Firman Allah: FMN SYHD MNKM ALSYHR FLYSHMH (S. ALBQRt, 185), dibaca: faman syahida mingkumusy syahra falyashumhu (s. al baqarah), artinya: apabila di antara kamu telah menyaksikan syahr, maka wajiblah berpuasa (2:185).
Ada tiga hal yang perlu penjelasan dalam terjemahan ayat (2:185) tersebut. Pertama, syahr tidak diterjemahkan, sebab tidak ada bahasa Indonesianya yang tegas, bahasa Inggrisnya month. Dikatakan tidak tegas, karena baik syahr (month) maupun qamar (moon) kedua-duanya dalam bahasa Indonesia adalah "bulan". Kedua, falyashumhu biasanya diterjemahkan dengan "hendaklah" berpuasa. Dalam terjemahan ini dipergunakan kata "wajib", bukan "hendaklah", oleh karena menurut ayat 183: KTB 'ALYKM ALSHYAM, dibaca: kutiba 'alaykumush shiya-m, artinya telah diwajibkan atasmu berpuasa, lagi pula dalam kalimah falyashumhu terdapat huruf Lam alAmr, Lam yang menyatakan perintah, sedangkan terjemahan "hendaklah" itu hanya menyatakan anjuran saja. Ketiga, syahr tidak bisa disaksikan dengan mata (ataupun dengan teropong), karena syahr itu bukan benda langit, melainkan perhitungan bulan (month). Jadi untuk dapat menyaksikannya ialah dengan perhitungan. Marilah kita melakukan perhitungan dari Timur ke Barat mengenai SYHR RMDHAN (Syahru Ramadha-n), 1 Ramadhan 1424 H.
***
MERAUKE
Ijtima' : 25 Okt. 2003, jam 21 : 50' 10" WS
Matahari Terbenam (MT) : jam 17 : 33' 12" WS
Hilal terbenam (HT) : jam 17 : 20' 02" WS
MT - HT : -0° 13' 10"
Tinggi Hilal : -3° 44' 06" (busur)
Hilal di bawah ufuk
WS = waktu setempat
MT = Matahari Terbenam
HT = Hilal Terbenam
MAKASSAR
Ijtima' : 25 Okt 2003, jam 20 : 50' 10" WS
Matahari Terbenam: jam 17 : 53' 40" WS
Hilal terbenam : jam 17 : 44' 22" WS
MT - HT : -0° 09' 18"
Tinggi Hilal : -2° 33' 47" (busur)
Hilal di bawah ufuk
JAKARTA
Ijtima' : 25 Okt 2003, jam 19 : 50' 10" WS
Matahari Terbenam: jam 17 : 45' 47" WS
Hilal Terbenam : jam 17 : 38' 19" WS
MT - HT : -0° 07' 28"
Tinggi Hilal : -1° 59' 17" (busur)
Hilal di bawah ufuk
MAKKAH AL MUKARRAMAH
Ijtima' : 25 Okt 2003, jam 15 : 50' 10" WS
Matahari Terbenam: jam 17 : 49' 13" WS
Hilal Terbenam : jam 17 : 53' 21" WS
MT - HT : 0° 04' 08"
Tinggi Hilal : 0° 31' 10" (busur)
Hilal di atas ufuk tak dapat dilihat
Kota Makkah al Mukarramah terletak hampir-hampir pada kurva batas antara akhir bulan Sya'ban dengan permulaan bulan Ramadhan, yaitu sedikit sebelah barat dari kurva batas tersebut. Adapun kurva batas adalah garis lengkung yang menjalur dari utara ke selatan, tempat kedudukan titik-titik di mana tinggi Hilal 0,00°.
***
Maka untuk kota-kota Merauke, Makassar dan Jakarta, bulan Sya'ban 1424 dicukupkan 30 hari, karena pada malam Ahad 25 Oktober 2003 Hilal masih di bawah ufuk. Pada malam Senin 26 Oktober 2003, pada waktu Matahari terbenam masuklah 1 Ramadhan 1424 H, karena dalam sistem Hijriyah pergantian hari terjadi pada saat Matahari terbenam. Jadi pada malam Senin insya Allah dimulai Shalat Tarwih, besoknya hari Senin 27 Oktober 2003 dimulai berpuasa di seluruh Indonesia.
Sedangkan untuk kota Makkah Al Mukarramah, yang hampir-hampir terletak pada kurva batas, di mana Hilal tak dapat dilihat, ada dua kemungkinan, kemungkinan pertama permulaan puasa sama dengan ketiga kota tersebut di atas, sedangkan kemungkinan kedua, satu hari lebih dahulu berpuasa, apabila, sekali lagi, apabila:
Apabila, sekali lagi apabila Pemerintah Arab Saudi masih berpegang pada kriteria Dr. Zaki Al-Mostafa (Kepala dari The Institute of Astronomical & Geophysical Research at King Abdulaziz City for Science & Technology, which is the official Saudi authority which prepares Umm Al-Qurah Calendar). Adapun kriteria Dr. Zaki Al-Mostafa adalah seperti berikut: Apabila pada hari ke-29 dari bulan Qamariyah memenuhi dua persyaratan tersebut di bawah, maka pada keesokan harinya adalah tanggal pertama dari bulan qamariyah berikutnya. Kedua persyaratan itu adalah:
- Ijtima' (conjunction) terjadi sebelum Matahari terbenam.
- Matahari lebih dahulu terbenam dari hilal.
Maka berpedomankan pada kriteria tersebut untuk Makkah Al Mukarramah:
- Ijtima' terjadi pada hari Sabtu 25 Oktober 2003 jam 15 : 50' 10" WS, Matahari terbenam pada jam 17 : 49' 13" WS, jadi ijtima' terjadi sebelum Matahari terbenam,
- Hilal terbenam jam 17 : 53' 21" WS, jadi Matahari lebih dahulu terbenam dari Hilal dengan tinggi 0,5°,
*** Makassar, 12 Oktober 2003