15 Februari 2004

613. Makna Isma'il Diganti Domba 2/2

Ajaran Islam menolak pemahaman qurban sebagai sacrifice ataupun offering. Upacara qurban menurut Islam bukanlah persembahan yang sakral. Qurban harus diresapkan artinya menurut rasa bahasa asalnya yaitu bahasa Al Quran. Dalam Al Quran terdapat ungkapan
-- QRBA QRBANA (S. ALMAaDt, 27), dibaca: qarraba- qurba-nan, yang artinya: keduanya (Habil dan Qabil) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan qurban. Kata qurban berasal dari akar kata Qaf, Ra, Ba [Q-R-B], qaruba artinya dekat.(*)

Karena qurban itu bukan persembahan yang sakral, maka binatang qurban tidak dibakar, melainkan disenbelih supaya dapat dimakan. Urat darah di leher dipotong putus, supaya darahnya mengalir keluar hingga berhenti sendiri mengalir. Darah yang tertinggal dalam daging merupakan nilai ambang batas (NAB) yang menunjukkan keadaan darah dalam daging sudah tidak signifikan lagi.
-- WADZA WJBT JNWBHA FKLWA MNHA WATH'IMWA ALQANI'A WALM'TR . LN YNAL ALLH LhWMHA WLA DMAaWHA WLKN YNALH ALTQWY MNKM (S. ALhJ, 22:36,37), dibaca: waidza- wajabat junu-buha- faKulu- minha- wath'imuwl qa-ni'a walmu'tarra . lay yana-la Lla-ha luhu-muha- wala- dima-uha- wala-kiy yana-luhut taqwa- minkum (s. alhaj), artinya: Maka apabila gugur sembelihan-sembelihan itu makanlah daripadanya dan berilah makan kepada orang-orang miskin yang tidak meminta dan yang meminta . Tidak akan sampai kepada Allah daging-dagingnya dan tidak pula darah-darahnya, akan tetapi yang sampai kepadaNya ialah ketaqwaan kamu.

Jadi upacara Qurban adalah menyembelih binatang, dagingnya untuk dimakan sendiri dan dimakan oleh fakir miskin sebagai fungsi sosial, darahnya dibuang, karena haram untuk dimakan, jadi sangat jauh dari sakral. Dan arti spiritualnya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai tanda berbakti kepadaNya, melaksanakan perintahNya dengan semangat taqwa. Demikianlah menurut bahasa asalnya, yaitu bahasa Al Quran, berqurban bermakna mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memberikan pemberian yang berkualitas kepada orang lain sebagai realisasi taqwa.

Dalam tulisan ini dibedakan antara qurban dengan korban. Istilah qurban dipakai untuk pengertian menurut bahasa Al Quran yang berarti mendekatkan diri, sedangkan istilah korban dipakai untuk upacara agama berhala yang berarti offering dan sacrifice, persembahan yang sakral.

Maka makna yang tersirat dalam penggantian Isma'il dengan domba adalah untuk memberikan penekanan, penggaris bawahan, perbedaan antara agama-agama kebudayaan penyembah berhala dan dewa-dewa dengan agama wahyu, tidak boleh menyembelih, tidak boleh membunuh manusia, melainkan harus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Inilah makna Isma'il diganti domba, Isma'il tidak boleh disembelih. Manusia adalah makhluq mulia di sisi Allah.
-- WLQD KRMNA BNY ADM (S. BNY ASRAaYL, 70), dibaca: walaqad karramna- bani- a-dama, artinya: Sesungguhnya telah Kami muliakan benih Adam (17:70). Inilah makna qurban dalam hubungannya dengan kemanusiaan. Dalam membangun dunia ini dan membina kebudayaan dan peradaban ummat manusia, hendaklah senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Apa arti pembangunan jika harga pembayarannya, berupa pembunuhan kepribadian manusia, merendahkan martabat manusia, memperkosa hak asasi (bukan azasi, lebih salah lagi azazi) manusia, menzalimi manusia. Pembangunan harus difokuskan kepada manusia. Melindungi yang lemah dari yang kuat. Tatanan birokrasi hendaknya berpihak kepada yang lemah. Seperti dengan tegas dinyatakan dalam Pidato Pelantikan Abu Bakar Ashshiddiq RA sebagai Khalifah pertama:

"Orang yang kuat dalam kalangan kamu lemah dalam pandangan saya, sedangkan orang lemah dalam kalangan kamu kuat dalam pandangan saya, oleh karena akan kuambil dari orang kuat hak orang yang lemah dalam kalangan kamu dan aku kembalikan hak itu kepada orang kuat dalam pandangan saya."
Yang kemudian secara tegar Abu Bakar RA melaksanakannya dengan memerangi qabilah yang tidak mau membayar zakat. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 15 Februari 2004
------------------------------
(*) Bentuk kata QRB (qarraba) berpola pada F'AL (fa''ala) yang ditasrifkan menjadi QRBA (qarraba-) untuk orang ketiga ganda, sedangkan kata QRBAN (qurba-n) berpola pada F'ALAN (Fu'la-n) yang ditasrifkan menjadi QRBANA (qurba-nan) karena menjadi maf'ul (obyek), maka menjadilah QRBA QRBANA (qarraba- qurba-nan).