Pemerintahan fundamentalist terrorist Bush telah menyiarkan kebohongan baik yang kuantitaif maupun yang kualitatif. Kita mulai dahulu dengan yang kuantitatif. Hasil penelitian dengan judul, "A Dossier on Civilian Victims of United States' Aerial Bombing of Afghanistan: A Comprehensive Accounting" yang dipublikasikan melalui situs Herold and Democracy Now menyebutkan informasi resmi yang disampaikan oleh pemerintah AS melalui Pentagon adalah kebohongan. Herold, yang melakukan penelitian sejak awal serangan udara AS, tanggal 7 Oktober 2001 hingga 6 Desember 2001, menyatakan bahwa ratusan bom dan rudal AS telah membunuh 3767 warga sipil Afghanistan. Kemungkinan besar menurutnya, jumlah sebenarnya bisa berlipat-lipat dari angka tersebut. Professor Marc W. Herold yang dosen di Universitas New Hampsire, USA, juga adalah Anggota Departements of Economics and Women's Studies Mc Connell Hall.
Salah satu pembunuhan massal yang dilakukan AS terjadi saat AS mengerahkan pesawat pembom AC-130, atas perkampungan Syaukar Karz, yang terletak 25 mil utara Kandahar, Selatan Afghanistan. Serangan AS yang terjadi pada 22-23 Oktober itu membunuh 93 warga sipil. Herold menyebutkan bahwa kebanyakan informasi yang ia peroleh berdasarkan media massa non Amerika seperti sejumlah harian Inggris, Kanada, Australia, dan India, juga tiga harian Pakistan, harian Singapura, kantor Berita Afghanistan, Reuters, AFP, Al Jazeera, serta sejumlah sumber lain seperti PBB dan lembaga sosial lain yang ada di Afghanistan.
Herold juga mencatat semua informasi, sejak awal serangan udara AS, di mana AS menjatuhkan bom, berapa banyak bom dan rudal yang dimuntahkan oleh jet tempur AS, di mana sasarannya, jenisnya, dan korban akibat serangan itu. Yang unik, hasil penelitian Herold itu ternyata tidak jauh berbeda dengan laporan Thaliban saat mengumumkan jumlah korban sipil yang jatuh akibat serangan udara AS.
Pada tanggal 22 Oktober misalnya, Thaliban mengumumkan sekitar 1000 orang yang tewas akibat serangan AS, itu sesuai dengan apa yang diberitakan oleh kantor berita Pakistan. Dan pada tanggal 2 November 2001, Thaliban mengumumkan telah jatuh korban sipil mencapai 2000 orang, jumlah itupun sesuai ketika dibandingkan dengan hasil liputan berbagai sumber lain yang diperoleh Herold. Karenanya, Herold menolak sikap pemerintah AS yang cenderung mengecilkan jumlah korban sipil di Afghanistan.
Selanjutnya akan dipaparkan mengenai kebohongan fundamentalist terrorist Bush yang kualitatif. Berbagai media internasional baru-baru ini telah memperlihatkan gambar-gambar maupun berita tertawannya para Mujahidin yang mereka katakan tertangkap saat para Mujahidin itu ditaklukkan dalam pertempuran Tora Bora. Para tawanan yang diperlihatkan oleh media barat kaki-tangan fundamentalis terroris Bush tersebut seolah-olah bagian dari ribuan Mujahidin yang menyerah.
Jumlah para Mujahidin yang tertangkap, tulis azzam.com, sebenarnya adalah 12 orang dan mereka adalah para Mujahidin yang betul-betul luka parah akibat gempuran bom AS yang terus menerus terhadap pegunungan Tora Bora. Di antara yang tertawan tersebut adalah mereka yang juga saat itu sedang dalam menderita sakit seperti tifus. Para Mujahidin yang luka parah dan sakit ini tak mampu melanjutkan perjuangannya bersama kelompok Mujahidin lainnya.
Sudah merupakan hal lumrah, para Mujahidin membuat kesepakatan dengan beberapa suku Afghan yang bersahabat. Beberapa suku itu tak keberatan menjadikan rumah-rumah mereka sebagai tempat singgah para Mujahidin. Di desa-desa suku yang bersahabat inilah para Mujahidin yang luka parah dan sakit itu dirawat. Namun begitu ada saja beberapa warga desa yang munafik. Mereka ini menginformasikan keberadaan Mujahidin yang dirawat itu kepada pasukan Aliansi Timur. Berdasarkan pengaduan orang-orang munafik itu pasukan Aliansi Timur mendatangi desa-desa tempat para Mujahidin dirawat lalu menangkap mereka. Tapi media barat yang kaki-tangan fundamentalist terrorist Bush mempublikasikan bahwa para Mujahidin itu menyerah saat ditaklukkan dalam pertempuran. Padahal gambar-gambar yang ditayangkan di telivisi itu memperlihatkan, seluruh tawanan Mujahidin itu tampak benar-benar terluka atau sakit. Inilah salah satu trick lain media barat yang membuat kebohongan-kebohongan untuk melukai perasaan orang-orang Islam.
Pengasuh kolom ini menghimbau ummat Islam setelah shalat wajib selalu membaca doa ini dengan nawaitu untuk ditimpakan kepada pembantai ummat Islam di Afghanistan, Palestina dan Chechnya:
-- ALLHM MLK ALMLK TWaTY ALMLK MN MSYAa WTNZ'A ALMALK MMN TSYAa WT'AZ MN TSYAa WTDZL MN TSYAa BYDK ALKHAYR ANK 'ALY KL SYYa QDYR (AL 'AMRAAN, 26), dibaca: Alla-humma ma-likal mulki tu"tiyal mulka man tasya-u watanzi'ul mulka mimman tasya-u watu'izzu man tasya-u watudzillu man tasya-u biyadikal khayru innaka 'ala- kulli syay.ing qadi-r (s. ali 'imra-n), artinya: Ya Allah Yang mempunyai Kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki, di tanganMulah segala kebajikan sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (3:26). WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 6 Januari 2002