14 November 2004

651. Alangkah Ni'matnya 'IydulFithri

Bulan suci Ramadhan sudah berlalu. Bulan yang telah dianugerahkan Allah sebagai pinjaman sekali setahun kepada hambaNya untuk melaksanakan ibadah puasa. Ibadah puasa yang menjadi pembentuk jiwa yang ikhlas, penempa jujur dan perangai yang mulia, pengikis riya, pembersih dari semua akhlaq yang rendah. Ibadah puasa yang mengangkat derajat insan beriman ke derajat yang lebih mulia, yaitu derajat taqwa.

-- YAaYHA ALDZYN AMNWA KTB 'ALYKM ALSHYAM KMA KTB 'ALY ALDZYN MN QBLKM L'ALKM TTQWN (S. ALBQRt, 2:183), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- kutiba 'alaikumush shiya-mu kama- kutiba 'alal ladzi-na ming qablikum la'allakum tattaqu-n (s. albaqarah), artinya: Hai orang-orang beriman, telah diwajibkan atasmu berpuasa, seperti telah diwajibkan atas mereka sebelum kamu, supaya kamu taqwa.

Taqwa yang memberikan bekas di dalam jiwa. Taqwa yang melahirkan potensi sifat-sifat yang baik, yang dapat menumbuhkan kemampuan untuk mengendalikan diri dari segi negatifnya penguasaan dan perebutan serta ketamakan dalam bidang harta dan ekonomi. Taqwa yang menumbuhkan potensi mengendalikan diri dari kecenderungan kepada demoralisasi. Taqwa mampu menghiasi tingkah laku kita dalam pergaulan sesama manusia.

Para Muttaqin, mereka yang senantiasa mensyukuri karunia ni'mat Allah dengan membayarkan zakatnya, mengeluarkan infaq dan sadaqahnya kepada kaum yang lemah, dhu'afa, fukara dan masakin di tengah-tengah manusia tamak egois. Mereka yang senantiasa terpelihara dari segala macam malapetaka. Bukankah taqwa yang akar katanya dibentuk oleh huruf-huruf : Waw, Qaf, Ya, berarti terpelihara? Mereka inilah yang menikmati 'IydulFithri. Mereka inilah yang telah mempunyai kemampuan menaburkan kegembiraan dan kebahagiaan di perladangan hidup ini. Allahu Akbar, alangkah ni'matnya 'IydulFithri.

Bulan Ramadhan telah ditentukan Allah sebagai penghulu dari segala bulan, bahkan penawar dan anti racun serta bisa yang dikandung oleh bulan-bulan yang lain. Bulan Ramadhan adalah perangkat yang sangat produktif. Dengan amal yang sedikit di dalamnya, Yang Maha Rahman menjanjikan pahala yang sangat banyak. Dikutip dari hadits-hadits Rasulullah SAW, jangankan bekerja keras membanting tulang, jangankan memperbanyak sujud dan ruku', bahkan tidur karena amat penat bagi orang yang berpuasa itu adalah ibadah, diam tiada kata sepatah karena menghindari kesia-siaan tutur itu adalah tasbih. Bila amal-amal itu bertepatan dengan Laylatu lQadr, maka pahalanya sudah lebih baik dari seribu bulan, 83 tahun 4 bulan;

Bulan Ramadhaan, bukankah di dalamnya itu dinuzulkan Al Qura-n menjadi:
-- HDY LLNAS WBYNT MN ALHDY WALFRQAN (S. ALBQRt, 2:185), dibaca: hudal linna-si wabayyina-tim minal huda- wal furqa-n, artinya: Petunjuk bagi manusia, keterangan nyata dari petunjuk itu dan Al Furqan.

Al Quran petunjuk bagi manusia bermakna bahwa manusia itu baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial membutuhkan petunjuk Al Quran, jika menginginkan kehidupan yang selamat di dunia menuju akhirat. Sebagai makhluk individu dibutuhkan petunjuk yang strategis yaitu 'Aqidah dan petunjuk yang taktis yaitu ajaran Akhlaq. Sebagai makhluk sosial di butuhkan petunjuk yang bersifat operasional yaitu Syari'at.

