15 April 2001

470. SUNNATULLAH

Pada 1 Muharram 1422 H.(26 Maret 2001 M.) di TVRI Makassar diadakan mubahatsah (pembahasan) dengan thema ALFATIHAH Laut Tak Bertepi. Saya menerima saran dari teman-teman agar menyajikan secara tertulis, seperti apa yang telah saya kemukakan secara singkat pada uraian pembukaan dalam mubahatsah tersebut.
Bagi Allah ada 99 ASMAa ALHSNY, dibaca Asma-ul Husna-, artinya Nama-Nama yang terbaik. Dalam ALFATIHAH terdapat 4 Nama Allah di antara yang 99 itu, yakni: ALRHMN (dibaca: arRahma-n), ALRHYM (dibaca: arRahi-m), ALRB (dibaca: arRabb) dan ALMLK (dibaca: alMalik).

Pada uraian pembukaan dalam mubahatsah tersebut, saya fokuskan pada Rabbul 'A-lami-n.
Marilah kita mulai dahulu dengan membahas Nama Allah, arRabb. Dalam paket wahyu yang mula-mula diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril AS, kata Rabb termaktub 2 kali, yaitu (96:1) dan (96:3). Dalam Al Quran pada umumnya do'a itu diucapkan dengan Rabbana, ataupun dengan kombinasi Allahumma Rabbana. Rabb artinya Maha Pengatur, Maha Pemelihara, Yang mencipta (96:1), Yang mendidik (96:4), Yang mengajar (96:5), Yang mencipta lalu menyempurnakan (87:2), Yang menetapkan lalu memberi petunjuk (87:3).

Selanjutnya al'A-lami-n, ini adalah bentuk jama' dari 'alam, jadi boleh diterjemahkan dengan banyak alam. Ada alam ghaib, ada alam syahadah (nyata). Alam ghaib hanya dapat diketahui karena diberi tahu Allah SWT melalui ayat qawliyah (verbal) yaitu Al Quran. Firman Allah (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan): 'ALM ALANSN MALM Y'ALM (S. AL'ALQ, 5), dibaca: 'allamal insa-na ma-lam ya'lam (s. al'alaq), artinya: (Yang) mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya (96:5). Alam ghaib termasuk salah satu substansi yang tergolong dalam "apa yang tidak diketahui manusia". Alam syahadah biasa disebut dengan ayat kawniyah (kosmologis). Alam syahadah dapat dideteksi oleh manusia melalui pancainderanya, baik secara langsung, maupun secara tidak langsung, yaitu melalui instrumen laboratorium dan observatorium. Alam syahadah dapat dibedakan dalam alam raya (makrokosmos) dan alam zarrah (mikrokosmos). Dapat pula alam syahadah itu dibedakan dalam alam batu-batuan dan bintang-bintang, alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang dan alam manusia.

Allah Yang Maha Pengatur mengatur alam ghaib dan alam syahadah dengan Sunnatullah, artinya aturan Allah. Adapun Sunnatullah di alam syahadah ini disebut dengan hukum alam dalam istilah sekulernya. Sampai sekarang Sunnatullah yang baru dapat dipelajari yang berlaku di alam syahadah ini adalah: (1) Medan gravitasi, yang menimbulkan gaya tarik-menarik di antara benda-benda. (2) Medan elektro-maknit, yang menimbulkan gaya tarik jika muatannya tidak sama, yaitu antara proton dengan elektron, dan gaya tolak-menolak jika muatannya sama yaitu antara proton dengan proton dalam inti zarrah. (3) Gaya kuat atau gaya nuklir, yang "memegang" proton-proton dalam inti zarrah sehingga proton-proton itu tidak berhamburan. (4) Gaya lemah, yaitu gaya yang menyebabkan beberapa jenis inti zarrah menjadi "lapuk" karena mengeluarkan radiasi, kemudian inti zarrah itu menjadi lebih ringan, seperti misalnya zat Uranium yang intinya berat, lapuk menjadi zat Plumbum yang intinya ringan. Zat yang melapuk yang mengeluarkan radiasi itu disebut zat radio-aktif. Semua jenis alam yang telah disebutkan di atas itu, yakni alam batu-batuan dan bintang-bintang, alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang dan tubuh manusia tunduk pada ke-4 jenis Sunnatullah tersebut. Sunnatullah jenis (1) lebih dominan bekerja pada makrokosmos, sedangkan Sunnatullah jenis (2) s/d (4) lebih dominan bekerja pada mikrokosmos.

Adapun tumbuh-tumbuhan, binatang dan tubuh manusia tunduk pula pada jenis Sunnatullah yang ke-5 yaitu kekuatan bertumbuh dan berkembang biak. Pada binatang dan manusia berlaku pula Sunnatullah yang ke-6 yaitu iradah (kemauan). Dan khusus kepada manusia, makhluq yang paling sempurna dan mulia, berlaku pula Sunnatullah yang ke-7 yaitu kekuatan dzikir dan pikir (akal-budi).

Seperti telah disebutkan, medan gravitasi lebih dominan bekerja di makrokosmos, yaitu mengatur gerak bintang-bintang. Firman Allah (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- WALSMAa RF'AHA WWDH'A ALMYZAN (AL RHMN, 7), dibaca: wassama-a rafa'aha wawadhal mi-za-n (s. arrahma-n), artinya: (Dia) meninggikan (benda) langit dan dibuatnya seimbang (55:7). Demikianlah, dengan gravitasi itu, bintang-bintang bergerak dalam keseimbangan dinamis, sehingga tidak terjadi gerak yang khaos, terpelihara dari saling tabrakan. Maka Rabb yang artinya Maha Pengatur berarti pula Maha Pemelihara.

Khusus atas tumbuh-tumbuhan, binatang dan tubuh manusia, maka ArRabb, Maha Pengatur, Maha Pemelihara, Yang mencipta lalu menyempurnakan, membuat "blue print" berupa untaian molekul-molekul dalam sejenis asam yang disebut: (d)eoxyribo(n)ucleic (a)cid, disingkat DNA. Dari blue print DNA sudah tertentu makhluq itu mau jadi apa. Dari untaian DNA itu sudah tertentu misalnya akan menjadi tumbuh-tumbuhan dari jenis kelapa biasa, kelapa kopyor ataupun kelapa sawit. Sudah tertentu misalnya akan menjadi binatang jenis kerbau atau bison, monyet dari jenis gorilla, siamang atau baboon. Sudah tertentu misalnya akan menjadi tubuh manusia dari ras semit, kaukasus, mongoloid, negroid. Atau secara individual berambut keriting, berombak atau lurus, berwarna hitam, pirang atau perak, bermata biru, hijau, coklat, atau hitam, dsb.dsb.

Ada Sunnatullah yang tidak "ditanam" di universe. Ini tidak dapat dipelajari, karena tidak berlaku secara sinambung, seperti tongkat Nabi Musa AS membelah laut merah, ibunda Nabi 'Isa AS, yaitu Maryam mengandung dalam keadaan suci, tanpa hubungan sex dan Nabi Muhammad SAW Isra Mi'raj.

Terakhir, setiap Rasul membawa Sunnatullah, aturan-aturan Allah untuk petunjuk bagi ummatnya yang berlaku dalam jurisdictie pada zamannya masing-masing. Nabi Muhammad Rasulullah SAW, sebagai Nabi dan Rasul terakhir, membawakan Sunnatulah atau Risalah dengan jurisdictie yang berlaku sepanjang zaman hingga hari kiamat. Itulah yang disebut dengan Syari'at Islam. WaLla-hua'lamu bishshawa-b.

*** Makassar, 15 April 2001