10 September 2006

744. Masalah Pengayaan Uranium Iran

Firman Allah:
-- WADzA QYL LHM LA TFSDWA FY ALARDh QALWA INMA NhN MShLhWN (S. ALBQRt, 2:11), dibaca:
-- waidza- qi-la lahum la- tufsidu- fil ardhi qa-lu- innama- nahnu mushlihu-n, artinya:
-- Apabila dikatakan kepada mereka: janganlah kamu merusak di atas bumi, maka mereka berkata: sesungguhnya kami berbuat kebajikan.

Jika dihitung-hitung, tak ada negara yang begitu besar "menyumbangkan" kerusakan dan kehancuran kehidupan manusia seperti Amerika. Tudingan AS bahwa program nuklir Iran berbahaya karena akan digunakan untuk membuat senjata nuklir, itu tidak beralasan, oleh karena AS sendiri sebenarnya sedang mengembangkan program nuklirnya dan mentargetkan hasil ratusan hulu ledak nuklir tiap tahunnya. Begitu juga dengan Amerika Kecil di Kawasan Tengah, yaitu Israel, program nuklir negara ini bahkan tidak pernah diributkan AS seperti AS meributkan program nuklir Iran.

Sebuah tempat di wilayah Nevada hingga terusan sungai Savannah di South Carolina bisa jadi kini adalah daerah paling berbahaya. Pasalnya, nama daerah ini disebut-sebut akan menjadi kompleks percobaan senjata nuklir yang mulai digencarkan kembali oleh Presiden Goerge W. Bush. Proposal yang diajukan oleh Bush pada kongres Amerika tak tanggung-tangung besarnya. Senilai 320 juta dolar Amerika, dianggarkan untuk pembangunan sumber plutonium baru. Ini belum termasuk 40 juta dolar yang ditujukan untuk pembangunan pabrik yang diharapkan akan menghasilkan 500 rudal berhulu ledak nuklir setiap tahunnya. Ditambah dana sebesar 135 juta dolar untuk produksi tritium, salah satu bahan nuklir yang sudah lebih dari dua dekade terakhir tak lagi diproduksi oleh dunia.

Menurut salah seorang pengamat teknologi nuklir yang juga seorang ilmuwan, Robert Civiak, pemerintahan Amerika setidak-tidaknya akan mengeluarkan dana sebesar 2,5 trilyun dolar mulai tahun 2001 hingga tahun 2008 untuk program nuklirnya. Setidaknya pemerintah Amerika, dengan dana sebesar itu, ingin memproduksi 500 pucuk hulu ledak nuklir setiap tahunnya," ujar Civiak menganalisa. Lebih lanjut Civiak mengatakan, jika hal itu terjadi, maka Amerika telah melanggar Perjanjian Moskow yang berisi tentang pembatasan jumlah produksi senjata nuklir dengan Rusia. Perjanjian Moskow yang telah disepakati dengan Rusia tersebut telah menghancurkan sekitar 60% senjata nuklir di seluruh dunia.

Senjata nuklir yang mulai digencarkan kembali oleh Presiden Goerge W. Bush seperti disebutkan di atas itu secara psikologis, karena bercermin pada yang ada di benaknya sendiri, itulah yang menyebabkan kecurigaan Bush terhadap aktivitas pengayaan Uranium Iran. Hari Rabu 6 September 2006 Ahmadinejad menyebut prasangka Bush atas program nuklir Iran sebagai sumber kecemasan AS: "Sebenarnya masalah anda terletak pada pemikiran bahwa nuklir dan senjata kimialah yang menjadikan anda hebat. Inilah akar semua masalah dan perang," kata Ahmadinejad. Padahal menurut Ahmadinejad, sebuah bangsa tidak perlu senjata nuklir untuk membela dirinya. Yang diperlukan adalah mental kuat bangsa itu sendiri.

