16 Januari 2000

406. Milenium

Menurut EYD tidak boleh ada konsonan ganda sehingga millennium harus dituliskan milenium, yang kumbangnya (bug) sempat menimbulkan kekhawatiran global. Yaitu kekhawatiran akan kacau-balaunya sistem yang diotaki oleh komputer yang kapasitas ingatannya hanya mampu menerima tahun penanggalan dua digit. Sehingga jika distel dari tahun 1999 ke tahun 2000 komputer itu akan kebingungan, karena ia tidak dapat membedakan antara tahun 1900 dengan 2000. Secara metaphoris kebingungan ini dipersonifikasikan sebagai kumbang. Tatkala komputer itu distel waktu memasuki permulaan milenium ketiga yang baru lalu, ternyata sengatan kumbang itu tidak sampai signifikan. Setelah waktu singkat sengatan kumbang yang dikhawatirkan itu telah terlampaui dan demam milenium telah mulai reda, saya mendapat telepon dari DR Ahmad Sewang yang menanyakan bahwa apa betul kita sudah berada dalam milenium ke-3, berhubung si Fulan (ia menyebutkan sebuah nama yang saya kurang ingat lagi, sehingga saya tuliskan saja si Fulan) mengatakan bahwa nanti pada tahun 2001 baru masuk milenium ke-3. Lalu saya jawab bahwa memang sekarang sudah milenium ketiga.

Sebermula sebenarnya saya tidak bermaksud untuk membahas substansi itu dalam kolom ini. Namun setelah saya baca publikasi substansi itu dua kali dalam harian FAJAR, maka saya putuskan untuk mempublikasikannya pula melalui kolom ini. Kedua publikasi itu ialah: Pertama, dalam edisi Selasa 4 Januari 2000 pada halaman Surat dari Pembaca, kiriman M. Yahya Tanawali BA. dengan judul: Apa Benar pada 2000 Abad Milenium?, antara lain dituliskan: "milenium ke-2 berlangsung dari 1001 - 2000". Kedua, dalam edisi Kamis 6 Januari 2000, pada halaman satu ada tulisan Prof DR Azyumardi Azra yang berjudul Milenarianisme, yang antara lain dituliskan: "Secara matematis tahun 2000 baru menggenapkan milenium kedua, dan dengan demikian milenium ketiga sebenarnya baru akan mulai pada tahun depan tahun 2001."

Kata milenium termasuk kata jenis homonim, artinya mempunyai makna lebih dari satu. Pertama, bermakna jangka waktu 1000 tahun. Kedua, bermakna waktu depan yang penuh dengan kemakmuran bagi setiap orang. Bagi ummat Islam ada yang lebih tinggi nilainya ketimbang arti milenium yang kedua tersebut, yaitu: BLDT THYBT WRB GHFWR (S. SBA, 15), dibaca: Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafu-r (S. saba-), artinya: negeri yang makmur, dan (mendapat) ampunan dari Yang Maha Pemelihara (34:15). Millenarian artinya orang yang berkeyakinan bahwa milenium dalam arti yang kedua niscaya akan datang. Pandangan hidup yang demikian itu disebut dengan milenarianisme.

***

Telah menjadi kesepakatan dalam tradisi ilmu pengetahuan bahwa semua pengukuran dimulai dari titik nol, termasuk waktu tentunya. Demikianlah perhitungan tahun dalam sistem penanggalan dimulai dari tahun 0 dan jam 00.
1 Januari tahun 0 jam 00 s/d 31 Desember tahun 0 jam 24, lamanya 1 tahun, inilah rentang-waktu tahun pertama. Jadi perhatikan baik-baik: 1 Januari tahun 0 jam 00 adalah permulaan rentang waktu tahun pertama.
1 Januari tahun 0 jam 00 s/d 1 Januari tahun 99 jam 00, lamanya 99 tahun. 1 Januari tahun 99 jam 00 s/d 31 Desember tahun 99 jam 24, lamanya 1 tahun. Sehingga 1 Januari tahun 0 jam 00 s/d 31 Desember tahun 99 jam 24, lamanya 99 + 1 = 100 tahun atau satu abad, inilah rentang-waktu abad pertama. Juga perhatikan baik-baik: 1 Januari tahun 0 jam 00 adalah permulaan rentang-waktu abad pertama.
1 Januari tahun 0 jam 00 s/d 1 Januari tahun 999 jam 00, lamanya 999 tahun. 1 Januari tahun 999 jam 00 s/d 31 Desember tahun 999 jam 24, lamanya 1 tahun. Sehingga 1 Januari tahun 0 jam 00 s/d 31 Desember tahun 999 jam 24, lamanya 999 + 1 = 1000 tahun atau satu milenium, inilah rentang-waktu milenium pertama. Juga perhatikan baik-baik: 1 Januari tahun 0 jam 00 adalah permulaan rentang-waktu milenium pertama.
1 Januari tahun 1000 jam 00 s/d 1 Januari tahun 1999 jam 00, lamanya 999 tahun. 1 Januari tahun 1999 jam 00 s/d 31 Desember tahun 1999 jam 24, lamanya 1 tahun. Sehingga 1 Januari tahun 1000 jam 00 s/d 31 Desember tahun 1999 jam 24, lamanya 999 + 1 = 1000 tahun atau satu milenium, inilah rentang-waktu milenium kedua. Juga perhatikan baik-baik: 1 Januari tahun 1000 jam 00 adalah permulaan rentang-waktu milenium ke-2 dan sekaligus permulaan rentang-waktu abad ke-11.
1 Januari tahun 2000 jam 00 s/d 1 Januari tahun 2999 jam 00, lamanya 999 tahun. 1 Januari tahun 2999 jam 00 s/d 31 Desember tahun 2999 jam 24, lamanya 1 tahun. Sehingga 1 Januari tahun 2000 jam 00 s/d 31 Desember tahun 2999 jam 24, lamanya 999 + 1 = 1000 tahun atau satu milenium, inilah rentang-waktu milenium ketiga.
Juga perhatikan baik-baik: 1 Januari tahun 2000 jam 00 adalah permulaan rentang-waktu milenium ke-3 dan sekaligus permulaan rentang-waktu abad ke-21.

Penyebab penyimpangan pendapat Yahya Tanawali dan Azyumardi Azra yang mengatakan bahwa milenium ke-2 berlangsung dari 1001 - 2000 dan milenium ketiga sebenarnya baru akan mulai pada tahun depan tahun 2001, terletak dalam hal ulasan keduanya tidak bertolak dari permulaan, dan tidak memperhitungkan jam, sehingga menjadi rancu, mana yang waktu (titik), mana yang rentang-waktu (garis). Lagi pula keduanya mematok: waktu mula = satu menyimpang dari kesepakatan dalam tradisi ilmu pengetahuan. Menyimpang dari tradisi ilmu pengetahuan tidak ada yang melarang, itukan cuma buatan manusia. Namun perlu diingat: Pertama, secara teknis menyulitkan, karena jika stopwatch dimulai dari angka satu, maka jarumnya menunjukkan angka 5 untuk hasil pengukaran 4 detik, kedua, tidaklah logis dalam sistem penanggalan yang berpatokan pada hari lahir seseorang dimulai dari satu, sebab itu berarti orang baru saja lahir ia sudah tiba-tiba berumur satu tahun, dan ketiga, kebenaran mutlak berdasarkan wahyu, sedangkan kebenaran relatif dalam berbudaya berdasar atas kesepakatan yang tidak bertentangan dengan wahyu. Walla-hu a'lamu bishshawa-b.

*** Makassar, 16 Januari 2000