9 Juli 2006

735. Pembegalan Syari'at Islam di Turki

Itu Dawam Raharjo berlagak pakar hukum. Pada malam Jum'at, 29 Juni 2006, Daham Raharjo jual koyok di TV bahwa vonis Hakim dua tahun atas Lia Aminuddin, itu batal demi hukum. Betul-betul Dawam Raharjo itu jahil, irasional, karena menaruh otaknya di dengkul. Sama irasionalnya dengan 56 anggota DPR yang fanatik, belum baca isi Perda-Perda itu sudah mendesak Pemerintah mencabut Perda bernuansa Syari'at Islam dengan alasan inkonstitusional, sehingga batal demi hukum. Pada 5 Juli ybl., generasi "urang gaek" mendesak Presiden RI supaya memaklumkan dekrit kembali ke UUD-1945 yang murni, artinya tanpa amandemen-amandemen. Sampai sekarang ke-56 anggota DPR itu tidak "menyanyi", sedikitpun tidak mengeluarkan bunyi apa-apa. Padahal apa yang didesakkan oleh "generasi gaek" itu adalah nyata-nyata inkonstitusional. Tidak ada dimuat dalam UUD-1945, bahwa Persiden mempunyai wewenang bikin dekrit untuk menghapus amandemen-amandemen yang dibuat MPR seperti yang diamanatkan oleh reformasi.

***

Hingga akhir Perang Kemerdekaan Turki melawan negeri-negeri Eropa yang menduduki Khilafah Islamiyah setelah PD I, Mustafa Kemal dari Gerakan Turki Muda kelihatannya seperti seorang Muslim yang taat. Dia shalat bersama-sama ummat Islam di masjid-masjid. Bahkan diapun juga membaca khuthbah Jum'at di beberapa masjid. Dia bersumpah akan berperang untuk menyelamatkan Khilafah. Dia memuji-muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW sepanjang waktu. Dia menyebutkan Al-Quran sebagai Kitab Suci yang sempurna. Dia berkata Al-Quran itu adalah konstitusi. Dan dia juga mengatakan itu semuanya pada pembukaan Majelis Agung Nasional di Ankara sewaktu Perang Kemerdekaan. Sehingga ummat Islam mempercayainya. Dan dia mendapatkan kekuasaan penuh selama Perang Kemerdekaan.

Setelah Turki memperoleh kemerdekaannya, Mustafa Kemal dipilih oleh Majelis sebagai Presiden Turki. Gerakan Turki Muda memperoleh kekuasaan dan Mustafa Kemal membatalkan Khilafah pada 3 Maret 1924. Maka berakhirlah sudah kesatuan kepemimpinan bagi ummat Islam yang telah berlangsung selama 1300 tahun. Negeri-negeri barat dan zionis berhasil sepenuhnya menumbangkan Khilafah Islamiyah. Sejarah kemudian mencatat, ternyata Mustafa Kemal menjalankan agenda Inggris: melakukan revolusi untuk menghancurkan Khilafah Islamiyah. Mustafa Kemal berkonspirasi dengan Inggris dengan perjanjian "Persyaratan Curzon" pada 21 November 1923. Isinya, Turki harus menghapuskan Khilafah Islamiyah, mengusir Khalifah, dan menyita semua harta kekayaannya. Tulisan ini tujuannya antara lain untuk menampakkan wajah sebenarnya dari Mustafa Kemal Attaturk yang melakukan pembegalan Syari'at Islam di Turki, seperti diuatarakan di bawah.

***

Tidak selang berapa lama Mustafa Kemal mulai menerapkan reformasi anti-Islam. Sosok yang dahulunya berkata "Al-Quran sebagai konstitusi", berbalik mengatakan "Kita tidak menerima hukum dari langit" (sama betul dengan pemahaman kelompok JIL). Untuk mencapai reformasi anti-Islamnya, ia tidak segan-segan melakukan pemaksaan, terror, tiang gantungan, penyiksaan dan penjara. Mengapa hal yang demikian itu sampai terjadi? Bagaimana mungkin Mustafa Kemal yang sebelumnya begitu setia kepada Islam, Al-Quran, berbalik haluan menghapuskan Khilafah, dan melakukan reformasi anti-Islam? Apabila orang memperbandingkan kata-kata Mustafa Kemal selama Perang Kemerdekaan dengan kata-katanya setelah Perang Kemerdekaan hingga matinya (1923 - 1938), orang akan melihat dua jenis sosok Mustafa Kemal yang bertolak belakang 180 derajat! Mengapa Mustafa Kemal begitu tega sampai hati melakukan Social Engenering yang keras dan kejam reformasi anti-Islam?

