-- WLQD SHRFNA LLNAS FY HDzA ALQURAN MN KL MtSL FABY AKTsR ALNAS ALA KFWRA (S.ALASRY, 17: 89), dibaca: walaqad sharrafna- linna-si fi- ha-dzal qur.a-ni ming kulli matsalin faaba- aktsaran na-si illa- kafu-ran, artinya:
-- Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur'an ini tiap-tiap macam perumpamaan, namun kebanyakan manusia enggan (mengambil ibarat), (karena) mereka itu kafir.
Pengikisan tanah di lereng-lereng gunung oleh air bah yang mengalir dengan ganas disebut erosi. Di dalam Al Quran fenomena alam yang berupa erosi ini dinformasikan sebagai bahan bandingan perumpamaan untuk erosi amal sedekah seseorang.
-- YAsYHA ALDzYN AMNWA LA TBThLWA ShDQTKM BALMN WALADzY KALDzY YNFQ MALH RaAa ALNAS WLA YWaMNWA BALLH WALYWM ALAKhR FMtSLH KMTsL ShFWAN 'ALYH TRAB FAShABH WABL FTRKH ShLDA LA YQDRWN 'ALY SyYa MMA KSBWA WALLH LA YHDY ALQWM ALKFRYN (S. ALBQRt, 2:264), dibaca: ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- la- tubthilu- shadaqa-tikum bilmanni wal a-dza- kalladzi- yunfiqu ma-lahu- ria-an na-si wala- yu'minu- biLla-hi walyawmil a-khiri famatsaluhu- kamatsali shafwa-nin 'alayhi tura-bun faasha-bahu- wa-bilun fatarakahu- shaldan la yaqdiru-na 'ala- syaiim mimma- kasabu- waLla-hu la- yahdil qawmal ka-firi-na, artinya:
-- Hai orang-orang beriman, janganlah kamu batalkan amal sedekahmu, dengan cara menyiarkan (kepada umum) dan melukai perasaan (yang diberi sedekah), seperti cara menyumbang dengan penampilan (riya) dari orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhirat; adapun cara yang demikian itu ibarat batu karang licin yang di atasnya terdapat lapisan tanah diguyur oleh curahan hujan yang lebat yang memberikan bekas tanah hanyut dan tinggallah batu karang licin yang gundul, maka demikian pulalah keadaan amal sedekahnya hilang tidak ada yang tinggal.
Perbuatan batil diibaratkan sebagai buih dalam fenomena alam.
-- FASALT AWDYt BQDRHA FAhTML ALSYL ZBDA RABYA WMMA YWQDWN 'ALYH FY ALNAR ABTGhAa hLYt AW MTA'A ZBD MTsLH KDzLK YDhRB ALLH ALhQ WALBAThL FAMA ALZBD FYDzHB JFAa WAMA YNF'A ALNAS FYMKtS FY ALARDh KDzLK YDhRB ALLH ALAMTsAL (s. ALR'AD, 13:17), dibaca: fasa-lat awdiyatun biqadariha- fahtamaks sailu zabadar ra-biyan wamimma- yu-qidu-na 'alaihi finna-rib tigha-a hilyatin aw mata-'in zabzdun mitsluhu- kadza-lika yadhribu Lla-hul haqqa walba-thilun faammaz zabdu fayadzhabu jufa-an wamma- ma- yanfaqun na-sa fayamkutsu fil ardhi kadza-lika yadhribu Lla-hul amtsa-la, artinya:
-- maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Untuk penjelasan lebih lanjut perlu terlebih dahulu dibahas dua kata-kunci: syaithan dan rajm.
Syaithan; antara lain ialah pemimpin kaum munafiq yang memusuhi Nabi Muhammad SAW, seperti Firman Allah:
-- WADzA KhLWA ALA SyYTHYNHM QALWA ANA M'AKUM (S. ALBQRt, 2:14), dibaca: waidza- khalau ila- syaya-thi-nihim qa-lu- inna- ma'akum, artinya:
-- Dan ketika mereka berkhalwat (menyendiri) bersama setan-setan (pemimpin) mereka, mereka berkata kami bersama kalian.
Dalam hal ini setan-setan itu ialah anak buah iblis yang memusuhi Nabi Muhamamd SAW yang terdiri dari dua golongan dalam hal politik dan dalam hal perdukunan ramal-meramal.
Rajm; umumnya berarti melempar dengan batu. Kalau Al-Quran dijadikan kamus maka kata rajm berarti pula ramalan, ini dapat dilihat dalam ayat:
-- RJMA BALGhYB (S. ALKHF, 18:22), dibaca: rajman bil ghaybi, artinya:
-- meramal tentang yang ghaib
dan rajm berarti juga mengeluarkan umpatan, seperi ucapan ayah Ibrahim kepada Ibrahim AS. Ini dapat dilihat dalam ayat:
-- LARJMNKM (S. MRYM, 19:46), dibaca: laarjumannakum, artinya:
-- kuumpat engkau
Dan rajm juga berarti usir, yaitu setan atau iblis diusir Allah keluar dari alam malakut.
-- WLQD ZYNA ALASMAa ALDNYA BMShABh WJ'ALNHA RJWMA LLSyYThYN (S. AlMLK, 67:5), dibaca: walaqad dzayyannas sama-id dunya- bimasha-biha waja'alnaaha- rujumal lisysyaya-thi-ni, artinya:
-- Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan pelita-pelita dan Kami menjadikannya pelempar setan.
-- MN KhThF ALKhFThFt FATB'AH ShHAB TsAQB (S. ALShFAT, 37:10), dibaca: man khathifal khathfata faatba'ahu- shiha-bu tsa-qibun, artinya:
-- Bagi siapa (setan) yang menangkap tangkapan (di langit) maka ia segera dikejar oleh suluh api (tahi bintang) yang cemerlang.
Setan-setan anak buah iblis kontemporer berupa pemilik mesin perang satelit mata-mata yang mendata negeri-negeri Islam (seperti Aghanistan dan Iraq) dari atas angkasa, dalam rangka melumatkan negeri-negeri yang dibenci oleh setan-setan itu. Satelit mata-mata itu dikejar oleh tahi bintang berupa meteor-meteor yang terbakar karena bergesek dengan atmosfer bumi. Itu adalah fenomena alam sebagai perumpamaan perbuatan sesat dukun-dukun peramal yang ramalan dan umpatannya diusir oleh cahaya Islam yang yang mengusir kebohongan ramalan dan umpatan para dukun peramal tersebut.
Yang terakhir Firman Allah:
-- MTsL ALJNt ALTY W'AD ALMTQWN TJRY MN ThTHA ANHAR AKLHA DAaM WZhLHA TLK 'AQBY ALDzYN ATQWA AW 'AQBY ALKFRYN ALNAR (ALR'AD, 13:35), dibaca: matsalul jannatul lati- u'idal muttaqu-na tajri- min tahtaihal anha-r ukuluha- da-imuw wa'uqbal ka-firi-nan naari, artinya:
-- Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang taqwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai di bawahnya ; makanannya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula); itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.
Adapun surga itu tak terkira jauh lebih menyenangkan dari perumpamaan fenoma alam yang dijadikan pembanding. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 25 Desember 2005