Raja-raja Melayu dimitoskan berasal dari Iskandar Dzulqarnain. Di Indonesia dalam buku-buku sejarah terbitan yang lama-lama, Raja Macedonia Alexander the Great dikatakan Iskandar Zulkarnain. Mengaitkan Alexander (Iskandar) dengan Dzulqarnain, seorang tokoh dalam Al-Quran, itu adalah kesalahan besar. Alexander the Great, atau Iskandar Agung, Raja Macedonia, adalah penyembah dewa-dewa, sedangkan Dzulqarnain seperti termaktub dalam Al Quran, menerima wahyu dari Allah. Jadi Dzulqarnain (Si Tanduk Dua) bukanlah Iskandar Agung. Karena menerima wahyu dari Allah, apakah Dzulqarnain itu seorang Nabi? Apakah kriteria seorang Nabi?
-- FB’ATs ALLH ALNBYN MBSyRYN WMNDzRYN WANZL M’AHM ALKTB BALhQ LyhKM BYN ALNAS FYMA AKhTLFWA FYH (S. ALBQRt, 2:213), dibaca:
-- faba’atsaLla-hun nabiyyi-na mubsysyiri-na wamundziri-na waanzala ma’ahumul kita-ba bilhaqqi liyahkuma bainan na-si fi-makh talafu- fi-hi, artinya:
-- Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan
Jadi menurut ayat [2:213] barulah perlu dan cukup tentang kriteria seorang Nabi ialah mendapat wahyu dan mendapatkan Kitab sebagai rujukan untuk menetapkan keputusan hukum (yahkum). Dzulqarnain hanya mendapat wahyu, tidak mendapatkan Kitab, jadi Dzulqarnain bukanlah seorang nabi, seperti ibunya Nabi Musa AS yang hanya mendapat wahyu tetapi tidak mendapat Kitab.
Lalu siapakah Dzulqarnain dalam sejarah ?
KJVR-Daniel 8:
3 Then I lifted up mine eyes, and saw, and, behold, there stood before the river a ram which had two horns: and the two horns were high; but one was higher than the other, and the higher came up last. (Lalu kuangkat mukaku dan kulihat, tampak seekor domba jantan berdiri di depan sungai itu; tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, tetapi yang satu lebih tinggi dari yang lain, dan yang tinggi itu tumbuh terakhir).
16 And I heard a man's voice between the banks of Ulai, which called, and said, Gabriel, make this man to understand the vision (Dan kudengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: "Jibril, buatlah orang ini memahami penglihatan itu!).
20 The ram which thou sawest having two horns are the kings of Media and Persia. (Domba jantan yang kaulihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja orang Media dan Persia)
"Vision" dari Nabi Danyal ttg biri-biri jantan bertanduk dua, yang sebelah tanduknya lebih tinggi yang datang belakangan, mengisyaratakan tanduk yang lebih rendah yaitu Media dan tanduk yang lebih tinggi yaitu Parsi yang belakangan menjadi Imperium Paarsi . Dalam sejarah tokoh yang mendirikan Kerajaan Media dan Parsi yang kemudian menjadi Imperium Parsi tersebut adalah Cyrus the Great (600 - 529) SM, mendirikan Imprium Parsi (550) SM, dan memerintah (550 - 529) SM. Jadi "Vision" dari Nabi Danyal itu mengisyaratkan bahwa Dzulqarnain adalah Cyrus the Great. Bahwa Cyrus the Great itu ada kaitannya dengan Si Tanduk Dua atau Dzulqarnain itu bisa diterima, tetapi apakah dalam hal menyembah dewa-dewa Cyrus the Great tidak ada bedanya dengan Alexander the Great? Untuk itu perlu dahulu ditinjau dua hal.
