14 Maret 2004

617. Akhirnya Orang Yahudi Itu Masuk Islam

Tatkala RasuluLlah SAW memperoleh informasi bahwa qabilah-qabilah di perbatasan Syria menyusun kekuatan untuk menyerang Madinah, maka beliau mengirim utusan yang terdiri atas 15 orang untuk merundingkan perdamaian. Namun tatkala utusan itu sampai ke perbatasan, qabilah-qabilah itu sama sekali tidak bermaksud untuk berdamai. Ke 15 orang itu syahid semuanya dibantai oleh mereka itu. RasuluLlah SAW sangat berdukacita mendengarkan hal pembantaian itu. Beliau memutuskan untuk mengirim pasukan untuk menghukum qabilah-qabilah perbatasan itu. Rupanya persiapan di Madinah untuk menyerang meraka beritanya sampai ke perbatasan, maka qabilah-qabilah yang telah menyusun kekuatan itu membubarkan pasukan konfederasi mereka. Akhirnya RasuluLlah SAW tidak jadi menyerang mereka. RasuluLlah SAW hanya mengirim pasukan kecil yang dikepalai oleh seorang sahabat bernama Al Harits dengan membawa surat kepada kepala qabilah Suku Ghassan yang memerintah Basrah. Isi surat itu memprotes insiden perbatasan itu. Namun dalam perjalanan pasukan kecil itu dihadang oleh kepala lokal qabilah Ghassan dan Al Harits syahid dalam pertempuran yang tidak seimbang itu.

Akhirnya RasuluLlah SAW mempersiapkan pasukan berkekuatan sejumlah 3000 orang untuk menyerang qabilah-qabilah perbatasan itu. Beliau menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai panglima pasukan itu dan memberikan instruksi apabila Zaid syahid, maka Ja'far Bin abi Thalib yang menjadi panglima, dan jika Ja'far syahid pula, maka 'Abdullah bin Rawha yang menjadi panglima. Dan apabila 'Abdullah syahid juga, maka pasukan itu memilih sendiri panglima mereka. Instruksi itu sempat di dengar oleh seorang Yahudi, lalu ia berkata kepada Zaid: "Jika Muhammad itu sungguh-sumngguh Nabi, maka kalian bertiga tidak akan pulang ke Madinah lagi." Mendengar itu Zaid menjawab: "Kami bertiga pulang atau tidak, Muhammad adalah Nabi, RasuluLlah SAW."

Rupanya pembubaran pasukan konfederasi qabilah-qabilah perbatasan itu hanya taktik mereka belaka. Di belakangnya, sementara itu Kaisar Romawi mempersiapkan pasukan dengan kekuatan sekitar 100 000 ribu orang. Dan pasukan besar inilah yang dihadapi oleh pasukan Muslimin dengan kekuatan hanya 3000 orang itu. Apa yang disabdakan RasuluLlah SAW menjadi kenyataan. Satu demi satu panglima pasukan Madinah: Zaid, Ja'far dan 'AbduLlah syahid. Khalid bin Walid langsung mengambil panji pasukan di tangannya dan menyusun kembali formasi pasukan. Ada sayap kanan, tengah dan sayap kiri. Setiap sayap ada barisan depan dan belakang. Khalid mempergunakan taktik mobil, menggerakkan pasukan sambil bertempur. Dalam beberapa saat bertempur, barisan yang di depan mundur diganti oleh barisan belakang, dan dalam beberapa saat sayap dipertukarkan. Pasukan musuh terkecoh dengan taktik Khalid ini. Dikiranya pasukan Islam mendapat bantuan yang masih segar dari Madinah. Akhirnya pasukan musuh tidak berani melanjutkan pertempuran, mereka mundur teratur dan pertempuranpun berakhir. RasuluLlah SAW memberikan gelar SaifuLlah (pedang Allah) kepada Khalid.

Adapun orang Yahudi yang berdialog dengan Zaid itu setelah mendengar bahwa ketiga panglima pasukan itu tidak kembali ke Madinah, segera mengucapkan dua kalimah syahadatain. Akhirnya Orang Yahudi itu masuk Islam.

***

Firman Allah:
-- FMN SYAa FALYWaMN WMN SYAa FLYKFR (S. ALKHF, 18:29), dibaca: faman sya-a falyu^miw wa man sya-a falyakfur (s. alkahfi), artinya: Siapa yang mau maka berimanlah, dan siapa yang mau maka kafirlah. Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih. Kalau manusia menetapkan pilihannya untuk beriman, maka Allah akan memberikan hidayahNya. FirmanNya:
-- WALLH YHDY MN YSYAa (S. ALBQRt, 2:213), dibaca: waLla-hu yahdi- may yasya-u (s. albaqarah). Allah adalah mubtada' (subyek) sekaligus fa'il (Pelaku). Yahdi- (=menunjuki), adalah khabar (predikat). Man yasyaau adalah maf'ul (obyek) dalam wujud anak kalimat (anak kalimat yang menjadi obyek). Kalau anak kalimat itu diuraikan pula, maka man (=siapa) adalah mubtada' sekaligus pula fa'il dan yasya-u (= mau) adalah khabar. Maka ayat itu berarti: Allah menunjuki siapa mau (untuk mendapatkan petunjuk atau hidayah).

Orang Yahudi itu berproses untuk memilih beriman, dan setelah memperoleh data ketiga panglima itu syahid iapun menetapkan pilihannya, maka Allah memberikan hidayahNya, maka akhirnya orang Yahudi itu masuk Islam. WaLla-hu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 14 Maret 2004