2 Juni 2002

526. Thaliban Pasca Invasi USSR dan Pasca Serangan USA + UK

Dari madrasah di Kandahar dan berdasarkan fatwa para ulama di daerah Mayuan, pada tanggal 10 Muharram 1415 M bertepatan dengan 24 Juni 1994 Thaliban melangkahkan kakinya ke medan perang sebagai agent of change terhadap keadaan yang ada. Mereka terdiri dari beberapa puluh santri pesantren di bawah komando mullah Muhammad Umar kemudian menyusul beberapa mahasiswa kedokteran di Peshawar Pakistan. Setelah itu para ulama Afghanistan yang terdiri dari 1.500 orang mengangkat mullah Muhammad Umar sebagai pimpinan mereka (amir al-mu'minin).

Kemudian Thaliban memulai membuka beberapa wilayah di Afghan satu persatu di awali wilayah Ruzijan dengan ditopang 313 pasukan tempur. Dari sinilah sedikit demi sedikit kekuasaan Thaliban mulai melebar sampai dapat menguasai sebagian besar wilayah yang ada. Pada saat itu seluruh kelompok di Afghan yang pernah bertempur dengan Rusia pada tahun 1989 ditaklukkan satu persatu oleh Thaliban, hingga Thaliban mampu menguasai 95% dari keseluruhan bumi Afghan, sedangkan yang 5% wilayah bagian utara masih di bawah genggaman tangan Syah Mas'ud.

Pada tanggal 27 September 1996 di ibu kota Kabul Thaliban mengumumkan penerapan Syari'at Islam di seluruh wilayah Afghan yang dikuasainya. Roda undang-undang dan pemerintahan dijalankan, dan untuk menopang berjalannya Syari'at Islam dibentuklah Majlis Syura yang terdiri dari tujuh ulama yang berkompeten mengeluarkan fatwa-fatwa yang bersangkutan dengan masalah-masalah Syariat Islam. Sedangkan untuk menjalankan roda pemerintahan yang sesuai dengan Syari'at Islam dibentuklah sebuah kabinet yang tangguh. Adapun mengenai sepak terjang pasukan Thaliban di berbagai front pertempuran diawasi langsung oleh mullah Muhammad Umar. Sedangkan pertempuran yang masih berkecamuk di wilayah utara tidak mempengaruhi jalannya roda kehidupan di bumi Afghanistan.

***

Pada tahun 1994 nama Thaliban belum mencuat, karena yang mencuat pada waktu itu adalah beberapa kelompok yang sedang bertikai di Afghanistan, di antaranya adalah: Al-Jam'iah al-Islamiah yang dipimpin oleh Burhanudin Rabbani sedangkan panglima perangnya adalah Ahmad Syah Mas'ud , Al-Hizb al-Islamy di bawah pimpinan Qalbuddin Hekmatiar, Hizb al-Ittihad al-Islamy dipimpin oleh Abdur Robbir Rasul Sayyaf, Hizb al-Wihdah al-Syi'i dipimpin oleh Abdul Ali Mazary, Hizb al-Nahdhah al-Qoumy dipimpin oleh Abdur Rosyid Dustum, dan masih banyak kelompok-kelompok kecil lainnya yang bertikai satu dengan lainnya hingga menimbulkan rasa tidak aman di seluruh wilayah Afghanistan.

Setelah menguasai 95 % wilayah Afghanistan, Thaliban mengumumkan misi yang diembannya, diantaranya adalah:

  • Membentuk suatu pemerintahan yang berwibawa di bawah pimpinan Thaliban,
  • Menerapkan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh)
  • Menjaga stabilitas politik dalam negeri
  • Membumikan Islam di seluruh wilayah Afghan
  • Membangun kembali bumi Afghan setelah dilanda perang yang cukup panjang
  • Mensejajarkan Afghanistan dengan negara-negara Islam lainnya dan turut pro aktif dalam percaturan dunia internasional
Akan tetapi kelompok-kelompok yang anti Islam berusaha menjegal sepak terjang Thaliban. Mereka menginginkan terjadinya perang saudara yang lebih sengit dan seru hingga Afghan dan Thaliban tidak pernah ada di muka bumi ini. Maka merekapun membentuk opini dan mencoreng-moreng muka Thaliban di mata dunia internasional dengan melontarkan berbagai tuduhan yang menyimpang dari fakta yang ada, diantaranya adalah:
  • Keluar dari Afghanistan ibarat keluar dari belenggu Syari'at Islam
  • Melarang kaum perempuan keluar untuk mengajar dan belajar
  • Melindungi para teroris dan melatih mereka berperang
  • Menggalakkan penanaman ganja dan mengekspornya ke seluruh dunia
  • Tidak mau tunduk terhadap undang-undang internasional
  • Tidak turut pro aktif dalam persoalan-persoalan yang menyangkut negara-negara Islam khususnya intifadhah yang terjadi di Palestina
Adapun pihak-pihak yang sering melontarkan berbagai tuduhan di atas adalah:
Amerika Serikat yang berdogma kepada doktrin Huntington (yang banyak pengikutnya juga di Indonesia), Persatuan masyarakat Eropa, Rusia, Negara-negara Islam yang baru merdeka setelah runtuhnya Soviet, India, Komunitas Yahudi di Palestina, PBB, Para orientalis di seluruh penjuru dunia.

***
Harian Asharq al-Awsat dalam publikasinya pada 18 Mei 2002 memberitakan bahwa mullah Muhammad Umar dan Usamah Bin Ladin masih hidup. "Amerika dalam masa datang akan hancur dan mengalami kekalahan total di Afghanistan", demikian pendapat itu disampaikan pemimpin Thaliban, mullah Muhammad Umar. "Kami tidak menganggap pertempuran telah berakhir di Afghanistan. Perang baru dimulai dan telah berkobar. Karena itu masa depan Amerika Serikat di Afghanistan akan berakhir dan hancur. Mereka akan mengalami kekalahan total, insya Allah, seperti yang dialami pendahulu mereka, Soviet, dan juga Inggris," ujar Umar sebagaimana dikutip harian Asharq al-Awsat yang bermarkas di London. "Usamah bin Ladin sendiri, alhamdulillah, masih hidup. Walaupun Bush telah berjanji pada rakyatnya untuk membunuh Usamah," tambah pemimpin spiritual Thaliban itu.
Insya Allah akan disambung pekan depan tentang Potret Thaliban. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 2 Juni 2002