Pertama, setelah Nabi Sulaiman AS wafat tahun 926 SM, maka kerajannya pecah menjadi Kerajaan Israil di utara dan Kerajaan Yahuza (Yudah) di selatan, masing-masing dengan ibu kota Samaria dan Jeruzalem. Tahun 721 SM Samaria ditaklukkan oleh bangsa Asysyria dan penduduknya yang terdiri atas 10 suku dibawa pergi semuanya oleh penakluk itu. Inilah yang disebut 10 suku bangsa Israil yang hilang (Ten Lost Tribes of Israel). Dalam tahun (586) SM Kerajaan Yahuza ditaklukkan oleh bangsa Babilonia. Penaklukan Jeruzalem ini dapat kita baca dalam Al Quran:
-- FADzA JAa W’AD AWLHMA B’AtsNA ‘ALYKM ‘ABADA LNA AWLY BAaS SyDYD FJASWA KhLL ALDYAR WKAN W’ADA MF’AWLA (S. BNY ASRAaYL, 17:5), dibaca:
-- faidza- ja-a wa’du u-la-huma- ba’atsna ‘alaikum ‘iba-dal lana- uli- ba’sin syadi-din faja-su- khila-lad diya-ri waka-na wa’dam maf’u-la-, artinya:
-- Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-halaman, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
Atas perintah Raja Nebukadnezar semua penduduk Yeruzalem diboyong ke Babilonia, namun pada (538) SM mereka dimerdekakan dan dikembalikan ke Yeruzalem oleh Cyrus the Great.
Kedua, Cyrus the Great penganut yang taat dari agama Zarathustra. Di sekolah-sekolah diajarkan bahwa agama Zarathustra menyembah Dua Tuhan, yaitu Tuhan Terang Ahura Mazda (ormuzd) dan Tuhan Gelap, Angra Manyu (Ahriman). Namun dewasa ini ada aliran agama Zarathustra di Amerika yang bersemboyan: "Kembali ke Gatha", mereka ini berkeyakinan Zatahustra tidak mengajarkan dua tuhan, melainkan Zarathustra mengajarkan Satu Tuhan, yaitu Ahura Mazda menciptakan Angra Manyu, seperti Allah menciptakan iblis dalam agama Yahudi, Nashrani dan Islam. Ini mengisyaratkan bahwa Cyrus the Great bukanlah penyembah berhala atau dewa-dewa, melainkan beragama Tawhid, sehingga itulah sebabnya maka pada (538) SM Bani Israil semuanya dikembalikan ke Yeruzalem oleh Cyrus the Great. Gatha telah dibakar habis tatkala Alexander the Great menduduki Percepolis, sehingga Gatha hanya berupa rekaman ingatan dari para pendeta agama Zarathustra. Alexander mempeoleh gelar dari para pendeta agama Zarathustra, yaitu "yang terkutuk". WaLlahu a'lamu bisshawab.
***
Makassar, 29 April 2007
29 April 2007
[+/-] |
776. Siapakah Dzulqarnain ? |
22 April 2007
[+/-] |
775. Perlunya Mazhalim dalam Sistem Organisasi Matrix |
Ada dua istilah yang tidak begitu lazim didengar dalam khalayak ramai, yaitu mazhalim dan matrix.
-- Mazhalim adalah sebuah lembaga dalam struktur Negara Islam Madinah pada zaman RasuluLlah SAW. Mazhalim ini mempunyai wewenang untuk mengawasi, mencegah dan menghukum aparatur negara yang menzhalimi penduduk.
-- Matrix adalah apa saja yang terdiri atas baris dan kolom. Dalam turnamen olah raga, matrix ini tidak asing pagi panitia penyelenggara. Dalam turnamen sepak bola misalnya kesebelasan A, B, C, D dst dalam pool N disusun menurut baris dan kolom. Pertandingan A lawan B misalnya hasilnya seri, sehingga kedua kesebelasan itu masing-masing dapat nilai 1. Maka ditelusuri arah baris dari A yang berpotongan dengan arah kolom dari B dan pada kotak perpotongan itu dibubuhkan angka 1. Demikian pula ditelusuri arah baris dari B yang berpotongan dengan arah kolom dari A dan pada kotak perpotongan itu juga dibubuhkan angka 1.
-- Organisasi Matrix adalah organisasi yang terdiri dari dua aliran yang masing-masing dituliskan dalam baris dan kolom. Dahulu, pada wakti Prof. Ahmad Amiruddin masih menjabat Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), berdasar atas keputusan Musyawarah di Watampone, Unhas diubah struktur organisasinya menjadi Struktur Matrix dalam aliran Program Pendidikan pada baris dan Sumberdaya pada kolom. Setiap dosen punya dua bos, yaitu bertanggung jawab dalam aliran Program kepada Ketua Program Pendidikan dan juga bertanggungjawab dalam aliran Sumberdaya kepada Ketua Jurusan. Para Ketua Program dikepalai Dekan Kajian dan para Ketua Jurusan dikepalai oleh Dekan Fakultas.
