25 Juni 2006

733 Khilafah Islamiyah vs Konspirasi Barat dan Zionis

Pertama-tama ta'ziah untuk semua penduduk di Kabupaten Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng yang mengalami musibah banjir bandang, semoga Allah SWT memberikan rahmat kesabaran atas segala ujianNya. Semoga kita semua menyadari kealpaan kita membabat hutan selama ini, yaitu mengabaikan peringatan Allah:
-- ZhR ALFSAD FY ALBR WALBhR BMA KSBT AYDY ALNAS (S. ALRWM, 30:41), dibaca:
-- zhaharal fasa-du fil barri wal bahri bima- kasabat aydin na-si, arinyta:
-- Muncullah kerusakan di darat dan di laut akibat tangan-tangan manusia.

Waba'dahu, sebenarnya serangan atas negeri-negeri Islam seperti Afghanistan dan Iraq serta pembunuhan watak (character assassination) seperti misalnya atas al-Ustadz H.Abu Bakar Ba'asyir dll, yang dilakukan oleh konspirasi (persekongkolan) Barat dan Zionis adalah lagu lama. Syukur alhamduliLlah, karena al-Ustadz H.Abu Bakar Ba'asyir pada tgl 14 Juni telah mengirup udara bebas. Kepada Australia yang usil karena mencampuri urusan dalam negeri Republik Indonesia, sungguh patut diucapkan kepadanya: "To hell with your oppressive." Kepada Pemerintah diucapkan penghargaan, karena seperti dinyatakan oleh Wapres, Pemerintah RI menolak desakan negara-negara imperialis barat yang dijuru-bicarai Australia untuk membekukan aset al-Ustadz H.Abu Bakar Ba'asyir.

John Haslib dengan bukunya "The Red Sultan" yang banyak dibaca orang, yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, seperti bahasa Arab dan Turki, penuh dengan propaganda kebencian. Buku tersebut tidak lain dari seberkas kebohongan yang ditulis oleh pembenci Islam dan kaum Muslimin. Yaitu melakukan pembunuhan watak atas Sulthan Abdul Hamid yang digambarkan tenggelam dalam kehidupan foya-foya dengan perempuan-perempuan dan alkohol, tiran yang ganas tak berbelas kasihan atas lawan-lawan politik dan rakyatnya. Namun kebohongan-kebohongan ini tidak dapat bertahan, sebab menurut SunnatuLlah kebenaran akhirnya menang. Tulisan ini berupaya melawan pembunuhan watak dari Khalifah Abdul Hamid.


Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 49:6), dibaca:
-- ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- an tushi-bu qawman bijaha-latin fatushbihu- 'ala- ma- fa'altum na-dimi-n (s. al hujura-t), artinya:
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan informasi, maka lakukanlah klarifiksi, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu.

***

Sultan Abdul Hamid II dilahirkan pada hari Rabu, 16 Sya'ban 1258 (21 September 1842). Nama lengkapnya Abdul Hamid Khan II bin Abdul Majid Khan. Dia adalah anak dari Sultan Abdul Majid dari isterinya yang kedua. Ibunya meninggal tatkala masih berumur 7 tahun. Abdul Hamid dapat berbahasa Turki, Arab dan Parsi dan mengkaji beberapa buku dalam kesusastraan prosa dan puisi. Pada 11 Sya'ban 1293 H [31 Agustus 1876 M] Sultan Hamid diangkat menjadi Khalifah, rakyat berikrar menyatakan kesetiaan kepadanya. Dia menjadi pemimpin dari kekhalifaan dengan wilayah yang sangat luas dalam situasi yang tegang dan genting, baik di dalam maupun di luar negeri. Khalifah mempunyai visi sejarah yang mendalam. Dia melewatkan waktu tiga puluh tahun yang penuh dengan tantangan konspirasi ke dalam dan keluar, peperangan, revolusi, dan perubahan-perubahan. Kemudian daripada itu Khalifah mengarahkan perhatiannya kepada musuh-musuh Khilafah Islamiyah.

