21 Oktober 2001

496. Kontak Bathin Seorang Sufi dengan Afghanistan

Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.
Firman Allah SWT:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JA^KM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 6), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman bijaha-latin fatushbihu- 'ala- ma- fa'altum na-dimi-n (s. al hujura-t), artinya: Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan berita, maka lakukanlah klarifikasi, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu (49:6).
Syahdan, datanglah orang fasiq fundamentalis terrorist Bush-Blair membawa berita: Usamah ibn Laadin yang meluluh-lantakkan WTC dan Pentagon. Maka menurut ayat (49:6) berita dari orang fasiq itu diupayakan untuk diklarifikasi. Lalu kepada siapa berita itu itu mesti diklarifikasikan? Secara logika sehat tentu kepada yang tertuduh, yaitu Usamah ibn Laadin.

***
Di dalam bathinnya seorang sufi dapat merasakan jawaban klarifikasi dari Usamah ibn Laadin, sebab menurut Husni Jamaluddin (bukan Al Afghani) seorang sufi tidak merasa pintar, melainkan pintar merasa. Syahdan, KH Abdullah Gymnastiar (panggilan akrabnya Aa Gim) dalam acara Konser Amal Milad Daarut Tauhiid (DT) XI di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Senin 15 Oktober 2001, membacakan Jawaban Klarifikasi Usamah ibn Laadin. Entah dari mana Aa Gim mendapatkan hasil kontak bathin antara sufi itu dengan Usamah ibn Laadin, itu adalah urusan Aa Gim dengan tokoh sufi yang pintar merasa tersebut.
Majelis (audience) yang memenuhi ruangan auditorium Sabuga pun menjadi terperanjat. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian Aa Gim membacakan jawaban klarifikasi dari Usamah ibn Ladin:

Assalamu ‘alaykum wr.wb.
Saudaraku,
Suratmu sudah kuterima
Aku baik-baik saja di sini
Aku masih minum teh di pagi hari,
menikmati sunset di sore hari,
mengendalikan bisnis, mengontrol
jaringan Al Qaidah di balik
gua-gua Afghanistan,...
Tenanglah Saudaraku di Indonesia,
jadwal kematianku tidak ditulis di
Pentagon atau Gedung Putih.
Saudaraku,
Aku menonton aksi-aksi kalian di Indonesia
dari jaringan TV Aljazirah
Aku senang kalian sudah mulai berani bicara
Aku suka kalian sudah bikin Bush marah-marah
Aku gembira kalian sudah bisa bilang "tidak"
Aku bahagia kalian mulai belajar jadi singa
Aku terharu kalian miskin-miskin
tapi mau nyumbang
Aku terheran-heran kalian kecil-kecil
tapi mau jihad ke Afghanistan
Aku pikir kalian ini anak-anak ajaib.
Saudaraku
Kalau nanti Allah
memilihku menjadi syahid
Utusanku akan datang menemuimu
Membawa sebuah pundi kecil
Itulah darahku
Siramlah taman jihad
di Ambon, di Maluku Utara, dan di Poso
Tapi kalau aku bisa
mengubur keangkuhan Amerika di sini
Aku sendiri
yang akan datang ke Indonesia
Kamu tahu apa yang akan aku lakukan
Aku cuma mau investasi di negerimu.
Wassalam

Konser Amal bertema "Indahnya Kebersamaan" ini, tampaknya dirancang khusus untuk menyambut momentum milad DT ke 11. Sebelum di Kota Bandung, pada hari Jumat 12 Oktober 2001 diadakan acara yang sama di gedung JCC (Jakarta Convention Centre), yang berhasil mengumpulkan dana untuk Muslim Afghanistan dengan total jumlah Rp 100 juta.
"Sebagian dana itu berupa uang, dan sejumlah perhiasan emas atau perhiasan biasa. Setelah dijumlah, ternyata alhamdulillaah jumlahnya mencapai Rp 100 juta. Dana titipan umat itu kami sampaikan ke rakyat Muslim Afghanistan. Bentuknya adalah berupa obat-obatan yang dititipkan melalui tim medis MER-C Jakarta pimpinan dr. Joserizal Jurnalis, Sp.BO," jelas Aa Gim. Untuk acara konser amal di Sabuga ITB, belum selesai perhitungan jumlah dananya.
Kegiatan yang tergolong sukses ini, dihadiri pula oleh perwakilan dari 30 ormas dan OKP tingkat Jabar. Walhasil, berbeda dengan konser-konser amal sebelumnya yang dikemas oleh "Venusa Production" pimpinan Tatang Suherman, pada konser kali ini terlihat sejumlah tamu undangan memakai seragam organisasi. Ya, suasananya mirip temu kangen atau silaturahmi akbar. Dalam kegiatan ini majelis dapat juga mengapresiasi lagu-lagu grup Bimbo yang antara lain berjudul "Antara Kabul dan Washington”, yang sempat menciptakan suasana hangat dan memancing hadirin meneriakkan takbir. WaLlahu a’lamu bishshawab.

*** Makassar, 21 Oktober 2001