(Bertanggugnjawab kepada dua bos adalah unik, sebab dalam perahu hanya ada seorang Nakoda. Namun dalam sejarah pernah terjadi kasus "Rua KaraEng se're ata", dua Raja satu rakyat, yaitu Kerajaan Kembar Gowa-Tallo, yang dikenal sebagai Kerajaan Makassar).
Kembali pada sistem organisasi Matrix dari Unhas itu. Aliran Program Pendidikan mengurusi kurikulum yang relevan dengan pembangunan, memonitor dan mengevaluasi perkuliahan, yang dilakukan oleh Ketua Program Pendidikan. Ketua-Ketua Program Pendidikan dikepalai oleh Dekan Kajian. Aliran sumberdaya dikepalai oleh Dekan Fakultas yang membawahkan (mengatasi, bukan membawahi) Ketua-Ketua Jurusan yang bertanggung-jawab atas Sumberdaya. Kalau Program Pendidikan membina mahasiswa, maka Sumberdaya membina Dosen dan membina Ilmu. Kegiatan penelitian dalam aliran Program Pendidikan dalam rangka membina mahasiswa, sedangkan kegiatan penelitian dalam aliran Sumberdaya ialah membina ilmu. Seperti dikatakan di atas setiap dosen mempunyai dua bos, yaitu bertanggung-jawab kepada Ketua Program Pendidikan tentang lancarnya perkuliahan yang bahannya sesuai dengan SAP, sedangkan kepada Ketua Jurusan bertanggungjawab dalam hal ilmu yang dibinanya.
Dengan Organisasi Matrix ini hilanglah sekat atau kapling jurusan-jurusan dalam intern fakultas dan kapling fakultas dalam intern universitas. Mahasiswa program pendidikan Teknik Mesin misalnya jika mau kuliah Hukum Milik Perindustrian harus
mendatangi Fakultas Hukum pada jurusan yang membina mata ajaran yang bersangkutan. Mahasiswa Program Pendidikan Teknik Mesin menganggap Fakultas Hukum adalah fakutasnya pula, menganggap Fakultas Ekonomi fakultasnya pula karena di Fakultas Ekonomi ia shopping mata ajaran Manajemen Industri.
Dalam Organisasi Matrix di samping lancarnya proses komunikasi saling berkenalan, berlangsung pula prinsip mahasiswa mendatangi ilmu. Dalam organisasi yang bukan Organisasi Matrix mahasiswa tersekat dalam jurusan dan fakultasnya, ilmu mendatangi mahasiswa, karena ilmu itu dibawa oleh dosen dari luar kapling. Sayang sekali Oganisasi Matrix ini tidak dikenal dalam organisasi rutin yang baku tetapi kaku. Organisasi Matrix di Unhas setelah berlangsung beberapa tahun dibubarkan karena bertentangan dengan Peraturan Pemerintah, perihal pembentukan dan Peraturan Pemerintah, mengenai organisasi universitas. Maka Pemerintah dan DPR perlu menelurkan undang-undang yang pada pokoknya sistem organisasi Perguruan Tinggi itu dalam semangat otonomi daerah memberikan kebebasan pada Lembaga Perguruan Tinggi untuk memilih sistem organisasi yang disukainya. Kalau di Makassar ini dengan maraknya tawuran mahasiswa antar fakultas, sudah sangat mendesak Organisasi Matrix ini diterapkan.
***
Adapun perkara pembantaian mahasiwa di IPDN perlu diterapkan organisasi matrix dalam aliran Sumberdaya + Program dalam satu aliran dan Mazhalim pada aliran lain. Para dosen juga mempunyai dua bos, yaitu dalam aliran Sumberdaya + Program kepada Ketua Jurusan dalam hal pembinaan ilmu dan pembinaan perkuliahan dan dalam aliran Mazhalim kepada Ketua Mazhalim berupa perpanjangan tangan mazhalim dalam hal melapor jika terjadi tindak kekerasan yang sudah "mem-tak-budaya" dalam IPDN. Itu kalau tim yang diketuai oleh Riyas Rasyid memutuskan untuk merekomendasikan tetap mempertahankan IPDN. Tetapi kalau mereka itu menempuh GTM, ya dibubarkan saja. Kalau Gus Dur bilang begitu saja kok repot, maka pengasuh kolom ini bilang, "bikin repot saja".
