27 Oktober 2002

547. Yang Aneh-Aneh dan Mengejutkan

In a New York park, a young boy was attacked by a savage dog. A passer by happened to see that and came to the rescue. Having tackled the dog, he strangled it to death. A reporter for the New Yorker News Letter was watching all this and took snap shots for a front page picture in the next days paper. Approaching our hero he says: Your heroic feat shall be published in tomorrow's paper under the headline - Brave New Yorker rescues boy; I'm not from New York; replied our brave hero. Oh in that case we'll change the headline - Brave American rescues boy from savage dog. I'm not American either replied our brave hero. On being asked about who he really is? our hero replied I'm Mojahed from Indonesia. Well, the next day the headline on the front page of New Yorker News Letter said: Mojahed, Muslim Fundamentalist strangles dog to death in New York park - FBI investigating possible link to al-Qaeda.

Dipungut dari cyberspace, kemudian saya terjemahkan bebas dengan improvisasi seperti di bawah ini:
Al qissah, tersebutlah konon dalam sebuah taman di New York pada pagi yang sedikit berkabut, seorang buyung akan diterkam anjing galak. Mujurlah bagi sang buyung, atas pertolongan Allah SWT, tepat saat genting itu melintaslah seorang laki-laki bercambang dan berjenggot serta-merta langsung turun tangan menyelamatkan sang buyung. Ternyata laki-laki bercambang dan berjenggot itu adalah seorang pesilat. Dengan jurus "elang mencakar mangsa" dicengkeramnya leher anjing galak itu. Alhasil, maka tercekiklah anjing galak itu, matilah anjing itu menggeletak di tanah.

Arkian, seorang pewarta yang haus berita sensasi dari New Yorker News Letter sejak pergumulan itu berkecamuk, ia meliput, merekam dengan kameranya. "Pucuk dicinta, ulam tiba", pikirnya, sebuah sensasi untuk edisi New Yorker News Letter besok pagi untuk halaman muka. Tatkala anjing itu sudah berhenti galak karena telah tergeletak, merasa amanlah pewarta itu datang mendekat di TKP (tempat kejadian perkara). Maka berkatalah sang pewarta: Wahai pemberani, kuperkenalkan diriku, aku ini pewarta dari New Yorker News Letter. Aku amat kagum menyaksikan kegesitan anda. Sungguh tepatlah menurut pikiranku kepahlawanan anda untuk dimuat di halaman depan edisi New Yorker News Letter dengan head line: "Warga New York Pemberani Selamatkan Sang Buyung". "Bukanlah saya seorang warga New York," sahut sang pahlawan. "Kalau begitu judul berita saya ganti dengan: "Warga Amerika Pemberani Selamatkan Sang Buyung". "Bukanlah pula saya orang Amerika," sang pahlawan menimpali. Tatkala ditanya oleh pewarta itu siapakah gerangan sang pahlawan", berkatalah ia: "Saya Mujahid dari Indonesia."

Syahdan, maka terpampanglah di New Yorker News Letter keesokan harinya sebuah berita sensasi berjudul panjang-panjang: Mujahid, Fundamentalis Muslim Indonesia Berjenggot dan Bercambang Mencekik Anjing Piaraan Seorang Buyung - FBI Sementara Intensif Menyelidiki Keterkaitannya Dengan Al Qaidah". Pemberitaan aneh. Kesimpulan, ini anekdot yang menyindir CIA dan media grafika Time.

***
Al Farouq mengaku telah melakukan pemboman selama tahun 1999-2001 di Indonesia, harusnya Polri menangkapnya, bukan menyerahkannya ke CIA. Yang terbunuh, yang jadi korban adalah orang indonesia, bukan? Logikanya yang paling berkepentingan terhadap Al Farouq adalah Polri, bukan CIA! Penangkapan yang aneh. Al Farouq juga mengaku membom Masjid Istiqlal di Jakarta. Ini perbuatan aneh oleh orang aneh, dan anehnya lagi dipercayai kesaksiannya di bawah sumpah, oleh penyidik dari Polri sebagai bukti yuridis. Al Farouq katanya anggota Al Qaidah, itu sangat aneh jika sampai hati membom Masjid Istiqlal. Hanya tidak aneh jika Al Farouq adalah kaki-tangan CIA atau Mossad, yang disusupkan ke dalam organisasi-organisasi Islam.

Berita mengejutkan datang dari harian Sunday Times. Koran Inggris ini menulis bahwa Umar Al Faruq selama ini telah membeli bahan peledak sebanyak 3 ton. Barang berbahaya sebanyak itu dibeli dari sumber-sumber TNI. Berita Sunday Times itu dilansir koran Singapura The Straits Times edisi Senin (21/10/2002). Sunday Times mengaku melihat sendiri sebuah dokumen penting yang berisi statemen Al Faruq yang mengaku telah membeli bahan peledak itu dari sumber-sumber TNI.

Koran itu juga menyatakan bahwa militer Indonesia juga menggunakan bom plastik alias C-4 (C-four). Padahal petinggi TNI jauh hari telah membantah pihaknya memiliki dan menggunakan bom C-4. KSAD Jenderal E.Sutarto mengaku jajarannya hanya memakai bahan peledak jenis TNT. Pengakuan baru Al Farouq ini mengejutkan. Pengakuan baru Al Farouq ini, yang diperlancar oleh Sunday Times dan The Straits Times, bernuansa mengadu domba antara polisi dengan TNI. Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JA^KM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 6), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman bijaha-latin fatushbihu- 'ala- ma- fa'altum na-dimi-n (s. al hujura-t), artinya: Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan berita, maka lakukanlah klarifikasi, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu (49:6). WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 27 Oktober 2002
---------------------
Sumber: detik.com