Al Furqan berasal dari akar kata yang dibentuk oleh Fa, Ra, Qaf, artinya membelah, memisahkan, ibarat pisau yang membelah sebuah bongkah menjadi dua bagian yaitu bagian positif (baik, benar) dengan yang negatif (buruk, salah). Al Furqan pemisah antara yang haq dengan bathil.

Al Quran dalam fungsinya sebagai Al Furqan berhubungan dengan petunjuk yang taktis, yaitu pembinaan akhlaq. Seorang muslim harus tahu betul mana yang positif, mana yang negatif, antara benar dengan salah, baik dengan buruk, adil dangan zalim, istiqamah dengan munafik, persaudaraan dengan perseteruan, rasa bersahabat dengan rasa benci, menyejukkan dengan meresahkan, sabar dengan beringas, sopan dengan brutal, ramah dengan vulgar, terpuji dengan tercela, rendah hati dengan arogan, membujuk dengan menterror, pemberani dengan pengecut, sikap peduli dengan masa bodoh, mau mendengar pendapat orang lain dengan memaksakan kehendak, tasamuh dengan tidak toleran, jujur dengan curang, ikhlas dengan ada pamrih, cermat dengan ceroboh, menolong dengan mencelakakan, bermanfaat dengan merugikan, membangun dengan merusak, menghormati dengan melecehkan, beradab dengan jahil, sikap tegar dengan cengeng, bila memilih alternatif menunduk bila memilih alternatif menanduk, bila memilih alternatif bersikap lembut yaitu kepada sesama Mu'min bila memilih alternatif bersikap keras yaitu terhadap orang kafir yang memusuhi Islam.

Rasulullah SAW bersabda:
Man qaama ramadhaana iymaanan wahtisaaban ghufira lahu taqaddama min dzanbihi, artinya: Barang siapa menegakkan Ramadhan dalam keadaan beriman dan introspeksi, maka diampuni dosanya yang telah lampau.

Menegakkan Ramadhan! Berpuasa dengan sungguh-sungguh! Introspeksi diri! Kita akan mendapatkan anugerah Allah yang tidak sedikit! Dosa kita akan diampuni Allah, itu artinya kita meninggalkan bulan Ramadhan memasuki 1 Syawwaal, kita bersih kembali, kembali ke fithrah semula, 'IydulFithri. Inilah makna Hari Raya 'Iyd, hari merayakan kemenangan yang telah kita capai. Hari Raya 'Iyd bukan harinya orang mampu saja. Tetapi hari Raya 'Iyd adalah bagi kita semuanya, yang menang dalam perjuangan sebulan lamanya, menegakkan Ramadhan secara bersungguh-sungguh. Allahu Akbar, alangkah ni'matnya 'IydulFithri.

***

Marilah kita masing-masing menengadahkan tangan, berdoa kepada Allah SWT:
"Ya Allah, kami bersyukur kepada Paduka, atas karunia Paduka, berupa suatu tanah air yang indah, subur, kaya, namun rakyatnya yang miskin ini. Ya Allah, terimalah ibadah puasa kami, peliharalah kami dari segala malapetaka yang menghadang di hadapan kami, utamanya terpelihara dari makan harta benda yang bukan hak kami. Kami semua ini adalah kaum dhu'afa, ummat yang lemah, berhadapan dengan kekuatan dan kekuasaan Paduka. Hanya Padukalah ya Allah tempat kami mengadu atas kelemahan kami. Kami berusaha menegakkan kalimat-kalimat Paduka, berupaya menegakkan Syari'at Islam. Al Quran adalah imam kami. Bantulah dan tunjukilah pemimpin-pemimpin kami, cerahkanlah jiwa dan rasio mereka sehingga dapat melihat, memandang dengan jernih bahwa hanya dengan penegakan Syari'at Islam negara kami terpelihara dari mushibah KKN . Peliharalah negara dan bangsa kami dari bencana anarki. Ya Allah, Paduka Maha Pengasih, Maha Penyayang, perkenankanlah doa kami". WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 1 Syawwal 1425 H(*)
-----------------------------
(*) Sesungguhnya ini ditulis pada 1 Syawwal 1425 H / 14 November 2004, tetapi karena pada tgl tersebut harian ini tidak terbit, maka di geser ke 21 November 2004.