27 Juni 1993

085. Enggang hinggap, Ranggas jatuh, Anak Raja Mati Terhimpit

Pulang dari salah satu pengajian Majelis Ta'lim Wanita Ujung Pandang Baru, isteri saya membawa permasalahan, yaitu tentang rama-rama malam. Sudah banyak kali dia mendengarkan dalam pengajian isu tentang tahyul dan musyrik kecil. Seperti yang baru saja dicontohkan dalam ceramah yang dihadirinya tadi. Ada kepercayaan yang turun temurun mengaitkan masuknya rama-rama malam ke dalam rumah dengan kedatangan tamu. Orang yang masih mempercayai kepercayaan turun temurun tersebut, dia itu musyrik kecil, demikian ustadz penceramah tadi. Rama-rama malam masuk rumah, hubungan isyarat, kuasa ghaib, kaitan kausal yang sebenarnya dan yang semu Inilah isu yang akan menjadi pengantar dari judul yang di atas: Enggang hinggap, Ranggas jatuh, Anak raja mati terhimpit.

Biasanya lebih populer penggunaan kata kupu-kupu ketimbang rama-rama, walaupun pengertiannya sama betul. Namun dalam tulisan ini saya memilih kata rama-rama. Mengapa? Ada dua jenis rama-rama, yaitu rama-rama yang sayapnya berdempet tegak lurus apabila hinggap dan rama-rama yang sayapnya membuka lebar mendatar kalau hinggap. Jenis yang pertama adalah rama-rama siang dan jenis yang kedua adalah rama-rama malam. Nah kalau dipakai kata kupu-kupu malam, maka kata ini punya konotasi negatif. Yaitu pelacur yang beroperasi membuka sayapnya lebar-lebar ke lapangan pada malam hari. Sehingga kalau kupu-kupu dikaitkan dengan malam akan mempunyai konotasi yang jorok.

Apa itu yang disebut musyrik? Musyrik yaitu orang yang bersikap syirk, menduakan Allah. (Jangan dikacaukan dengan bahasa AGB sirik yang diartikan dengan dengki atau iri). Lalu apakah betul kalau orang percaya bahwa jika ada rama-rama malam masuk rumah alamat akan kedatangan tamu, berarti orang itu sudah menduakan Allah? Maka akan timbul pertanyaan lebih lanjut. Apakah rama-rama itu hanya merupakan isyarat akan datangnya tamu, ataukah rama-rama masuk rumah itu dianggap sebagai penyebab datangnya tamu? Timbul pertanyaan lanjutan lagi. Apakah isyarat identik pengertiannya dengan penyebab?

Dalam kepercayaan turun temurun dari nenek moyang kita tentang alamat atau isyarat itu ada beberapa jumlahnya. Seperti misalnya apabila ada ayam jantan berkokok tengah malam alamat ada dara yang kehilangan kegadisannya pada malam itu. Mimpi gigi tanggal alamat akan kematian keluarga dekat. Kedutan di kulit alamat akan mengalami kegembiraan atau kesedihan, tergantung di plot mana kulit itu kedutan; kalau di paha misalnya itu isyarat akan bertengkar.

Adapun hubungan antara kelahiran seseorang di bawah rasi bintang tertentu dengan tabiat seseorang, itu bukan isyarat melainkan hubungan kasual yang semu. Akan tetapi orang yang selalu dibayangi rasa ketakutan akan mendapat kecelakaan setelah menginjak mati kucing, maka itu termasuk musyrik kecil.

Maka di antara sekian banyak kepercayaan turun temurun menyangkut rentetan peristiwa itu harus dipilah-pilah, jangan pukul rata. Ada rentetan peristiwa yang dianggap termasuk alamat atau isyarat. Ada pula rentetan peristiwa yang dianggap sebagai penyebab langsung, katakanlah hubungan kausal secara mekanistik maupun hubungan kausal kuasa gaib. Anggapan bahwa rentetan peristiwa itu hanya sebagai alamat tidaklah musyrik, meskipun alamat itu belum tentu benar atau belum tentu salah. Apakah setiap ada rama-rama masuk rumah mesti akan kedatangan tamu? Apakah setiap kedatangan tamu selalu didahului oleh rama-rama masuk rumah? Ataukah ada rama-rama masuk rumah tetapi tidak ada tamu yang datang? Namun rupanya nenek moyang kita turun temurun minatnya hanya tertuju kepada kejadian adanya rama-rama masuk rumah, disusul dengan datangnya tamu. Sedangkan tidak ada minatnya sama sekali terhadap kemungkinan-kemungkinan yang lain. Lalu akhirnya terbinalah kepercayaan tersebut. Maka apabila sekarang masih ada yang mempercayai bahwa rama-rama masuk rumah alamat akan datang tamu, tidaklah orang itu musyrik, hanya kepercayaan tentang alamat itu tidak benar. Akan tetapi jika menganggap bahwa rama-rama itu mempunyai kuasa gaib mampu mendatangkan tamu, maka itu musyrik, bukan hanya sekadar musyrik kecil.

