26 November 2006

755. Najasi dari Habasyah vs Rombongan dari Najran

Hari Sabtu, 11 November 2006, saya menghadiri upacara Milad (Dies Natalis) XLI Universitas Islam Negeri Alauddin dan Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap Prof.DR.H.Ahmad M Sewang, MA. Sebelumnya, 9 November dalam acara halalbihalal (menurut Prof.Ahmad Sewang penulisan yang baku kata itu harus dituliskan bersambung) di IMMIM meminta kepada saya untuk memberi umpan balik nanti dalam hubungannya dengan isi Pidato Pengukuhan beliau dua hari yang akan datang itu. Adapun Pidato Pengukuhan Guru Besar tsb., yaitu Hubungan Antarumat Beragama di Masa Nabi Muhammad SAW (Bahasan Buku Sirat Nabawiyah Ibn Hisyam).

Saya kutip halaman 19-23:

Dialog Ja'far ibn Abi Talib dengan Najasi.
Ketika kaum Quraisy mengetahui bahwa sebagian kaum Muslim hijrah ke negeri Habsyah, maka mereka mengutus dua orang, Amr ibn As dan Umarah ibn al-Walid, untuk mempersembahkan beberapa hadiah dengan harapan agar orang-orang yang berhijrah itu diekstradisi. Najasi berkata kepada keduanya. "Aku tidak akan menyerahkan kepada mereka, sebelum saya mengundang dan melakukan konfirmasi kepada mereka." Ummu Salamah mengemukakan jawaban Ja'far sebagai pimpinan Muhajirin atas pertanyaan Najasi.

Keterangan Ja'far ibn Abi Talib itulah yang mempengaruhi Najasi untuk memberikan perlindungan keamanan kepada para Muhajirin. Sekalipun demikian , utusan Quraisy tadi tetap berusaha mempengaruhi Najasi bahwa ajaran Muhammad sesungguhnya menghina dan merendahkan Nabi Isa dan ibunya, Maryam. Mendengar penyampaian utusan Quraisy tersebut , maka raja meminta agar Ja'far menjelaskan tentang pandangan Islam terhadap Nabi Isa dan ibunya. Ja'fa rkemudian membacakan QS Maryam (19): 30-33,
QAL ANY 'ABD ALLH aATNY ALKTB WJ'ALNY NBYA 30 WJ'ALNY MBARKA AYN MA KNT WAWShNY BALShWt MA DMT hYA 31 WBRA BWALDTY WLM YJ'ALNY hBARA SyQYA 32 WASLAM 'ALY YWM WLDT WYWMAB'ATs Hya 33 (transliterasi huruf demi huruf) 30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku Ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan dia menjadikan aku seorang nabi, 31. Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; 32. Dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan Aku seorang yang sombong lagi celaka. 33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku dilahirkan, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali".

Ummu Salamah menceritakan bahwa mendengar Alquran dibacakan, Al-Najasi menangis hingga janggutnya basah oleh air mata. Para uskup juga menangis hingga air mata mereka membasahi mushaf-mushaf mereka, ketika mendengar apa yang dibacakan pada mereka. Kemudian Najasi mengambil sebatang tongkat dan menggoreskannya ke tanah. Dengan gembira Najasi berkata. "Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya tidak lebih dari garis ini."

***

Selanjutnya saya kutip halaman 34-35:

Di antara delegasi itu terdapat mereka yang sudah memeluk agama Kristen yang berasal dari Najran, tinggal di Jazirah Arabia bagian selatan. Wilayah tersebut termasuk bagian kekuasaan Byzantium. Rombongan mereka 60 orang yang dipimpin oleh Abdul Masih, Abu Al-Harif ibn Alqamah dan Ibn a-Harit.

Rombongan dari Najran tersebut diterima Nabi di Masjid Madinah, sebagian menginap di masjid itu dan sebagian lainnya di rumah sahabat. Mereka tinggal beberapa hari, bahkan sempat melakukan kebaktian di Masjid Nabawi. Selama di Madinah terjadi dialog antara Nabi dan pimpinan delegasi tersebut. Ada beberapa perbedaan antara Nabi dan mereka berkaitan dengan teologis, terutama menyangkut dengan Nabi Isa. Perbedaan itulah yang kemudian menjadi latar belakang turunnya QS Ali 'Imran (3): 59-61.
(Untuk menghemat ruangan ayat aslinya tidak ditransliterasi, langsung artinya saja-HMNA-):

59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, Kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.
60. (Apa yang telah kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.
61. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; Kemudian marilah kita bermubahalah( *) kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.

______________________
(*) Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani-HMNA-

***

Inilah umpan balik dari saya.

Flavius Valerius Aurelius Constantinus (280 - 337) M, Roman emperor (306 - 377) M. Persuaded to adopt Chritianiy, became sole Emperor of the West (312) M; called the great Council of Nicaea (325) M at which Nicene Creed was adopted. [Webster's Biographical Dictionary, Spring field, USA, pg. 342]. The Creed of Nicaea: "We believe in one God the Father, Almighty, maker of all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of the Father; God from God, light from light, Very God from Very God".." (The History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). Creed ini menguatkan doctrine Athanasius, di mana dalam council doctrine Athanasius memenangkan secara mayoritas doctrine Arius Alexander bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur keistimewaan yang tetap ada di dalam Tuhan, yang merupakan kekuatan yang kekal dengan unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yang diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi.

Penganut doctrine Athanasius kemudian dikenal dengan Trinitarian Christian yang mayoritas sampai sekarang, sedangkan doctrine Arius dikenal dengan Unitarian Christian, yang sekarang merupakan golongan minoritas, yaitu ummat Qibthi (Copti) di Mesir. Secara teologis Unitarian Christian ini sangat dekat dengan ajaran Islam, seperti yang didemontrasikan oleh Najasi sebagai garis sambil berkata: "Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya tidak lebih dari garis ini." Ini menunjukkan bahwa Najasi penganut doctrine Arius Alexander. Sedangkan para delegasi dari Najran adalah pengatut Trinitarian Chistian, sehingga secara teologis tidak bisa ketemu dengan ajaran Islam, yang menjadi asbabun nuzul, latar belakang turunnya ayat tentang mubahalah. Wallahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 26 November 2006