14 Oktober 2001

495. Siri’ na-Pacce dan Perang Informasi

Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.
Akhir-ahirnya Amerika Serikat dan Inggris menyerang Afghanistan, yang berpenduduk 26 juta jiwa. Yang baru saja menang perang melepaskan diri dari cengkraman 10 tahun rezim komunis Uni Soviet sejak 1979. Yang pemerintahannya masih belum stabil. Yang tingkat kemajuan ekonominya masih dibawah garis kemiskinan. Yang rakyatnya, yang ummat Islam itu masih hidup dalam kemiskinan. Yang ratusan ribu ummat Islam masih tinggal di kemah-kemah pengungsian. Mereka inilah ummat Islam Afghanistan yang diterror oleh Amerika-Inggris (baca: fundamentalis-terroris Bush-Blair) menjelang serangan atas Afghabnistan. Ratusan ribu, bahkan mendekati angka satu juta ummat Islam Afghanistan yang sengsara yang terdiri atas anak-anak, perempuan, orang-orang jompo yang diterror oleh fundamentalis-terroris Bush-Blair itu. Ummat Islam Afghanistan yang sengsara yang diterror itu mengarungi gurun pasir yang gersang menuju ke negara tetangganya.

Kehancuran World Trade Center (WTC) di New York dan runtuhnya gedung pertahanan Pentagon (Ptg) di Washington sangatlah tidak sebanding dengan kesengsaraan anak-anak, perempuan, orang-orang jompo ummat Islam Afghanistan yang jumlahnya mendekati satu juta orang itu, yang diterror oleh fundamentalis-terroris Bush-Blair itu menjelang hari H-nya penyerangan atas Afghanistan. Bahkan fundamentalis-terroris Bush tidak malu-malu secara arogan dan manipulatif “memanfaatkan” hancurnya WTC dan runtuhnya Ptg untuk menggiring opini seluruh bangsa-bangsa di dunia menjadi opini internasional, dengan menyodorkan ultimatum: "Apakah mau mendukung kami atau mendukung terrorisme”.

Maka inilah jawaban ummat Islam! Firman Allah SWT:
-- ADZN LLDZYN YQATLWN BANHM ZHLMWA WAN ALLH ‘ALY NSHRHM LQDYR. ALDZYN AKHRJWA MN DYARHM BGHYR HQ ALA AN YQWLWA RBNA ALLH (S. ALHJ, 39-40), dibaca: Udzina lilladzi-na yuqa-talu-na biannahum zhulimu- wainnaLla-ha ‘ala- nashrihim laqadi-r. Alladzi-na ukhriju- min diya-rihim bighayri haqqin illa- ayyaqu-lu- rabbunaLla-hu (s. alhjj), artinya: Diizinkan berperang karena mereka dizalimi. Yaitu orang-orang yang diusir dari tempatnya bermukim dengan tidak benar hanya karena mereka berkata Maha Pemelihara kami adalah Allah (22 : 39-40). Dan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Nu’man ibn Basyir seperti berikut:
-- LMW^MNYN FY TRAHMHM WTWADHM WT’AATHFHM KMTSL ALJSD ADZA ASYTKY ‘ADHWA TDA’AY LH SA^R JSDH BALSHR WALHMY, dibaca: Almu’mini-na fi- tara-humihim watawa-dihim wata’a- thifihim kamatsalil jasadi idzasy taka- ‘udhwan tada-‘a- lahu sa-iru jasadihi bissahri walhumma, artinya: Para mu’min dalam kasih mengasihi, cinta mencintai, tolong menolong, ibarat tubuh, jika ada salah satu anggota yang terkena luka, seluruh tubuh ikut menderita tidak dapat tidur dan meriang (ditimpa demam). Berdasarkan ayat (22 : 39-40) dan Shahih Bukhari yang dikutip di atas itu ummat Islam yang punya harga diri balik bertanya: "Apakah mau ikut bersama-sama menegakkan siri’ na-pacce, harga diri ummat Islam dan solidaritas atas kaum Muslimin Islam Afghanistan yang teraniaya, atau mendukung state-terrorism fundamentalis-terroris Bush-Blair itu?”
Pertanyaan ini ditujukan pula kepada Lembaga Eksekutif serta Lembaga Legislatif Indonesia, dan supaya kedua lembaga itu dan alat-negara, yang kebanyakan terdiri dari ummat Islam juga, dapat “memahami” keinginan sweeping sebagian ummat Islam Indonesia, yang mereka anggap melanggar hukum positif itu, tidak lain karena mereka itu sedang “meriang”. Maka janganlah dihadapi dengan tindakan represif, andai kata mereka mensweeping, takutlah akan sanksi Allah SWT di Hari Pengadilan kelak.

***

Ada dua sisi dari perang antara fundamentalis-terroris Bush-Blair versus Gerakan Pelajar Islam (Thaliban). Sisi yang pertama perang konvensional, yaitu perang senjata lawan senjata dan sisi yang lain perang canggih yaitu perang informasi lawan informasi. Akhir-akhirnya fundamentalis-terroris Bush-Blair tidak berdaya dalam perang informasi di Afghanistan, karena alat propagandanya yaitu CNN, BBC, NBC; ABC telah keok di Afghanistan. Yang selama ini dengan corong pengeras suara CNN, BBC, NBC; ABC dari fundamentalis-terroris Bush dapat seenak perutnya memutar balik informasi ke dunia internasioanl. Namun sekarang dalam perang melawan mujahidin-mujahidin Afghanistan dibawah Usamah bin Ladin dan Muhammad Umar, ternyata alat-alat mesin propaganda pemimpin fundamentalis-terroris Bush dipaksa tunduk kepada strategi kaum Muslimin mujahidin Afghanistan. Sampai-sampai raja berita 24 jam CNN harus menjadi pengecer berita yang berdiri diluar pagar Afghanistan memungut berita-berita yang keluar lewat pagar negara Islam Afghanistan di perbatasan Pakistan. Memang benar-benar fundamentalis-terroris Bush dibuat tidak berkutik oleh alat-alat mesin berita mujahidin Afghanistan. Semua mass media, baik itu tv, radio, kantor-kantor berita dan surat-surat kabar harus melalui jalur dan arus yang dipancarkan oleh Al Jazirah dari Qatar.

Fakta-fakta kerusakan akibat ledakan misil-misil fundamentalis-terroris Bush-Blair yang ditembakkan melalui pesawat-pesawat tempurnya, dan kapal-kapal laut induknya ke arah Kabul, Kandahar, Jalalabad, Kunduz, Mazar-i-Sharif, berhasil dipancarkan dan didengungkan keseluruh dunia melalui pancaran satelit al-Jazirah di Qatar. Sehingga fundamentalis-terroris Bush tidak dapat lagi membohongi dunia internasional, karena jempolan corong pengeras suara CNN hanya sekadar menjadi pengecer berita. Inilah sekadar contoh bagaimana CNN membisu. Al Jazirah memberitakan: “Four USA/UK planes have been shot down by Thaliban since yesterday, but no mention on BBC and CNN. In order to keep the moral of USA/UK air forces the media is playing deaf, dumb and blind. The wreckage of one plane along with its killed crew members have been identified including pilot. The wreckage of three others is actively sought. As soon as it is found we will inform you.” WaLlahu A’lamu bi shShawab.

*** Makassar, 14 Oktober 2001