Adapun tentang kepercayaan adanya hubungan kausal yang langsung secara mekanistik, maka itu benar, sepanjang sudah diadakan penelitian yang cermat. Seperti misalnya keluarnya semut-semut dari sarangnya, binatang hutan pada berlarian menghindari suatu tempat. Itu adalah alamat akan datangnya gempa bumi. Sebenarnya alat pendeteksi yang diberikan Allah kepada binatang-binatang itu jauh lebih peka ketimbang seismograf, alat pendeteksi gempa bikinan manusia. Sebelum alat seismograf dapat mendeteksi gempa, binatang-bintang itu telah lebih dahulu mengetahuinya. Namun ada pula rama-rama yang mampu mendatangkan tamu dari luar negeri, yaitu rama-rama di Bantimurung, rama-rama yang menjadi obyek wisata.

Yang terakhir ada hubungan kausal yang semu, bukan merupakan penyebab yang sebenarnya, melainkan hanya berupa pelatuk. Seperti misalnya tertembaknya Pangeran Francis Ferdinand pada 28 Juni 1914 di Sarajevo, yang menjadi picu atau pelatuk Perang Dunia Pertama. Tentu kita semua sudah pernah membaca dalam sejarah bahwa penembakan pangeran yang menjadi picu itu dilakukan oleh seorang anggota rahasia gerakan expansi Serbia untuk menguasai Bosnia-Herzegovina. Adapun kelakuan biadab expansi Serbia sekarang ini adalah pengulangan sejarah.

Tentang hubungan kausal jenis pelatuk ini telah pernah diteliti oleh seorang pakar di antara nenek moyang kita, yang kita tidak tahu orangnya, oleh karena pakar nenek moyang kita itu menganut nilai tidak ingin menonjolkan dirinya, dan itu terpateri dalam gaya bahasa orang-orang dulu yaitu pemakaian kalimat pasif. Adapun hubungan kausal janis pelatuk tersebut diungkapkan dalam sebuah syair yang pendek saja:

Enggang hinggap
Ranggas jatuh
Anak raja mati terhimpit

Enggang adalah sejenis burung yang besar dan berat paruhnya. Ranggas adalah ranting yang sudah layu, dilihat dari segi ilmu mekanika dalam keadaan keseimbangan yang labil (labiele evenwicht). Sedikit saja disentuh akan patah. Anak raja di bawah pohon mengidap penyakit jantung. Sedikit saja kaget jantungnya akan berhenti berdenyut. Enggang yang hinggap menjadi picu jatuhnya ranggas, dan ranggas yang mengenai anak raja merupakan picu tersentaknya jantung yang lalu berhenti berdenyut, matilah dia si anak raja itu.

Firman Allah: Min kulli syay.in sababan (S. AlKahf, 84), artinya: Dari tiap-tiap sesuatu bersebab (18:84). Jadi segala sesuatunya itu ada penyebabnya. Ada yang mekanistik dan itu dapat dikaji oleh sains. Ada yang tidak mekanistik dan itu terbagi dua, yaitu sihir dan Yang Ghaib. Ular-ular orang-orang "pintar" Fir'aun adalah hasil sihir. Ular-ular itu habis dimakan tongkat Nabi Musa AS yang berubah menjadi ular. Tongkat Nabi Musa AS menjadi ular penyebabnya dari Yang Ghaib, dan itu namanya mu'jizat. Kata ini dibentuk oleh 3 huruf: 'Ain, Jim, Zay, 'Ajaza artinya melemahkan. Mu'jizat yaitu yang dimiliki oleh seorang Nabi untuk melemahkan visi lawan-lawannya. Jadi mu'jizat itu penyebabnya langsung dari Allah SWT. Mengenai sihir akan dibahas kelak, Insya Allah. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 27 Juni 1993