13 Agustus 1995

189. Umpan Balik Positif

Dalam Harian FAJAR edisi Jumat, 11 Agusutus 1995, pada halaman satu dapat kita baca judul berita: Hapuskan Distorsi Ekonomi. Akan saya kutip tiga kalimat dari isi beritanya. Begawan ekonomi Indonesia Prof Dr Sumitro Djojohadikusumo mengingatkan agar pemerintah mengikis habis penyebab distorsi ekonomi, seperti monopoli dan oligopoli. Menurut dia, pengikisan distorsi merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan perokonomian Indonesia. "Kalau kita mampu menghapus distorsi, saya jamin (mestinya disisipkan ucapan insyaAllah, HMNA) dalam dua puluh lima tahun mendatang perekonomian Indonesia akan sangat sempurna" (tidak ada yang sangat sempurna kecuali Allah SWT, HMNA).

Selanjutnya akan saya kutip dua kalimat isi berita pada halaman yang sama, yang bertopikkan Cita-cita Pasal 33 Belum Terwujud: Menurut Burhamzah, semangat berkoperasi belum nyata sebagaimana diamanatkan konstitusi. Praktek monopoli dalam perekonomian masih terjadi di mana-mana dengan konsentrasi kekayaan pada golongan tertentu (konglomerat?, HMNA) saja.

Dalam teknik mesin, teknik elektro dan teknik kimia ada mata ajaran yang disebut Teknik Mengatur. Sebutkanlah misalnya sebuah turbo generator yang menghasilkan aliran listrik. Jika beban generator bertambah karena banyak pemakaian listrik, maka kecepatan putaran turbo generator bertendensi menurun. Ini tidak boleh terjadi, karena lampu akan berkelap kelip, kinerja motor listrik menurun, instrumen di laboratorium akan bekerja tidak karuan. Maka mekanisme pengatur putaran akan bekerja, katup uap masuk ke dalam turbin bergerak lebih membuka, uap bertambah banyak masuk ke turbin, alhasil kecepatan putaran naik kembali pada kecepatan semula. Demikian pula sebaliknya, jika pemakaian listrik berkurang, kecepatan putaran bertendensi naik. Mekanisme pengatur bekerja, katup uap masuk bergerak menyempit, uap berkurang masuk turbin, alhasil kecepatan berputar menurun kembali pada kecepatan semula.

Berikut ini saya kutip soal ujian pada Fakultas Teknologi Industri dalam mata ajaran Konsep Teknologi. Diberikan komponen-komponen sbb: (1)pipa air, (2)tuas, (3)katup, (4)pegas, (5)bejana air/kolam, (6)pelampung, dan (7)tangkai pelampung. Rangkaikanlah komponen-komponen itu sehingga menjadi sistem yang stabil: makin berisi kolam, makin berkurang air mangalir dan apabila kolam penuh, air berhenti mengalir dari pipa air. Ubahlah rangkaian itu sehingga sistem menjadi tidak stabil: makin berisi kolam makin deras air mengalir dan jika kolam penuh, deras air yang mengalir menjadi maksimum.

Sistem yang tidak stabil itulah yang disebut dengan keadaan umpan balik positif, makin berisi kolam makin deras air mengisi kolam. Sistem yang stabil disebut dengan keadaan umpan balik negatif, makin berisi kolam makin berkurang deras air mengisi kolam. Jelaslah bahwa yang dikehendaki adalah sistem dalam keadaan umpan balik negatif, sedang yang umpan balik positif tidak dikehendaki. Ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa yang positif itu tidak selamanya baik. Dalam soal di atas itu yang menjadi kunci berubahnya dari sistem dalam keadaan umpan balik negatif menjadi positif hanyalah pada letak titik tumpu tuas.

Dalam sistem sosial-ekonomi kita dapat berjumpa pula sistem yang tidak dikehendaki itu, umpan balik positif, yang pernah dibicarakan dalam kolom ini, seri 105: Mengendalikan Tiga Sekawan. Akan saya kutip ala kadarnya. Di negara-negara maju dalam arti materiel yang ditakar dengan GNP, tiga sekawan modal - industri - teknologi saling pacu. Sebabnya ialah lebih banyak investasi modal di bidang industri akan menghasilkan kwantitas luaran industri yang lebih tinggi. Sebagian dari output itu dipakai untuk menambah investasi dan sebagiannya pula dipakai untuk biaya riset pengembangan teknologi. Maka tiga sekawan tersebut, ibarat roda yang berputar makin lama makin cepat. Keadaan saling pacu tersebut dinamakan umpan balik positif.

Keadaan umpan balik positif ini bertendensi ke arah terbentuknya konglomerat, penumpukan berjenis usaha industri dalam satu tangan. Maka perlu mekanisme untuk mengubah sistem yang berciri umpan balik positif ini menjadi umpan balik negatif. Kalau dalam turbin mekanisme pengatur itu sasarannya pada katup, dalam soal Konsep Teknologi di atas itu sasarannya pada titik tumpu tuas, maka pada sistem sosial ekonomi sasaran itu diarahkan pada dua hal:

Pertama, perlu adanya undang-undang yang mengatur aliran dana yang berat ke bawah. Perusahaan-perusahaan menengah mendapatkan modal dari bank syari'ah dengan sistem bagi-hasil, sedangkan perusahaan-perusahaan kecil mendapatkan modal dari "pemberian" lembaga baytulmaal yang berbadan hukum yang didirikan pada setiap kabupaten, yang mengumpulkan zakat maal (pertanian, dagang dan industri). Allah SWT memperingatkan kita dalam FirmanNya: Kay La- Yakun Duwlatan Bayna lAgniya-i Minkum (Al Hasyr,7), supaya jangan modal itu hanya beredar di antara orang-orang kaya di antara kamu (59:7).

Kedua, tidak semua jenis usaha yang boleh diusahakan oleh orang-orang pribadi, karena benda-benda itu adalah menjadi hak milik umum yang harus dikuasai oleh negara. RasuluLlah SAW memberi petunjuk kepada kita mengenai jenis usaha termaksud:
AnNa-su Syuraka-u fiy Tsala-tsin alMa-i wa nNa-ri wa lKala-i (R.Ahmad wa Abu Dawud), manusia secara bersama mempunyai hak atas tiga macam sumberdaya alam: air, api dan padang rumput. Hadits tersebut alhamduliLlah telah diterjemahkan oleh bangsa Indonesia secara resmi 50 tahun yang lalu, 18 Agustus 1945, ke dalam Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Wa Llahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 13 Agustus 1995