Ini saya petik dari milis (mailing list) wanita-muslimah:
----- Original Message -----
From: "Lina" <linadahlan@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, October 08, 2010 13:00
Subject: [wanita-muslimah] Tanya: Terjemahan "syubbiha lahum" dalam QS 4:157
----- Original Message -----
From: "Lina" <linadahlan@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, October 08, 2010 13:00
Subject: [wanita-muslimah] Tanya: Terjemahan "syubbiha lahum" dalam QS 4:157
Assalamu'alaikum Pak Chodjim, Abah HMNA, dan Mas Muiz...and all WM milisser...,
Numpang tanya, terjemahan yang pas kata "syubbiha lahum" dalam QS 4:157 itu apa sih bhs Indonesianya? Apakah terjemahan yang ada,"tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka" ini sudah tepat?
Terimakasih sebelomnya yak....
wassalam,
Lina
Lina
Jawaban saya (HMNA)
Diskusi dengan S2P ttg Syubbiha lahum
Catatan:
Ada dua kemungkinan,
pertama, S2P adalah Muslim yang terpengaruh pada "penafsiran" Qadiyanisme;
kedua, S2P adalah penganut Qadiyanisme, di mana faham ini menterjemahkan wa maa qataluuhu wa maa shalabuuhu, "tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya sampai mati". Qadiyanisme dengan demikian berpendapat bahwa Nabi Isa AS sudah sempat dipakukan di palang salib namun diturunkan dalam keadaan hidup. Syubbiha dimaknakan disamarkan kematian Isa di palang salib.
Diskusi dengan S2P ttg Syubbiha lahum
Catatan:
Ada dua kemungkinan,
pertama, S2P adalah Muslim yang terpengaruh pada "penafsiran" Qadiyanisme;
kedua, S2P adalah penganut Qadiyanisme, di mana faham ini menterjemahkan wa maa qataluuhu wa maa shalabuuhu, "tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya sampai mati". Qadiyanisme dengan demikian berpendapat bahwa Nabi Isa AS sudah sempat dipakukan di palang salib namun diturunkan dalam keadaan hidup. Syubbiha dimaknakan disamarkan kematian Isa di palang salib.
Kalau kemungkinan kedua yang benar, maka saya barulah menjumpai penganut Qadiyanisme yang enak dijadikan lawan diskusi tidak seperti MAS dan penganut Qadianisme yang lain-lain, yang selalu dibumbui sikap emosional dengan cacian dan hujatan.
Karena ruang terbatas, teks diskusi dipetik yang intinya saja. Yang berminat membaca teks diskusi yang lengkap silakan baca di wanita-muslimah@yahoogroups.com no.149180.
***
S2P
Kita fokus saja pada mentafsirkan Q 4:157, OK?
Kita fokus saja pada mentafsirkan Q 4:157, OK?
Seharusnya Syubbiha tersebut merefer pada kata-kata sebelumnya, tidak mungkin dikaitkan dengan kata setelahnya. Pemahaman anda tentang ayat itu juga hambar, karena anda tidak mengetahui persis latar belakangnya seperti yang ada tercatat dalam Bibel, misalnya anda tidak menyadari persis dimana letak bangganya orang-orang Israel mengaku telah membunuh Isa.
Terjemahan yang saya kutip: but so it was made to appear to them, TAPI SEPERTI ITULAH DITAMPAKKAN BAGI MEREKA.
Terjemahan yang saya kutip: but so it was made to appear to them, TAPI SEPERTI ITULAH DITAMPAKKAN BAGI MEREKA.
HMNA:
Q 4:157 menunjukkan orang Yahudi bangga karena menyangka telah menyalib Isa, namun dalam hati kecil mereka kebanggaan itu bercampur keraguan.
Q 4:157 menunjukkan orang Yahudi bangga karena menyangka telah menyalib Isa, namun dalam hati kecil mereka kebanggaan itu bercampur keraguan.
Mengenai terjemahan yang S2P kutip, dalam bahasa aslinya tidak ada itu kata it. Syubbiha lahum = disamarkan bagi mereka.
S2P:
Kata 'disamarkan' hanyalah predikat yang membutuhkan Subyek, dalam bahasa Inggris subyek itu adalah 'it'.
Kata 'disamarkan' hanyalah predikat yang membutuhkan Subyek, dalam bahasa Inggris subyek itu adalah 'it'.
HMNA:
Lalu yang disamarkan itu diri Jesus atau kematian Jesus? Itu dijelaskan dalam ayat berikutnya: lafiy syakkin minhu = di dalam syak (ragu) tentang dia, hu kata ganti ketiga tunggal laki-laki, menunjuk Isa himself.
Lalu yang disamarkan itu diri Jesus atau kematian Jesus? Itu dijelaskan dalam ayat berikutnya: lafiy syakkin minhu = di dalam syak (ragu) tentang dia, hu kata ganti ketiga tunggal laki-laki, menunjuk Isa himself.
S2P:
Nah disini kita harus menelaah agak mendalam. disini tidak cukup hanya kemampuan menterjemahkan pak HMNA. Saya melihat begini:
Nah disini kita harus menelaah agak mendalam. disini tidak cukup hanya kemampuan menterjemahkan pak HMNA. Saya melihat begini:
Ternyata yang diragukan dlm hal ini adalah siapakah diri Isa (himself)? Yaitu apakah orang yg mereka sdh gantung itu mesias itu atau bukan. Karena sebagian mereka bersaksi bahwa Isa itu orang benar. Diantara para imam sendiri berbeda pendapat tentang siapa Isa ini.
menyalib = menghilangkan nyawa seseorang dengan cara menggantungnya di tiang salib sampai ia mati disitu.
