Tidak kurang secara rasional dipertanyakan orang, buat apa Allah SWT menggantikan Ismail(*) dengan seekor binatang sembelihan yang besar?
-- "WFDYNH BDZBh 'AZHYM" (S. ALSHFT, 37:107), dibaca: wafadayna-hu bidzibhin 'azhi-m (s. ashsha-ffa-t), Bagi Allah SWT tidak ada masalah, Dia Maha Kuasa, Bagi Nabi Ibrahim AS sudah berketetapan hati untuk menyembelih dan Ismail juga sudah ikhlas disembelih. Dan juga menurut Hadits, ibunda Isma'il, Sitti Hajarpun telah ikhlas pula.
Untuk dapat menyimak yang tersirat dibalik penggantian Ismail dengan domba ini, perlu kita ketahui situasi keagamaan di zamannya Nabi Ibrahim AS, sekitar 18 abad sebelum Miladiyah. Yaitu bagaimana upacara korban dalam kalangan bangsa-bangsa tempat Nabi Ibrahim AS berkontak-budaya khususnya, seperti orang-orang Kan'an dan Mesir, dan dalam kalangan bangsa-bangsa seluruh dunia umumnya antara lain orang-orang Viking dan Aztec.
Menjadi kebiasaan dalam agama-agama penyembah berhala dan dewa-dewa melakukan upacara korban dengan membunuh manusia. Di Kan'an bayi-bayi dipersembahkan kepada dewa matahari bernama Ba'al dan Mitras. Di Mesir gadis-gadis perawan dilemparkan ke dalam S. Nil untuk dipersembahkan kepada dewi S. Nil, bahkan upacara korban gadis-gadis perawan ini masih berlangsung hingga zaman permulaan Islam, hingga datangnya pasukan Amr ibn Al Ash ke Mesir, seperti dapat kita baca dalam roman sejarah karya Jirji Zaidan yang berjudul Armanusah alMishriyah.
Orang-orang Viking adalah penduduk asli jazirah Skandinavia, bangsa pelaut yang telah menemukan Amerika berabad-abad sebelum Columbus lahir di dunia. Orang-orang Viking menyembah Odin, dewa perang. Sambil memegang pedang dalam keadaan sekarat menyeru nama Odin, agar supaya dapat masuk ke dalam Valhalla, padang perburuan yang kekal, yang disediakan Odin, demikian keyakinan mereka. Mereka melakukan upacara korban dengan mengikatkan atau menggantung seorang manusia pada pohon yang dianggap suci, kemudian ditusuk dengan tombak. Manusia sang korban adalah seorang pendeta, yang dianggap penjelmaan atau titisan Odin. Jadi terjadi hal yang unik dalam upacara ini, penjelmaan Odin dipersembahkan kepada Odin, tegasnya Odin berkorban kepada Odin untuk menebus dosa manusia. Puisi di bawah ini menggambarkan suasana upacara korban bangsa Viking.
I know that I hung on the windy tree
For nine whole nights
Wounded with the spear
dedicated to Odin
Myself to Myself
Kutahu Aku digantung pada pohon bermandi angin
Sepanjang sembilan malam suntuk
Dilukai tikaman lembing
Dipersembahkan kepada Odin
DiriKu kepada diriKu
Penebusan dosa yang digambarkan dalam bait terakhir, Myself to Myself, diriKu untuk diriKu, maksudnya diriKu yang pertama adalah manusia / pendeta titisan Odin, yaitu Odin yang menjadi manusia, sedangkan diriKu yang kedua adalah Odin sebagai Tuhan, tegasnya Odin dikorbankan kepada Odin untuk menebus dosa. Ini ada kemiripan dengan pengorbanan Yesus untuk menebus dosa manusia. Demikianlah tujuan upacara korban menurut bangsa Viking itu ialah untuk mencuci dan menebus dosa manusia. Darah korban merupakan suatu yang sakral. Inilah sacrifice.
Huitzilpochtli adalah seorang dewa yang menjelmakan dirinya dalam wujud matahari. Dewa ini adalah dewa bangsa Aztec, penduduk asli Mexico (diucapkan mek-khiko). Pekerjaan Huitzilpochtli adalah bertempur terus menerus dengan dewa Malam, dewa Bintang-bintang dan dewi Bulan. Hasil pertempuran itu selalu seri yang berwujud dalam fenomena alam yaitu siang silih berganti malam. Pada waktu Huitzilpochtli menang terjadilah siang, dan waktu lawan-lawannya menang terjadilah malam. Karena Huitzilpochtli dikeroyok, kekuatan kedua pihak lama-kelamaan akan tidak berimbang, dan Huitzilpochtli akhirnya akan kalah. Itu berarti terjadinya malam terus-menerus. Untuk itu bangsa Aztec harus membantunya, agar Huitzilpochtli tetap tegar bertempur melawan musuh-musuhnya. Caranya orang-orang Aztec membantu Huitzilpochtli ialah dengan menyuguhkan jantung manusia. Inilah offering, persembahan.
Dari ilustrasi di atas itu jelaslah kepada kita bahwa agama-agama penyembah dewa dan berhala (paganism) mengorbankan manusia karena darahnya dianggap suci, sakral, dapat mencuci dosa manusia, seperti terkandung dalam kata sacrifice, dan sebagai persembahan untuk dewa, seperti terkandung dalam kata offering. insya-Allah, akan diteruskan pekan depan. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 8 Februari 2004
-----------------------------
(*) Yang akan diqurbankan oleh Nabi Ibrahim AS adalah Isma'il, bukan Ishaq, telah dibahas dalam Seri 587, yang berjudul "Isma'il atau Ishaq?, bertanggal 10 Agustus 2003