1 Mei 2005

674. Antara Mustafa K Attaturk dengan Mulyana W Kusuma Jilid II

Bagi pembaca yang tidak sempat membaca Seri 673 ybl. berisi tentang pertanyaaan dan jawaban pengasuh kolom ini tentang Kemal Attaturk yang mudah sekali berputar haluan. Yang baru dijawab ialah Mustafa Kemal berpenampilan Muslim yang taat pada waktu Perang Kemerdekaan untuk menarik simpati ummat Islam, karena tanpa dukungan ummat dia bukanlah apa-apa, sebab orang Turki pada waktu itu identik dengan ummat Islam. Tidak ada persaan arogansi ke-Turkian dalam kalangan warga Khilafah. Turki, Arab, Kurdi, Albania, Yunani, Slav, diikat oleh ideologi "ummah", persaudaraan Islam. "Until the nineteenth dentury, the Turk thought of themselves primarily as Muslims; their loyalty belonged to Islam and not to the Ottoman state ........The Ottoman had no racial arrogance or exclusiveness, no insistence on "pure" Turkish descent. Islam was the entry reqiurements which open the door both to real power and to social status to Albanian, Greek, and Slav as well as to Kurd and Arab. [The Emergence of Modern Turkey, Bernard Lewis, Oxford University Press, 1961, pp 2 and 8]" Juga yang telah dijawab ialah dari mana ide Mustafa Kemal ttg reformasi anti-Islam, itu didapatkannya dari gurunya yaitu Ziya Gokalp. "In order to equal the European powers militerily and in the science and industry, our only road to salvation is to adopt Western civilization completely. [Turkish Nationalism and Western Civilization, Ziya Gokalp, New York, 1959, p.276]"

***

Yang tersisa belum dijawab yaitu, mengapa Mustafa Kemal begitu tega sampai hati melakukan Social Engenering yang keras dan kejam. Yang tersisa itulah yang disajikan dalam seri ini.

Bulan Desember 1686 di Salonika, kurang lebih 300 keluarga Yahudi menjadi Muslim Marrano (orang Yahudi yang memeluk Islam). Mereka secara terbuka menjalankan Syari'ah, akan tetapi secara rahasia tetap meneruskan ibadah dan tradisi Yahudi di rumah-rumah mereka (the Islamic Marranos continued to attend Jewish services secretly and observed certain Jewish customs in their homes). Inilah komunitas yang penting secara historis akar gerakan rahasia yang menjadi duri dalam daging dalam Khilafah. Gerakan rahasia yang dijuluki "doenmeh" (pembelot) ini melebar dengan pesat di Asia Minor. Dalam abad ke-19 grakan rahasia doemmeh ini sudah mencapai anggota sejumlah sekitar 20 000 orang. Salonika menjadi pusat gerakan rahasia ini. Tatkala tahun 1913 Salonika menjadi bagian dari Yunani, komunitas Marrano tetap di Salonika, namun pusat gerakan rahasia doenmeh berpindah ke Istanbul.

Banyak anggota dari gerakan rahasia doenmeh ini menjadi anggota Gerakan Turki Muda, dua orang di antaranya ialah Mustafa Kemal yang menjadi pimpinan Gerakan Turki Muda dan Djavid Bey (kemudian menjadi Menteri Keungan). Dalam Gerakan Turki muda banyak yang menentang kepemimpinannya dengan mempergunakan latar belakang "ke-doenmeh-nya, tetapi tidak berhasil. Mereka semuanya habis dieksekusi setelah Mustafa Kemal meraih kekuasaan. [Sumber: The Secret Jews, Joachim Prinz, 1973, pp. 111-122]

***

Itulah yang menyebabkan Mustafa Kemal sampai tega hatinya melakukan Social Engineering yang keras dan kejam. Ia dan rejimnya berasal dari komunitas doenmeh yang merasa bukan bagian dari komunitas "ummah", sebagaimana sumpah komunitas Morrano ini: "I shall not marry into a Muslim family nor maintain any intimate association with them, for they are to us an abomination and particularly their women." [The Secret Jews, Joachim Prinz, 1973]

Lagi pula secara pribadi Mustafa Kemal mempunyai temperamen tanpa belas kasihan, karena ia peminum. "He was drinking heavily. The drink stimulated him, gave him energy, but increased his irritability. Both in private and public he was sarcastic, brutal and abrupt. He flared up at the least criticism. He cut short all attempts to reason with him. He flew into a passion at the least opposition. He would neither confide in nor co-operate with anyone. When one politician gave him some harmless advice, he roughly told him to get out. When a venerable member of the Cabinet suggested that it was unseemly for Turkish ladies to dance in public, he threw a Koran at him and chased him out of his office with a stick." [Grey Wolf, Mustafa Kemal, An Intimate Study of a Dictator, H.C. Armstrong, 1934]

***

Perihal Mulyana W. Kusumah itu drastis berbelok haluan 180 derajat tidaklah analog dengan Mustafa Kemal. Firman Allah:
-- WLQD ADHL MNKM JBLA KRSYRA AFLM TKWNWA T'AQLWN (S. YS, 36:62) dibaca: walaqad adhalla mingkum jibillang katsi-ran afalam taku-nu- ta'qilu-n (s. ya-sin), artinya: Sesungguhnya setan itu menyesatkan banyak di antara kamu, tidakkah kamu memikirkannya?

Setan-setan itu anak buah Iblis. Waktu Mulayana masih di LSM Iblis ternyata belumlah mengutus anak buahnya untuk menyesatkan Mulyana. Nanti setelah Mulyana berkecimpung dalam perkara uang barulah Iblis mengutus anak buahnya yang pangkatnya cukup tinggi untuk menyesatkan Mulyana dan berhasil, yaitu secara faktual Mulyana mertangkap tangan memberi suap untuk menutup korupsi di KPU.

***

'Ala kulli hal, untuk mempelajari penterapan Syari'at Islam tidak ada gunanya melakukan studi banding ke Turki, terkecuali jika dimaksudkan hanya jalan-jalan saja, atau melakukan studi bagaimana caranya menjegal penegakan Syari'at Islam. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 1 Mei 2005