4 Juli 2004

632. Dua di Antara Sekian Kriteria Capres-Cawapres

Firman Allah SWT: KY LA YKWN DWLt BYN ALAGHNYAa MNKM (S. ALhSYR, 59:7), dibaca: Kay la- yaku-na du-latan baynal aghniya-i mingkum , artinya: Agar supaya kedaulatan (ekonomi) itu tidak hanya berputar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.

Setiap peringatan Nuzulu lQuran jarang-jarang tidak dikemukakan bahwa Al Quran itu petunjuk bagi manusia. Dari track record roda pemerintahan Negara Republik Indonesia tidaklah pernah diperhatikan ayat [59:7], yang secara tegas memberi petunjuk tentang sistem ekonomi kerakyatan. Mengapa? Oleh karena petinggi pengambil keputusan walaupun ia seorang Muslim, ia berpikir parsial (sekuler), tidak berpikir secara kaffah (nizam = sistem). Apa itu berpikir secara sekuler? Yaitu Al Quran hanya dianggap sebagai petunjuk bagi manusia secara individual dalam skala akhlaq saja. Akhlaq memang sangat, sangat, sangat, teramat sangat penting, namun kalau sistemnya tidak menurut petunjuk Al Quran, maka itu belum cukup. Individu-individu berakhlaq mulia yang menjalankan sistem menurut petunjuk Al Quran, barulah cukup untuk menjadikan Islam itu Rahmatan lil'A-lamiyn.

***

Tumbangnya perusahaan besar yang menyebabkan keterpurukan ekonomi Indonesia, cukup memperihatinkan. Di balik itu, ternyata usaha kecil dan menengah mampu bertahan di tengah badai. Karena itu untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi perlu mengoptimalkan usaha berbasis ekonomi kerakyatan. Hal itu diungkapkan oleh pakar ekonomi kerakyatan Prof.Dr H.Halide di hadapan 287 wisudawan berbagai jurusan dari Universitas 45 Makassar dalam Dies Natalis dan wisuda S1 dan D3 yang berlangsung di Baruga Lestari pada hari Senin 28 Juni 2004.

Selanjutnya Halide menjelaskan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Padahal sektor ini terbukti menyelamatkan ekonomi Indonesia pasca krisis yang menumbangkan perusahaan-perusahaan raksasa. Bila sektor UMKM ini diberdayakan baik keterampilan, maupun permodalan, serta akses pasar, maka perekonomian Indonesia dan tingkat ekonomi masyarakat dapat dipulihkan dengan cepat. Karenanya pemerintah tidak bisa menutup mata melihat pelaku-pelaku UMKM yang kesulitan mengakses modal usaha mereka.

Namun, menurut Halide karena bank konvensional masih dalam tahap konsolidasi dan berbenah diri maka untuk membangun dan meningkatkan UMKM diharapkan peran perbankan Syari'ah dengan sistem bagi hasil, yang tidak menerapkan bunga yang memberatkan itu.

Inilah dia kriteria riel untuk pasangan Capres-Cawapres, yaitu internal "menganut sistem ekonomi kerakyatan".

***

Bulan November 2003 yang lalu Mahkamah Agung (MA) membebaskan Al Ustadz Abu Bakar Ba'syir dari putusan bersalah melakukan makar terhadap pemerintah yang sah oleh pengadilan dan hanya dihukum atas pelanggaran imigrasi. Al Ustadz Abu Bakar Ba'syir saat selesai menjalani hukuman beliau karena pelanggaran imigrasi, langsung ditahan kembali oleh pihak kepolisian, yaitu dijaring dengan Undang-Undang Terrorisme, yang oleh Mahendradatta dikatakan itu nyata-nyata sebagai pesanan Amerika.

Apa yang dikatakan oleh Mahendradatta itu benar adanya, terbukti Kejaksaan Tinggi (Kejati) kesulitan menyusun surat dakwaan atas perkara terrorisme dengan tersangka Al Ustadz H.Abu Bakar Ba'asyir. Pada pertengahan dua pekan lalu jaksa mengembalikan berkas acara pemeriksaan (BAP) ke Mabes Polri setelah dinilai kurang lengkap untuk dilimpahkan ke pengadilan. Sumber di Kejati DKI Jakarta menjelaskan: "Jaksa terpaksa mengembalikan BAP Ba'asyir karena menganggap alat bukti yang dimasukkan penyidik dinilai tidak lengkap. Terlebih hasil penyidikan tidak memuat interogasi tersangka." Memang sulitlah bagi kepolisian untuk mendapatkan alat bukti yang lengkap, karena perkara tersebut tidaklah semata-mata yuridis murni, melainkan politis, atau menurut Mahendradatta nyata-nyata sebagai pesanan Amerika.

Inilah dia kriteria untuk pasangan Capres-Cawapres, yaitu eksternal "berani bersikap tegas untuk berkata TIDAK kepada Amerika khususnya dan negara manapun juga pada umumnya."

***

Besok insya-Allah kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden di antara kelima pasangan Capres-Cawapres. Sikap golput adalah sikap yang tidak jantan. Kepada yang jantan, yaitu yang bersikap tidak golput, dihimbau untuk rasional dengan memperhatikan kampanye pasangan Capres-Cawapres baru-baru ini nyata terlihat kriteria pertama yang dikemukakan di atas, yaitu "menganut sistem ekonomi kerakyatan". Juga menurut hati nurani kita masing-masing setelah melihat track record dan apa yang dikampanyekan bahwa pasangan Capres-Cawapres memenuhi kriteria kedua yang dikemukakan di atas, yaitu "berani bersikap tegas untuk berkata TIDAK kepada Amerika khususnya dan negara manapun juga pada umumnya."

*** Makassar, 4 Juli 2004