1 April 2007

772. Kesulitan Orang Terdahulu dengan Sistem Kontrol Sistem 19

Firman Allah:
-- ANA NhN NZLNA ALDzKR WANA LH LhFZHWN (S. ALhJR, 15:9), dibaca:
-- inna- nahnu nazalnadz dzikra wainna- lahu- laha-fizhu-n, (tanda - dipanjangkan membacanya), artinya:
-- Sesungguhnya telah Kami turunkan Al-Dzikr (Al-Quran, Al-Kitab) dan sesungguhnya Kami memeliharanya.
Allah SWT memelihara Al-Dzikr melalui dua cara:
Pertama, dari segi bacaan (Al-Quran) Allah SWT memberi kemampuan kepada tidak sedikit ummat Islam sampai kepada anak-anak yang mampu menghafal Al-Quran.
Kedua, Allah menciptakan Sistem Kontrol sebagai mekanisme yang mengontrol keotentikan tuisan (Al-Kitab) Mushhaf 'Utsmani.

Ternyata ayat-ayat dalam Al-Quran bukan hanya sekadar untuk mengistinbath (menggali) hukum-hukum dalam Ilmu Fiqh, tetapi juga mengistinbath qaidah (regel, rule), antara lain mengenai potongan-potongan huruf yang disebut Al-Muqaththa’aat (dari akar kata yang dibentuk oleh Qaf-Tha-‘Ain, qatha’a = potong), yaitu seperti Alif-Lam-Mim, dll.

Pada tahun 1972 Rashad Khalifa berhasil mengistinbath qaidah mengenai Al-Muqaththa’aat ini bahwa itu adalah kode matematis. Sayangnya angka 19 ini disakralkan oleh agama Bahai, sehingga Rashad Khalifa dituduh beragama Bahai, padahal dia sama sekali tidak mensakralkan angka 19 tersebut. Bahkan atasnya dilakukan pula pembunuhan karakter (character assassination) yaitu dia juga dituduh ingkar sunnah. Padahal dia ikut shalat berjamaah, mana bisa dia ingkar sunnah kalau shalatnya sama dengan shalat kita, sebab bukankah cara shalat itu landasannya Hadits?

Memang sudah tepat waktunya hal itu terungkap sekarang, karena dewasa ini para orientalis yang membenci Islam dan ummat Muslimin, sedang sengit-sengitnya menyerang Al-Quran Mushhaf 'Utsmani, bahwa itu tidak otentik. Bukan para orientalis tersebut saja yang menyerang keotentikan Mushhaf 'Utsmani, namun para pseude Muslim, para benggolan yang menamakan diri Islam Liberal turut pula dalam aktivitas itu, setelah menimba dari sumur (well) para orientalis yang membenci Islam dan ummat Muslimin tersebut. Cukup di sini saya sebutkan dua orang di antaranya, yaitu: Luthfi Asysyaukani, dosen Sejarah Pemikiran Islam di Universitas Paramadina, Jakarta, yang Editor Jaringan Islam Liberal (JIL) menulis al:
"Alquran kemudian mengalami berbagai proses 'copy-editing' oleh para sahabat, tabi'in." Taufik Adnan Amal, dosen mata kuliah ulumul Quran di IAIN (sekarang UIN) Alauddin Makassar, aktivis JIL, al menulis:
"Bagi rata-rata sarjana Muslim, keistimewaan rasm utsmani merupakan misteri ilahi dan karakter kemukjizatan al-Quran. Tetapi, pandangan ini lebih merupakan mitos.

Sistem Kontrol angka 19 sebagai mekanisme untuk mengontrol keotentikan Al-Quran Mushhaf ‘Utsmani telah saya bahas dalam Lampiran I dari Orasi Ilmiyah yang saya presentasikan dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Universitas Muslim Indnesia (UMI) pada tanggal 25 Muharram 1416 / 24 Juni 1995 dalam Rangka Peringatan Milad (Dies Natalis) UMI yang ke 41 [1954 - 1995]. Insya Allah pada kesempatan lain akan saya sajikan nanti dalam rubrik OPINI Lampiran I tersebut.