Untuk itu perlu ditelusuri latar belakang dari mana ia berasal. Itu akan menjelaskan motivasi di belakang reformasi pembegalan Syari'at Islam di Turki. The Secret Jews, Joachim Prinz, 1973, pp. 111-122, bercerita:

"..... Bulan Desember 1686 di Salonika, kurang lebih 300 keluarga Yahudi menjadi Muslim Marrano (orang Yahudi yang memeluk Islam). Mereka secara terbuka menjalankan Syari'ah, akan tetapi secara rahasia tetap meneruskan ibadah dan tradisi Yahudi di rumah-rumah mereka (the Islamic Marranos continued to attend Jewish services secretly and observed certain Jewish customs in their homes). Inilah komunitas yang penting secara historis akar gerakan rahasia yang menjadi duri dalam daging dalam Khilafah. Gerakan rahasia yang dijuluki "doenmeh" (pembelot) ini melebar dengan pesat di Asia Minor. Dalam abad ke-19 grakan rahasia doemmeh ini sudah mencapai anggota sejumlah sekitar 20 000 orang. Salonika menjadi pusat gerakan rahasia ini. Tatkala tahun 1913 Salonika menjadi bagian dari Yunani, komunitas Marrano tetap di Salonika, namun pusat gerakan rahasia doenmeh berpindah ke Istanbul.

Banyak anggota dari gerakan rahasia doenmeh ini menjadi anggota Gerakan Turki Muda, dua orang di antaranya ialah Mustafa Kemal yang menjadi pimpinan Gerakan Turki Muda dan Djavid Bey (kemudian menjadi Menteri Keungan). Dalam Gerakan Turki muda banyak yang menentang kepemimpinannya dengan mempergunakan latar belakang "ke-doenmeh-nya, tetapi tidak berhasil. Mereka semuanya habis dieksekusi setelah Mustafa Kemal meraih kekuasaan. "

Lagi pula secara pribadi Mustafa Kemal mempunyai temperamen tanpa belas kasihan, karena ia peminum. "He was drinking heavily. The drink stimulated him, gave him energy, but increased his irritability. Both in private and public he was sarcastic, brutal and abrupt. He flared up at the least criticism." (Ia peminum berat. Minuman keras merangsangnya, memberikan tenaga padanya, tetapi meningkatkan dia punya sifat lekas naik darah. Baik dalam kesendirian maupun di depan publik dia sarkastis (syatama), brutal dan meledak-ledak. Mendapat kritik sedikit saja, emosinya sudah menyala bergelojak) [Grey Wolf, Mustafa Kemal, An Intimate Study of a Dictator, H.C. Armstrong, 1934].

***

Kembali pada pembegalan Syari'at Islam di Turki, bahkan sampai kepada ibadah mahdhahpun (ritual) dibegalnya. The Emergence of Modern Turkey, Bernard Lewis, 1965, p. 408, bercerita seperti berikut:

Pertama, masuk masjid tidak boleh pakai jubah. Untuk itu setiap masjid harus menyediakan kamar tempat menggantung jubah, karena untuk masuk masjid harus berpakaian cara eropah, dan di dalam masjid orang sembahyang tidak boleh sujud di lantai, untuk itu dijejerkan bangku-bangku (pews) seperti dalam gereja. Kedua, bahasa yang digunakan dalam sembahyang tidak boleh pakai bahasa Arab, melainkan bahasa Turki, termasuk Allahu Akbar diganti dengan Tanri Uludur. Ketiga, karakter ibadah harus indah, membangkitkan cita-rasa, untuk itu setiap masjid harus menyediakan para musisi yang terlatih untuk nyanyian modern beserta seperangkat alat-alat musik. Keempat, khatib harus menguasai filsafat barat ketimbang pengetahuan tentang Al-Quran dan Hadits, dan untuk itu harus mempunyai sertifikat.

Konseptor modernisasi pembegalan Syari'at Islam di Turki adalah "suhu"-nya Mustafa Kemal, yaitu Ziya Gokalp [Turkish Nationalism and Western Civilization, Ziya Gokalp, New York, 1959]

Firman Allah:
-- WLQD ADHL MNKM JBLA KRSYRA AFLM TKWNWA T'AQLWN (S. YS, 36:62) dibaca:
-- walaqad adhalla mingkum jibillang katsi-ran afalam taku-nu- ta'qilu-n (s. ya-sin), artinya:
-- Sesungguhnya setan itu menyesatkan banyak di antara kamu, tidakkah kamu memikirkannya?

'Ala kulli hal, kita ulangi apa yang tertulis dalam Seri 672 yang berjudul: "Mengapa ke Turki?": Maka sejak tahun 1924 Turki itu bukanlah mencerminkan Islam. Ya, mengapa untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam terpilih ke Turki? Apa alasan para penasihat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memilih Turki? WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 9 Juli 2006