24 Juni 2007

784. Sinetron "Religius" yang Tidak Islami

saya timba dari cyber space beberapa pendapat tentang sinetron yang "kelihatannya" seperti sinetron "religius" antara lain seperti berikut:

Ada yang sangat keterlaluan sampai memuakkan. Mengenai orang yang sangat-sangat menderita. Sangat keterlaluan sekali menggambarkan penderitaan seseorang. Seolah-olah dunia ini isinya orang jahat semua. Orang yang tidak punya perasaan. Bahkan tetangga-tetangga orang yang menderita itu tidak ada satupun yang membelanya, membantu dan memberikan perlindungan. Seolah-olah orang yang menderita itu benar-benar seorang diri. Tidak ada saudara, tidak ada tetangga yang baik. Semua tetangganya hatinya telah keras membatu untuk memberikan bantuan. Ini gambaran yang buruk. Sinetron ini mengajarkan sikap pasrah yang salah yang tidak bisa membela dirinya dari perilaku zhalim yang keterlaluan. Orang yang beriman tidak dibenarkan menerima untuk membiarkan dirinya dizhalimi secara keterlaluan. Apakah umat Islam di negeri ini ingin dijadikan sesuai pesan sinetron semacam ini? Untuk bersikap pasrah saja ketika dizhalimi? Ini tidak benar. Itu sinetron "religius" mengajarkan kesabaran fatalis, sikap lemah hanya bisa berdoa kepada Allah tanpa mampu membalas kezaliman orang lain. Hasil do'anya itu tidak masuk akal, kebanyakan berkisar hal-hal aneh pada waktu penguburannya. Ada ularlah, ada air yang memenuhi liang lahadlah, kuburannya meledaklah dll. Bukan hanya ada pemain yang non-muslim/non-muslimah yang memerankan tokoh-tokoh beragama Islam yang dalam sinetron itu berjilbab dan mengucapkan alhamdulillah, salam, dll, tetapi kadang-kadang penulis sinetron atau sutradaranya juga non-muslim yang tidak tahu persis tentang Islam. Sutradara salah memilih "selebriti" bintang sinetron yang memeranankan ustadz/ustadzah yang sangat janggal membaca Al-Quran, tajwidnya tidak beres, mengucapkan bunyi yang salah makhrajnya (artikulasinya), yang pendek dipanjangkan yang mestinya panjang dipendekkan. Kehidupan digambarkan terlalu wah, wah, menyimpang dari aqidah Islam. Bagaimana tidak, jika sinetron religius itu dibuat oleh semacam Raam Punjabi! Dengar-dengar seorang sutradara sinetron "religius" yang tidak Islami bilang Raam memang meminta ada unsur mistiknya. Maka muncullah sinetron-sinetron yang seolah-olah Islami, tetapi pakai kesaktian yang macam-macam. Seperti si tiga serangkai itu. Pakai baca-bacaan al-Qur'an kok buat mengeluarkan kesaktian bak sinar laser dari tangan. Syirik itu!

Anak sekolah kok kerjanya pacaran saja, tidak pernah belajar. Itu seumpama virus yang akan berjangkit di dunia nyata yang akan ditiru-tiru anak-anak sekolah. Pokoknya tidak sip kalau tidak punya pacar. Biarin batas kelulusan dinaikkan terus, supaya murid-murid tidak kejangkitan penyakit pacaran dari bualan-bualan sinetron. Ada black campaign terhadap jilbab, dua gadis berjilbab pergi menipu minta-minta sokongan katanya itu lho untuk masjidlah, untuk panti asuhan anak yatimlah, ya macam-macam. Peranan ustadz bobotnya hanya melawan pesugihan yang menjelma menjadi ular jadi-jadian dan binatang jadi-jadian yang lain, ayat-ayat Al-Quran difungsikan sebagai mantra saja untuk melawan dukun sihir. Itu black campaign yang merusak citra para uztadz kita bahkan melecehkan Al-Quran yang difungsikan sebagai mantra.

Sinetron "religius" memang hampir semuanya tidak islami, kecuali yang dibuat oleh Deddy Mizwar dkk. Mengapa sinetron-sinetron "religius" itu hampir semuanya tidak islami, karena dibuat dgn konsep yang tidak islami. Ummat Islam hanya sedikit yang bisa bikin sinetron berkualitas Islami. Ini belum tentu karena tidak ada skillnya. Bisa jadi karena banyak agenda lain yang dianggap lebih penting. Bagi seorang Muslim, ia harus membuat prioritas dalam hidupnya. Jadi, kerja ya bukan sekedar cari duit, tapi harus semaksimal mungkin membawa kemaslahatan bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Nah, bisa jadi kebanyakan ummat Islam memandang kegiatan pembuatan sinetron itu sebagai sesuatu yg tidak penting. Mari kita beramai-ramai sadarkan insan perfilman, kita dukung Deddy Mizwar dkk, dan barangkali Anda dan teman-teman juga tidak tahu, ada juga yang sedang merintis usaha sinetron/perfilman islami. Itulah beberapa sentilan terhadap sinetron-sinetron yang saya timba dari cyber space.

***

Ada hal yang patut diwaspadai. Yaitu gerakan sistematis supaya ummat Islam tidak punya semangat juang. Biar dizalimi diam saja tidak melawan kezaliman. Firman Allah SWT:

-- ADzN LLDZYN YQATLWN BANHM ZHLMWA WAN ALLH 'ALY NSHRHM LQDYR. (S. ALHJ, 22:39), dibaca:
-- Udzina lilladzi-na yuqa-talu-na biannahum zhulimu- wainnaLla-ha 'ala- nashrihim laqadi-r (tanda - dipanjangkan membacanya), artinya:
-- Diizinkan berperang karena mereka dizalimi, dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa memenangkan mereka.


-- KTB 'ALYKM ALQTAL WHW KRH LKM W'ASY AN TKRHWA SYY^N WHW KhYR LKM W'ASY AN THBWA SYY^AN WHW SyR LKM WALLH Y'ALM WANTM LA T'ALMWN (S. ALBQRt, 2:216), dibaca:
-- Kutiba 'alaykumul qita-lu wahuwa karhul lakum wa'asa- an takrahu- syay.aw wahuwa khayrul lakum wa'asa- an tuhibbu- syay.aw wahuwa syarrul lakum waLla-hu ya'lamu waantum la- ta'lamu-n, artinya:
-- Diwajibkan atas kamu berperang padahal itu kamu benci, dan boleh jadi kamu benci akan sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu senang akan sesuatu tetapi itu buruk bagimu, dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak ketahui.

-- WLA THNWA WLA ThZNWA WANTM ALA'ALWN AN KNTM MWaMNYN (S. AL 'AMRAN, 3:139), dibaca:
-- wala- tahinu- wala- tahzanu- wa antumul a'lawna ing kuntum mu'mini-n, artinya:
-- Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
darjatnya, jika kamu orang-orang yg beriman.
WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 24 Juni 2007