Awni Pasha Ketua Dewan Menteri, yang juga salah seorang dari pimpinan pasukan mendorong terjadinya Perang Bosnia, yang bertentangan dengan kemauan Khalifah. Khalifah sadar betul jika perang itu meletus, maka itu kesempatan bagi Rusia, Inggris, Austria, Hongaria, Serbia, Montenegro, Italia dan Prancis akan menyerang Khilafah Islamiyah, dan Bosnia akan direnggut. Awni memberikan laporan palsu kepada Khalifah bahwa pasukan Khilafah Islamiyah di Bosnia terdiri atas 200 000 orang yang siap tempur. Namun setelah Khalifah menceknya kepada jenderalnya yang lain, ternyata hanya 30 000 orang, yang akan menghadapi musuh dengan kekuatan 300 000 orang. Rakyat pada waktu itu mencintai Awni sehingga Khalifah tidak dapat memecat Awni, demi kestabilan dalam negeri. Negara-negara Barat mengetahui mereka mempunyai pasukan yang menang dalam angka 10 kali lipat, segera menyerang Bosnia dengan alasan melindungi persekutuan empat negeri Balkan (Romania, Montenegro, Serbia, Austria-Hongaria). Sebagai hasilnya Perang Bosnia itu, Bosnia dan Yunani lepas dari Khilafah Islamiyah. Belakangan Khalifah baru mengetahui bahwa Awni Pasha menerima sogokan uang dan hadiah dari Inggris. Awni sebagai duri dalam daging bahkan menjadi musuh dalam selimut dalam konpirasi jahat tersebut. Awnilah yang melaporkan kekuatan yang sebenarnya dari pasukan di Bosnia yang hanya 30 000 orang itu kepada sekutu yang berkonspirasi tersebut. Khalifah melemparkan Awni dari kedudukannya, kemudian diperhadapkan pada pengadilan. Awni dinyatakan bersalah, yaitu berkhianat kepada Khilafah Islamiyah.

Dalam tahun 1901 pendiri gerakan Zionis, Theodor Hertzel, mengunjungi Istambul dan berupaya menemui Khalifah tetapi hanya diterima Ketua Dewan Menteri. Theodor Hertzel menawarkan bantuan kepada Khilafah Islamiyah seperti berikut:

  • Membayarkan lunas hutang Khilafah Islamiyah
  • Membangun Angkatan Laut Khilafah Islamiyah
  • 35 juta Lira Emas tanpa bunga untuk kesejahteraan Khilafah Islamiyah
Tawaran itu sebagai harga dari:
  • Mengizinkan orang Yahudi berkunjung ke Palestina sembarang waktu mereka inginkan, dan bermukim selama mereka inginkan "berziarah ke tempat-tempat suci".
  • Mengizinkan orang Yahudi membangun pemukiman dan mereka menginginkan lokasi dekat dengan Yerusalem.
Khalifah yang menolak menerima Hertzel tersebut menyuruh Ketua Dewan Menteri untuk menyampaikan titah Khalifah: "Suruh Dr. Hertzel untuk tidak mengambil selangkah dari proyeknya itu. Saya tidak dapat memberikan sejemputpun tanah dari Tempat Suci itu, karena itu bukan milik saya pribadi, itu adalah milik ummat Islam seluruh dunia. Orang Yahudi silakan menggenggam uangnya berjuta-juta. Selama saya masih hidup, saya lebih suka menerima tebasan pedang ketimbang melihat tanah Palestina dipotong dan dikeluarkan dari wilayah Khilafah Islamiyah. Ini ada suatu yang tidak mungkin saya terima, saya tidak akan memotong tubuh saya selama saya masih hidup." Setelah itu gerakan Zionis itu memalingkan upayanya ke Kerajaan Inggris untuk mewujudkan mimpi mereka menjadi kenyataan. Diminta kesabaran pembaca menunggu Seri berikutnya bagaimana konspirasi itu meruntuhkan Khilafah Islamiyah. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 25 Juni 2006