HMNA:
ShLBWH (shalabuuhu) ini bahasa Al-Quran akar katanya Shad-Lam-Ba artinya menyalib tanpa embel-embel sampai mati. Btw, S2P membubuhkan embel-embel sampai mati itu referensnya dari kamus mana?
S2P:
Bukan dari kamus.... Ia Raja Israel? Baiklah ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadanya (Mt 27:42).
ShLBWH (shalabuuhu) ini bahasa Al-Quran akar katanya Shad-Lam-Ba artinya menyalib tanpa embel-embel sampai mati. Btw, S2P membubuhkan embel-embel sampai mati itu referensnya dari kamus mana?
S2P:
Bukan dari kamus.... Ia Raja Israel? Baiklah ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadanya (Mt 27:42).
Perhatikan perkataan diatas, kalau Isa turun dari salib itu, mereka akan percaya.
Walaupun dia sudah tergantung disitu, tapi kalau dia bisa turun dalam keadaan hidup, maka dia tidak terhitung tersalib, dlm arti dia tidak terhitung terkutuk.
Ingat, tujuan mereka adalah membuktikan Isa palsu dengan memperlihatkan dia mati tergantung di tiang kepada semua orang yang hadir. karena yg mati tergantung adalah orang terkutuk.
HMNA:
Interpretasi S2P melenceng karena berdasarkan asumsi "Isa disalib untuk membuktian beiau palsu atau tidak". Padahal sesungguhnya perbuatan menyalib itu adalah hukuman. Interpretasi S2P ini yang memahamkan Al-Quran tidak secara langsung, melainkan melalui terjemahan, ternyata melenceng dari maksud sebenarnya dari ayat.
Interpretasi S2P melenceng karena berdasarkan asumsi "Isa disalib untuk membuktian beiau palsu atau tidak". Padahal sesungguhnya perbuatan menyalib itu adalah hukuman. Interpretasi S2P ini yang memahamkan Al-Quran tidak secara langsung, melainkan melalui terjemahan, ternyata melenceng dari maksud sebenarnya dari ayat.
Isa tidak disentuh salib [4:157]
waqawlihim = Dan dikatakan oleh mereka
innaa qatalnaa = sessungguhnya kami membunuh
al-Masiiha 'iisaa bna Maryama = al-Masih 'Isa anak Maryam
rasuwla llaahi = utusan Allah
wa maa qataluuhu = dan tidak mereka bunuh dia
wa maa shalabuuhu = dan tidak mereka salib dia
walaakin = melainkan
syubbiha lahum = disamarkan bagi mereka
wa inna lladziina = dan sesungguhnya yaitu
ikhtalafuu fiihi = mereka berselisih faham tentang dia
lafii syakkin minhu = di dalam syak tentang dia
maa lahum bihi = tiadalah bagi mereka atas dia
min 'ilmi = dari mengetahui
illa ttibaa'a zhzhanni = kecuali mengikuti persangkaan
wa maa qataluuhu yaqiinan = dan tidak mereka membunuh dia dalam keadaan yakin
syubbiha lahum = disamarkan bagi mereka
lafii syakkin minHU = di dalam syak (ragu) tentang dia
HU kata ganti ketiga tunggal laki-laki, menunjuk Isa himself
Jadi yang disamarkan bagi mereka ialah Isa him self,
artinya yang disamarkan itu bukan hal kematian Isa, sebab kalau itu yang dimaksud, maka harus redaksionalnya:
lafii syakkin minHAA.
innaa qatalnaa = sessungguhnya kami membunuh
al-Masiiha 'iisaa bna Maryama = al-Masih 'Isa anak Maryam
rasuwla llaahi = utusan Allah
wa maa qataluuhu = dan tidak mereka bunuh dia
wa maa shalabuuhu = dan tidak mereka salib dia
walaakin = melainkan
syubbiha lahum = disamarkan bagi mereka
wa inna lladziina = dan sesungguhnya yaitu
ikhtalafuu fiihi = mereka berselisih faham tentang dia
lafii syakkin minhu = di dalam syak tentang dia
maa lahum bihi = tiadalah bagi mereka atas dia
min 'ilmi = dari mengetahui
illa ttibaa'a zhzhanni = kecuali mengikuti persangkaan
wa maa qataluuhu yaqiinan = dan tidak mereka membunuh dia dalam keadaan yakin
syubbiha lahum = disamarkan bagi mereka
lafii syakkin minHU = di dalam syak (ragu) tentang dia
HU kata ganti ketiga tunggal laki-laki, menunjuk Isa himself
Jadi yang disamarkan bagi mereka ialah Isa him self,
artinya yang disamarkan itu bukan hal kematian Isa, sebab kalau itu yang dimaksud, maka harus redaksionalnya:
lafii syakkin minHAA.
Jadi orang-orang pada waktu penyaliban itu menjadi syak (ragu) bukan HAL KEMATIAN (HAA), melainkan ttg Isa HIMSELF (HU).
WaLlahu a'lamu bisshawab.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
S2P
Terus terang, saya mendapat pencerahan dengan berdiskusi dengan anda tentang Q4:157 ini, thanks to you tentunya. Oleh karenanya saya merasa diskusi ini ada manfaatnya.
Terus terang, saya mendapat pencerahan dengan berdiskusi dengan anda tentang Q4:157 ini, thanks to you tentunya. Oleh karenanya saya merasa diskusi ini ada manfaatnya.
*** Makassar, 17 Oktober 2010