5 September 2010

939 Laylat al-Qadr, Al-Quran itu Qadim Atau Makhluq, dan Masalah Ejaan

Barsihannor (B) dan Wahyuddin Halim (WH) dalam Harian Fajar rubrik Opini berturut-turut edisi 27-8 dan 31-8-2010 masing-masing menulis,
B: Bahwa Allah memilih Ramadan sebagai waktu turunnya lailat al-qadar, dan lailat al-qadar tidak mesti dicari.
WH: Lailatulkadar tidak harus di likur terakhir Ramadan, dan saat pasti lailatulkadar turun menjadi misteri.
 
Koreksi: laylat al-qadr tidak turun, melainkan yang turun adalah Al-Quran,  malaikat dan ruh (Jibril) pada laylat al-qadr. Ini dalilnya: AN ANZLNH FY LYLt ALQDR. TNZL ALMLaKt W ALRWh FYHA (S ALQDR, 97:1,4), dibaca: innaa anzalnaahu fy lailatil qadri. tanazzalul malaaikatu war ruwhu fiyhaa, artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada laylat al-qadr . Turun malaikat dan ruh (Malaikat Jibril) di dalamnya. Hu (nya) dalam ayat 1 menunjuk Al-Quran dan haa (nya) dalam ayat 4 menunjuk laylat al-qadr. 
 
Comment: Liberal nian pendapat B dan WH, akal mereka keduanya diposisikan mengatasi sabda Nabi Muhammad SAW: "Taharraw laylata l-qadri fil 'asyril awaakhir min ramadhaan" (HR Bukhariy), artinya: Carilah laylat al-qadr pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.
 
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Carilah", B bilang: "tidak mesti dicari." Nabi Muhammad SAW bersabda: "Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan," WH bilang: "Tidak harus di likur terakhir Ramadan."
 
B dan WH keduanya mnganggap dirinya lebih pintar dari Nabi Muhammad SAW. Boleh-boleh saja bebas, tetapi jangan kebablasan. Berpendapat mesti dikontrol Nash, tidak boleh MENEMBUS Nash. Secara matematis, Nash merupakan asymptote dari sebuah kurva. Rektor UIN Alauddin Makassar harus bertanggung jawab perihal kebebasan liberal para dosen UIN Alauddin Makassar ini, yang menganggap diri mereka lebih pintar dari Nabi Muhammad SAW. Qulil haqqa walau kaana murran, katakanlah kebenaran itu walaupun pahit.
***
Firman Allah SWT:
-- YSM'AWN KLM ALLH (S.ALBQRt, 2:75), dibaca: yasma'uwna kalaama Llaah, artinya:
-- mendengar Kalam Allah
 
-- ANA ANZLNH QRANA 'ARBYA (S>YWSF, 12:2), dibaca: innaa anzalnaahu qur.aanan 'arabiyyan, artinya:
-- Sesungguhnya Kami turunkan Al-Quran dalam bahasa Arab
 
KLM ALLH = bahasa Allah
QRANA 'ARBYA = Al-Quran itu bahasa Arab
 
Jadi Allah sendiri yang berfirman, bahwa KLM ALLH = bahasa Allah = bahasa Arab.
 
Diagram di bawah menjelaskan bahasa Allah ditransfer menjadi Al Quran dalam bahasa Arab.
 
                                  +========+
    bahasa Allah----->  | Al-Quran  |----->bahasa Arab 
                                  +========+
 
Disebelah kiri kotak berupa wahyu, qadim, bukan Makhluq, sebelah kanan kotak adalah Makhluq berupa getaran tali suara manusia merambat melalui udara menggetarkan selaput gendang telinga ditransfer menjadi pulsa elektris yang diteruskan oleh saraf ke otak diproses secara musykil, lalu terdengarlah suara orang melantunkan Al-Quran dalam bahasa Arab. Alhasil Laisa kamitslihi syai'un (tidak ada sesuatupun padanannya) tetap berlaku dan juga sekaligus menjelaskan pertentangan yang sengit apakah A-Quran itu Makhluq atau bukan. Imam Hambali melihat sebelah kiri kotak, kaum Mu'tazilah melihat sebelah kanan kotak. Jadi Imam Hambali vs kaum Mu'tazilah, kedua pihak benar, terjadi perbedaan pendapat berlatar belakang cara pandang, satu pihak melihat ke kiri kotak dan pihak yang lain melihat sebelah kanan kotak.
 
Seperti diketahui Imam Hambali berada di zaman kekuasaan kaum Mu'tazilah yang berpendapat bahawa Al-Quran itu adalah Makhluq. Pada masa itu satu-satunya ulama yang berani dan keras berpendirian bahawa "Al-Quran itu bukan Makhluq, tetapi ia adalah Kalamullah," ialah Imam Hambali. Beliau adalah satu-satunya ulama ketika itu yang berani membantah. Beliau ditangkap dan dihadapkan ke hadapan Sultan Al-Makmun. Beliau diadili lalu dimasukkan ke dalam penjara disertai hukuman cambuk. Ketika cambuk yang pertama singgah di punggung beliau, beliau mengucapkan "Bismillah." Ketika cambuk yang kedua, beliau mengucapkan "La haula walaa quwwata illaa billah". Ketika cambuk yang ketiga kalinya beliau mengucapkan "Al-Quran kalaamullahi ghairu makhluq" (Al-Quran adalah kalam Allah bukan Makhluq). Dan ketika pada pukulan yang keempat, beliau membaca surah At-Taubah ayat 51. "Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang ditetapkan oleh Allah bagi kami ." Sehingga seluruh badan beliau mengalir darah merah.
 
***
 
Dari segi ejaan:
KLM ALLH, Lam dibaca panjang, namun antara Lam dengan Mim tidak ada Alif. Di mana rahasianya ? Mari kita terapkan sistem kontrol keterkaitan matematis angka 19:
 
  Tabulasi surah-surah yang mempunya persekutuan Alif-Lam-Mim
  ====================================================
    No.    Nama                           Jumlah huruf
  Surah   Surah         Mim    Lam    Alif   Alif,Lam,Mim
  ====================================================
      2   alBaqarah      2195   3204   4592      9991
      3   Ali 'Imraan     1251  1885   2578      5714
      7   alA'raaf          1165  1523   2572      5260
     13   alRa'd             260    479     625      1364
     29   al'Ankabuwt   347    554     784      1685
     30   alRuwm          318    396      545      1259
     31   Luqmaan        177    298      348        823
     32   alSajadah       158    154      268        580
                --------------------------------------------------
                Jumlah     5871  8493  12312     26676  = 1404 x 19
 
Kalau dalam ayat [2:75] KLM dipasang Alif menjadi KLAM, maka tabulasi di atas itu kelebihan satu Alif, sehingga jumlahnya Alif+Lam+Mim menjadi 26677, ini tidak habis dibagi 19.
 
WaLlahu a'lamu bisshawab.
 
*** Makassar, 5 September 2010