia Yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya (10:5)
Apabila Al Quran dijadikan kamus, maka dhiyaun yang akarnya dari dhad, ya, alif, berarti sinar yang dipancarkan oleh sebuah benda fisik sumber energi, seperti matahari (10:15) dan (28:71), kilat (2:17), api (2:20), minyak bakar zaytun (24:35). Ada juga yang bermakna sinar yang dipancarkan oleh Kitab Suci (21:48).

Di matahari setiap saat secara sinambung terjadi reaksi thermonuklir, 4 butir zarrah Hidrogen (H) berfusi menjadi 1 butir zarrah Helium (He). Logikanya menurut hukum kekekalan massa 4 butir H tentu sama berat dengan 1 butir He. Namun dalam realitasnya 1 butir He lebih ringan dari 4 butir H, artinya ada massa yang hilang. Karena realitas bertentangan dengan logika, maka hukum kekekalan massa tidaklah benar adanya, mesti direformasi menjadi hukum kekekalan massa dan energi. Jai sesungguhnya massa yang hilang itu berubah wujud menjadi energi. Jadi pada matahari dhiyaun itu berasal dari massa inti zarrah yang berubah wujud menjadi energi. Pada kilat dhiyaun itu dari pancaran energi loncatan bunga api listrik, singkat kata dari energi listrik dan pada api dan minyak bakar dhiyaun adalah pancaran dari energi panas (kalor).

Dhiyaun dari matahari ditransmisikan ke sekelilingnya oleh Allah SWT dalam bentuk gelombang elekro magnet, yang disebut energi radiasi (radiant energy). Tidak semua energi radiasi diterima oleh permukaan bumi. Awan, gas dan debu di atmosfer memantulkan energi radiasi sekitar 35% sampai 43% kembali ke angkasa luar. Selama jutaan tahun O2 di atmosfer bumi menyerap sebagian kecil energi radiasi itu, sehingga terbentuk O3 yang disebut ozon. Secara kimiawi O3 berat molekulnya (48) lebih besar dari O2 (32). Tetapi secara fisis O3 lebih ringan dari O2. Demikianlah Allah SWT Yang Maha Pengatur menjadikan ozon yang racun itu membubung ke atas dan membentuk lapisan ozon jauh di atas, dengan tujuan untuk melindungi makhluq di permukaan bumi dari gempuran fraksi yang berbahaya dari dhiyaun yang disebut sinar lembayung ultra. O3 dapat pula terbentuk sedikit-sedikit pada waktu kilat mencambuk udara. Beban hutang berupa janji dalam Seri 014 dan 455 untuk bicara tentang O3, tertebuslah kini.

Pada waktu hujan rintik-rintik sedang matahari bersinar terang di atas bola langit muncullah pelangi yang berbentuk setengah lingkaran, yang kedua kakinya bertumpu pada ufuk. Konon menurut imajinasi dalam dongeng Dewi Murni, pelangi itu adalah titian bagi bidadari dari kayangan untuk turun mandi di bumi, disambut oleh kuntum bunga semua serentak mekar menyebar wangi. Titik air hujan di udara menguraikan dhiyaun yang "putih" itu menjadi 7 fraksi yang dapat dilihat oleh mata, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu dan lembayung. Ke 7 fraksi yang dapat dideteksi oleh mata itu panjang gelombangnya terletak di antara 4000 A hingga 7000 A (A = angstrom = 0,0000001 milli meter). Ada dua fraksi yang tak dapat dilihat yaitu fraksi merah infra yang mengandung panas dengan panjang gelombang di atas 7000 A dan fraksi lembayung ultra yang berbahaya itu (al penyebab kanker kulit) dengan panjang gelombang di bawah 4000 A. Fraksi inilah yang dihadang oleh lapisan ozon tersebut di atas.

Dalam buku-buku teks teknik pendingin, freon yang nama dagangnya CFC (chlor, fluor, carbon) sangat dipuji sebagai fluida kerja primer mesin-mesin pendingin yang ideal, yaitu cairan yang berdaur mengangkut panas membuangnya keluar sistem (baca: ruangan yang didinginkan). Dipuji ideal karena freon itu ikatan kimiawinya stabil, sehingga tidak bereaksi dengan pipa tempatnya mengalir, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak beracun. Namun karena stabilnya ikatan kimiawi CFC yang ibarat negara kesatuan yang sulit berdiferensaiasi (berdisintegrasi), maka oleh karena CFC ini lebih ringan dari udara, perlahan-lahan tetapi pasti seperti yang sedang berlangsung, CFC ini membubung ke atas menemui golongan dan musuhnya ke lapisan ozon. Dikatakan segolongan karena keduanya sama-sama lebih ringan dari udara, bermusuhan karena CFC menjadi pemangsa ozon. Walaupun fraksi sinar lembayung ultra telah dihadang oleh ozon, namun fraksi sinar lembayung ultra itu intensitasnya dekat-dekat lapisan bawah ozon masih cukup kuat mendisintegrasikan ikatan CFC. Maka bebaslah fluor untuk "memakan", lapisan ozon menjadi tipis dan berlubang-lubang, yang tidak mampu manusia untuk memperbaikinya, kecuali dalam fiksi sains yang ditayangkan SCTV pada malam tanggal 5 Juni 2001 yang lalu. Walla-hu a'lamu bisshawa-b.

*** Makassar, 10 Juni 2001