Dahulu notasi bilangan itu memakai sistem huruf-huruf (GEMATRIA, numerical values of letters)

Sistem Menuliskan Simbol Bilangan (Gematria)
Alif A = 1 Sin S = 60
Ba B = 2 ‘Ain ‘A = 70
Jim J = 3 Fa F = 80
Dal D = 4 Shad Sh = 90
Ha (ح) H = 5 Qaf Q = 100
Waw W = 6 Ra R = 200
Zay Z = 7 SyinSy = 300
ha (ه) h = 8 TaT = 400
Th Th = 9 Ts Ts = 500
Ya Y = 10KhaKh = 600
Kef K = 20 Dzal Dz = 700
Lam L = 30 Dha Dh = 800
Mim M = 40 Zha Zh = 900
Nun N = 50 Ghain Gh = 1000

Contoh :
_______
D’ADhGh = 1874

Biasanya simbol angka diberi bergaris di atasnya. Notasi angka dengan simbol huruf-huruf itu gunanya hanya untuk mencatat saja, tidak bisa dipakai untuk operasi ilmu hitung seperti menambah, mengurangi, memperbanyak dan membagi.

***

Kode matematis itu antara lain qaidah bahwa Al-Muqaththa'aat yang membuka sebuah Surah memberikan isyarat bahwa jumlah huruf dalam Surah bersangkutan adalah kelipatan 19. Seperti misalnya jumlah huruf Alif+Lam+ Mim+Shad dalam surah Al-A'raaf adalah kelipatan 19. Hasilnya seperti dalam tabel di bawah dengan notasi bilangan dalam huruf-huruf:

Huruf

Jumlah Huruf Shad

Alif
_________
B’ATsGhGh

Lam
______
JKTsGH

Mim
_____
HSQGh

Shad
___
hSh

Jumlah
___
? = ? x ThY

Siapa yang dapat menjumlahkan angka-angka tersebut di atas, baik orang terdahulu maupun orang dewasa ini? Belum lagi untuk qaidah huruf-huruf persekutuan yang membentuk Al-Muqaththaat yang terdapat dalam semua Surah yang sama-sama memiliki huruf -huruf persekutuan tersebut, jumlahnya adalah kelipatan 19, seperti dalam tabel di bawah, dalam notasi bilangan yang bukan huruf:

Tabel Persekutuan [Alif, Lam, Ra]
NoSurahAlifLamRaAlif + Lam + Ra
10.Yuwnus13199132572489
11.Huwd 1370 794 325 2489
12.Yuwsuf 1306 812 257 2375
14.Ibraahiym 585 452 160 1197
15.al-hijr493 323 96 912
Jumlah5073 3294 1095 9462 = 19 x 367

Gampang sekali menjumlahkan dan membagi angka-angka itu. Tetapi coba bagi orang-orang terdahulu sebelum didapatkannya notasi bilangan dalam sistem desimal. Kalau setiap bilangan dinyatakan dalam simbol huruf-huruf, mana bisa dilakukan operasi tambah dan membagi.

Maka masuk akal, jika Nabi Muhammad SAW tidak menceritakan dalam Hadits Sistem 19 itu, bikin susah orang saja. Barulah setelah didapatkan notasi bilangan dalam sistem desimal operasi menambah dan membagi itu menjadi gampang. Bahkan menjadi sangat gampang dan cepat setelah teknologi komputer didapatkan, yaitu dengan adanya Al-Quran digital, tidak susah membuat program untuk menjumlah huruf-huruf yang dikehendaki, kemudian membaginya dengan 19. Dan yang mulai dengan pemakaian kompuer itu adalah Rashad Khalifa. Dialah yang menemukan "telur Columbus", seperti dikemukakan dalam Seri 771 yang lalu. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar 1 April 2007