10 April 2011

969 Kaki Gurita dan DNA yang Munafik

DNA disingkatkan dari trio Dewan Keamanan, North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan Amerika Serikat.
 
Sebuah acara talkshow diselanggarakan sebagai hasil kerjasama antara TempoTV dengan Kantor Berita Radio 68 H (KBR68), corong Jaringan Islam Liberal (JIL) Utan Kayu. Dalam acara tsb Ali Munhanif antara lain menyatakan bahwa: "Jangan sampai komunitas Islam juga ikut mencaci intervensi NATO sebagai tuduhan perang melawan Islam."
 
Bercermin pada Rejim Militer Aljazair
Front Islamique du Salut (FIS) santer diberitakan menteror dan membantai warga sipil di Aljazair tidak terkecuali terhadap perempuan dan anak-anak, bahkan diberitakan pula telah menggorok leher tujuh pelaut Italia yang kapalnya berlabuh di pelabuhan Jenjen Aljazair.
 
Golongan Islam Aljazair membentuk kekuatan politik dalam wadah FIS. Pemilu permulaan FIS menang mayoritas, maka Pemilu lanjutan dibatalkan, kemudian FIS dibubarkan oleh rejim militer. FIS terpaksa angkat senjata melawan rejim militer itu, karena FIS dizalimi dengan kekerasan senjata oleh rejim militer. Hanya saja perlawanan bersenjata FIS itu diberitakan membantai perempuan dan anak-anak, serta menggorok pelaut Italia, menterror.
 
Barang busuk yang dibungkus akhirnya berbau juga oleh investigasi para wartawan Inggris secara terpisah, yaitu Robert Fisk dari harian Independent, John Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds dari The Times dan Sairah Shah dari TV Channel Four. Hasil investigasi tersebut berhasil  membongkar kejahatan Jenderal M.Lamari. Investigasi tersebut berhasil mendapatkan bukti bahwa sesungguhnya rejim yang berkuasa di Aljazairlah yang membantai ribuan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak serta penggorokan leher tujuh pelaut Italia, yang dikambing-hitamkan selama ini atas FIS. Tidak kurang 60.000 jiwa termasuk perempuan dan anak-anak yang melayang dalam aksi militer itu. Di antara mereka yang tewas terdapat 70 orang wartawan yang semuanya mati secara mengenaskan oleh rejim militer Aljazair.
 
Amerika yang berbual mengaku-diri pahlawan demokrasi bersikap menyokong rejim militer Aljazair. Mengapa? Karena Amerika berprasangka kepada setiap gerakan Islam.
 
Kaki Gurita
Menurut Huntington benturan peradaban (clash of civilization) antara Barat vs Timur (demokrasi liberal kapitalis vs komunis), setelah komunis tumbang, akan beralih antara demokrasi liberal kapitalis vs Islam. Itulah latar belakang yang membentuk sikap Amerika berprasangka kepada setiap gerakan Islam.
 
Maka ibarat kaki gurita Amerika menjulurkan kakinya ke mana-mana. Di Indonesia kaki gurita itu berwujud JIL. JIL berupaya "menjinakkan" gerakan yang memperjuangkan penerapan / penegakan Syari'at Islam yang dicapnya dengan stigma Islam Literal. Upaya JIL "menjinakkan" gerakan tsb yaitu mendengungkan Nash-Nash Alquran, misalnya tentang qital (perang), jihad dll, tidak benar dipahami secara lteral, melainkan harus dipahami ulang sesuai dengan semangat zaman. Jika tidak, maka keceknyo kecenderungan radikalisme atas nama agama tidak akan hilang. Pada pokoknya JIL sebagai kaki gurita Amerika berupaya membuat stigma Islam Literal itu identik dengan radikalisme atas nama agama. 
 
Fenomena radikalisme yang belakangan banyak terjadi tidak dapat ditudingkan sebagai implikasi dari pemahaman Nas-Nash Alquran yang literal. "Kekerasan" (baca: jihad dengan harta dan nyawa) yang dilakukan umat Islam sesungguhnya muncul sebagai reaksi atas ketertindasan dan perlakuan tidak adil yang kerap diterima umat Islam. Tak ada asap tanpa api. Seorang Muslim tidak mungkin berpangku tangan melihat saudara-saudaranya dizalimi. Ibarat satu tubuh, bila ada bagian tubuh yang sakit, maka yang lainnya turut merasakan (HR Bukhari).
 
Jihad adalah istilah baku, Jihad dengan lisan, harta dan nyawa adalah syariat Allah. JIL yang menjinakkan jihad dengan pernyataan harus dipahami ulang sesuai dengan semangat zaman sebagai ujung kaki gurita Amerika di Indonesia, ini menipu dengan menjungkir-balikkan ketentuan yang ada di dalam Alquran, ibarat membeli kopiah kekecilan, bukannya kopiah ditukar dengan yang lebih cocok, tetapi kepala yang diperkecil.
 
DNA Bersifat Ular Berbisa Berkepala Dua
Secara kuantitas 60.000 orang korban oleh rejim militer Aljazair itu jauh melampaui di atas ratusan orang korban oleh rejim penguasa Libya dalam konteks tindakan repressifnya terhadap rakyatnya. Sedangkan secara kualitas, yaitu perempuan dan anak-anak serta 70 orang wartawan yang semuanya mati secara mengenaskan termasuk penggorokan leher tujuh pelaut Italia oleh rejim militer Aljazair juga melampaui rejim penguasa Libya.
 
Itu menunjukkan DNA seperti ular berbisa berkepala dua alias munafik. Mengapa dahulu itu DNA tidak menindaki rejim penguasa Aljazair, sebagaimana tindakannya DNA sekarang? Ya karena di Aljazair itu tidak ada MINYAK, itulah jawabannya yang pertama. Dan jawaban yang kedua: Aplikasi doktrin Huntington clash of civilization antara demokrasi liberal kapitalis vs Islam.
 
Jadi omong kosong itu alasan DNA melindungi rakyat Libya. Yesterday it was Afghanistan and Iraq, today it is Libya and tomorrow it will be Iran. Pantas saja Iran sedang giat mengembangkan energi nuklir untuk "perdamaian".
 
Ali Munhanif sebagai Jubir JIL yang berupa ujung kaki gurita Amerika di Indonesia berupaya menutupi hakekat sesungguhnya dari dasar kebijakan politik luar negeri Amerika yaitu sikap Amerika berprasangka kepada setiap gerakan Islam.
 
Firman Allah:
-- YAYHA ALDzYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA (S. ALhJRAT, 49:6), dibaca: yaa-ayyuhal ladziina aamanuu in jaa-akum faasiqum binabain fatabayyanuu, artinya:
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan informasi, maka lakukanlah klarifikasi.
 
Kita telah melakukan klarifikasi dengan memperhadapkan pernyataan Ali Munhanif pada doktrin Huntington yang menjadi dasar ke(tidak)-bijakan politik luar negeri Amerika Serikat. WaLlahu a'laum bi al-shawab.
 
*** Makassar, 10 April 2011