Itu bukan cuma omong doang (Omdo). Hingga saat tulisan ini ditulis, latihan militer besar-besaran Iran mulai sejak 19 Agustus 2006 masih berlangsung. Menyusul keberhasilan mereka meluncurkan sistem pertahanan udara baru dan beberapa rudal canggih buatan dalam negeri, militer Iran kembali sukses menguji-cobakan bom kendali laser terbaru. Sayang sekali semua rudal canggih itu sukses mengenai sasarannya. Dikatakan sayang sekali, mengapa tidak ada satu biji saja yang gagal, yang menyimpang dari sasarannya lalu menghunjam di laut sebelah barat Tel Aviv. Betul pula apa yang dikatakan Ahmadinejad tentang yang diperlukan adalah mental kuat bangsa itu sendiri, seperti disebutkan di atas. Itu terbukti, tentara Israel yang memiliki 200 hulu ledak nuklir malah lari pontang-panting ketika "dilempari" roket dan kalah telak dalam pertempuran darat. Yang berani mereka lakukan hanya menggunakan pesawat untuk menjatuhkan bom-bom ke berbagai desa dan kota, membunuh rakyat sipil, termasuk perempuan dan anak-anak tak berdosa. Setiap kali ada pertempuran sengit dan posisi Hizbullah kritis, organisasi militer ini mengirim pemberitahuan resmi ke Iran, meminta diadakan majelis doa Jausyan-Shaghir (jausyan=pakaian perang shaghir=kecil) . Dan, berbagai majelis doa pun digelar. Orang-orang Iran menangis tersedu-sedu membaca doa yang berisi harapan agar Allah melindungi kaum Muslimin dari bahaya itu. Tak lama kemudian datang kabar bahwa Hizbullah memenangkan pertempuran itu.

***

Teheran, telah berulangkali bersikeras menyatakan bahwa program nuklir itu hanya untuk maksud damai saja sehingga sebagai yang ikut menanda-tangani nuclear Non-Proliferation Treaty, (NPT, Pakta Non-Pembiakan) , itu adalah hak sepenuhnya bagi Iran untuk melakukan pengayaan Uranium. Berhubungan dengan perkara AS yng dengan getol mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera menjatuhkan sanksi atas Iran, maka Jubir Kementerian Luar Negeri Hamid Reza Asefi menyatakan: "Sanction would be more harmful to them (the West) than for us. We have been under informal sanction since the 1979 Islamic revolution and we can deal with the consequences by planning." (Sanksi lebih membahayakan bagi mereka (Barat) ketimbang atas kami. Kami telah mengalami sanksi informal sejak Revolusi Islam tahun 1979 dan kami bisa menanggulangi konsekwensi sanksi itu dengan perencanaan) .

Iran menyatakan bahwa penghentian pengayaan Uranium tidak masuk dalam agenda. "The issue of suspension means returning to the past. It is not on the agenda of the Islamic republic of Iran." (Isu tentang penghentian berarti kami mundur ke belakang. Itu bukanlah agenda dari Republik Islam Iran). Pernyataan itu untuk merespons Paket Insentif yang disodorkan oleh (5 + 1) yaitu lima anggota tetap dan satu yang tidak tetap anggota Dewan Keamanan, yaitu Inggris, Cina, Preancis, Rusia, AS ditambah Jerman.

"We still believe the issue must be settled through negotiations. We will decide based on the country's interests. We will not give up this technology under pressure and threats," said Asefi. ("Kami masih yakin bahwa isu tersebut harus diselesaikan melalui perundingan- perundingan. Kami akan memutuskan berdasar atas kepentingan negeri. Kami tidak akan menyerah teknologi ini di bawah tekanan dan ancaman," ujar Asefi). Iran bersikeras menolak prasyarat untuk perundingan dan itu adalah satu-satunya jalan untuk memecahkan Masalah Pengayaan Uranium Iran.

'Ala kulli hal, asal tahu saja, Pemerintah RI dalam hal Masalah Pengayaan Uranium Iran ini, sudah berani mengatakan TIDAK kepada AS, menyusul perintah Presiden SBY kepada TNI yang akan dikirim bertugas ke Libanon, untuk tidak melucuti persenjataaan Hizbullah, sebagaimana dikehendaki oleh AS supaya pasukan PBB melucuti Hizbullah. Menteri Luar Negeri Hassan Wirayuda menegaskan akan melindungi Iran dalam program pengembangan tenaga nuklirnya. Indonesia yakin proyek nuklir Iran tidak membahayakan perdamaian dunia. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 10 September 2006