2 April 2006

721. Teori Konspirasi

Biasanya, majalah TEMPO selalu menolak dengan sinis terhadap teori konspirasi jika itu diajukan oleh kalangan Muslim. Konspirasi dibalik serangan 9 September, ditolak. Konspirasi di balik kerusuhan Ambon-Poso, ditolak. Konspirasi Bisnis Konglomerat-CSIS di balik gerakan pemurtadan ummat Islam Indonesia, ditolak.. Sekonyong-konyong pada 9 Maret 2006 di ruang Diponegoro hotel Mandarin Jakarta yang adem, Bambang Harymurti pemimpin redaksi majalah TEMPO bersemangat mengkampanyekan sebuah teori konspirasi. Bambang termakan omongannya sendiri, ibarat melempar bumerang, sinis terhadap teori konspirasi, ujung-ujungnya berteori konspirasi juga. Menurut Bambang, segala usaha menggolkan RUU Anti Pornografi Pornoaksi (RUU-APP) semata-mata merupakan agenda politik tersembunyi Ikhwanul Muslimin dan Hizbut-Tahrir dari Timur Tengah, demi memaksakan nilai dan gaya hidup mereka di sana kepada bangsa Indonesia.

Sebelum melanjut, elok kiranya ungkapan "Timur Tengah" ini dikritisi. Kita ini di Indonesia, yang dimmksud dengan "Timur Tengah" bukankah itu di Barat? Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, artinya kepala menyatu dengan kaki. Bagi kita di sini "Timur Tengah" itu di barat. Jadi kalau kita bilang "Timur Tengah" berarti kepala dipenggal dipisah dengan tubuh yang berjejak di tanah Indonesia, kepala ditaruh di Amerika. Kaki berjejak di Indonesia, kepala menjunjung langit Amerika. Ummat Islampun dengan tidak sadar ikut memenggal kepalanya juga. Bagi ummat Islam, camkanlah Firman Allah:
-- YWQD MN SyJRt MBRKt ZYTWNt LA SyRQYt WLA GhRBYt (S. ALNWR, 24:35), dibaca:
-- yu-qadu min syajaratim muba-rakatin zaitu-natil la- syarqiyyatiw wala- gharbiyyatin, artinya:
-- (lampu) itu dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati, yaitu minyak zaitun yang (tumbuh) tidak di timur dan tidak di barat (S. Cahaya).

Maka "Timur Tengah" sangat patut dan logis diganti dengan "Kawasan Tengah".

Kita lanjutkan. Bambang yang lulusan Universitas Harvard, Amerika, mengatakan, "Kalau berbagai tayangan dan penerbitan porno itu menjadi sebab perkosaan dan lain-lain, tentu Skandinavia adalah kawasan yang tingkat perkosaannya paling tinggi. Tapi, Timur Tengah justeru yang tingkat perkosaannya paling tinggi. Selanjutnya Bambang dengan teori konspirasinya itu nyeleneh seperti berikut: Konspirasi itu mendorong pelaksanaan syariat Islam di negeri ini, seperti Taliban di Afghanistan. Saya menghawatirkan, potensi gerakan kekerasan jika RUU ini diberlakukan."

Teori yang absurd ini ini diamini oleh Leo Batubara, salah satu Ketua Dewan Pers, yang berbulan-bulan ini sangat bersemangat membela majalah porno Playboy Indonesia agar boleh terbit di sini. "Saya tidak suka multiparty system, tapi saya suka multi-posision (dalam melakukan
hubungan seks)," katanya. "Dari mana saya dan istri saya bisa belajar posisi-posisi itu kalau bukan dari media porno?"

***

Kita buat juga tandingan teori konspirasi. Yang berdiri di belakang gerakan anti RAA-APP adalah sama dengan konspirasi di belakang kartun penghinaan Nabi Muahammad SAW, yaitu Zionis Amerika seperti yang telah termaktub dalam Seri 715. Ini saya kutip dari Seri 715 tersebut:

Saya melihat masalah kartun Denmark ini tidak terlepas dari continuous warfare yang sedang dijalankan oleh pihak Zionis Amerika. Kenapa justru munculnya penghinaan ini dari Denmark dan Eropa. Bukan dari Amerika dan Inggris? Kenapa melalui media? kartun? bukannya suatu yang DI LUAR media. Media dunia identik dengan kekuasaan Zionis, yang saat ini sedang bercokol di Amerika. Inilah senjata yang sedang mereka pakai dalam continuous warfare terhadap kita. Kartun Denmark tidak ubahnya, dan satu paket, dengan Playboy Indonesia, dan upaya barat membeli media-media Indonesia. Amerika bisa tampil bak pahlawan, karena dia bukan culprit yang menerbitkan kartun, meski sesungguhnya mereka juga yang ada dibelakang (media) itu. Rakyat Eropa yang pada saat serbuan ke Iraq & Afghanistan, berada dalam posisi pasif (dan sebagian justru anti Amerika), kini diterpaksakan (fait a compli) oleh kartun ini dan kemudian diserang oleh negara2 Islam, untuk sharing pandangan orang-orang Zionis Amerika bahwa "Muslim memang common enemy".

Pada November 1875, pusat gerakan Zionis di Inggris, Fremasonry (di Belanda Vrijmetselarij), mengutus Madame Blavatsky -demikian Helena Balavatsky biasa disebut- ke New York. Sesampainya di sana, Blavatsky langsung mendirikan perhimpunan kaum Theosofi. Sejak awal, organisasi kepanjangan tangan Zionis-Yahudi ini, telah menjadi mesin pendulang dolar bagi gerakan Freemasonry-Vrijmetselarij. Zionisme itu merancang juklatnya dengan menyebarkan faham-faham yang bermacam-macam. Faham yang mereka tebarkan berbeda dari masa ke masa. Suatu waktu menebar faham Theosofi, suatu waktu menebar dwitunggal: atheisme-komunisme, agnostik-sosialisme, suatu waktu melancarkan tiga-sejoli sekularisme-liberalisme-kapitalisme.

Di luar Amerika, misalnya di Hindia Belanda (setelah merdeka menjadi Indonesia), Blavatsky dikenal sebagai propagandis utama ajaran Theosofi. Pada tahun 1853, saat perjalanannya dari Tibet ke Inggris, Madame Blavatsky pernah mampir di Batavia (Betawi, Jakarta). Selama satu tahun di Batavia, ia mengajarkan Theosofi kepada para elit kolonial dan masyarakat Hindia Belanda.

Sejak itu, Theosofi menjadi salah satu ajaran yang berkembang di Indonesia. Sikap ajaran Theosofi bertitik tolak pada asumsi dasar yaitu menganggap semua ajaran agama itu sejajar, sehingga Theosofi itu memungut dari semua agama yang dianggapnya benar. Salah satu metamorphosis dari kaum Thesofi di Indonesia ialah kelompok yang menamakan diri Islam Liberal, dengan asumsi yang tetap, tidak berubah, bertitik tolak pada asumsi dasar yaitu menganggap semua ajaran agama itu sejajar, yang melahirkan Fiqh Lintas Agama. Diminta kesabaran pembaca menuggu Seri 722 yang insya-Allah akan disajikan pada hari Ahad pekan depan. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 2 April 2006