Dalam bahasa Al-Quran, sikap menutup-nutupi itu dinyatakan dalam kata yang dibentuk oleh 3 huruf: [Kef-Fa-Ra] kafara = tutup dan dari sini diturunkan kata kafir, yaitu menutup-nutupi kebenaran, ingkar kepada kebenaran. Allah berfiorman:
-- AN ALDzYN KFRWA SWAa ‘ALYHM aANDzRTHM AMLM TNDZRHM LA YWaMNWN (S. ALBQRt,) 2:6) dibaca:
-- innal ladzi-na kafaru- sawaaun ‘alaihim aandzartahum amlam tundzirhum la- yu’minu-n (tanda – dipanjangkan membacanya), artinya:
-- Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 22 April 2007
15 April 2007
[+/-] |
774. Nabi Yusuf AS dalam Dokumen Hieroglyph |
-- WQAL ALMLK ANY ARY SB’A BQRT SMAN YAaKLHN SB’A ‘AJAF WSB’A SNBLT KhDhR WAKhR YBST (S. YWSF, 12:43), dibaca:
--. Waqa-lal maliku inni- ara- sab’a baqara-tin sima-nin ya’kulhunna sab’un ‘ija-fuw wasab’a sumbulatin khudhriw waukharaya-bisa-tin (tanda – dipanjangkan membacanya), artinya:
-- Dan berkata Raja "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering."
-- WQAL FR’AUN AaTWNY BKL ShR ‘ALYM . FLMA JAA ALShRt QAL LHM MWSY ALQWA MA ANTM MLQWN (S. YWNS, 10:79,80), dibaca:
-- waqa-la fir’awnu u’tu-ni- bikulli sa-hirin ‘ali-min . falamma- ja-as saharatu qa-la lahum mu-sa- ulqu- ma- antum muqlu-na, artinya:
-- Berkata Fir'aun: "Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!" . Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan."
Dalam ayat-ayat di atas itu, dapat kita lihat bahwa menurut Al-Quran, pada zamannya Nabi Yusuf AS penguasa Mesir tidak bergelar Fir'aun. Maka Al Quran menggugah kita untuk mempelajari sejarah, oleh karena adanya perbedaan penguasa Mesir Kuno tidak bergelar Fir'aun, melainkan Raja di zaman Nabi Yusuf AS, sedangkan penguasa Mesir Kuno bergelar Fir'aun di zaman Nabi Musa AS.
***
Dalam usahanya untuk menguasai Mesir yang sia-sia, walaupun dalam keadaan terdesak harus meninggalkan Afrika, Napolen Bonaparte sempat membawa Batu Rasyid (Rosetta) ke Perancis. Seperti diketahui Batu Rasyid adalah batu bertulis, yang didapatkan dalam tahun 1799 dekat kota Rasyid, sebuah kota yang terletak di kuala S.Nil. Di atasnya secara bersebelahan terdapat naskah yang bertuliskan tiga aksara yang berbeda: huruf Yunani, tulisan kuno Mesir dalam bentuk hieroglyph dan dalam bentuk yang sudah disederhanakan (demotic), sehingga memungkinkan dapat diungkapkan kembali cara membacanya oleh Jean Francois Cahampollion (1790 - 1832). Maka dengan dapatnya dibaca hieroglyph itu, terkuaklah sejarah Mesir Kuno dengan jelas.
Kaum Al'Ibriyyah Al Qadimah (Emigran Proto), yaitu Dinasti Hyksos (Al-Malik = Raja Gembala) dari Kan'an menaklukkan Mesir dan menumbangkan Dinasti Fir'aun. Dinasti Hyksos ini menguasai Mesir selama 150 tahun (1700 - 1550) Seb.M. Dinasti Raja-Raja Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin.
Dinasti Hyksos inilah yang menerima kedatangan kepala kaum Al 'Ibriyyah Al Jadidah (Emigran Deutro), yaitu Nabi Ibrahim AS yang datang ke Mesir. Nabi Ibrahim AS diperlakukan baik sebagai tamu oleh Dinasti Hyksos, bahkan mengawinkan Nabi Ibrahim AS dengan puteri Raja, yaitu Hajar. Diterima dengan baik oleh karena sama-sama dari kaum Ibriyyah (dari 'ABARA = menyeberang). Tiga generasi kemudian Hyksos memberi izin menetap kepada orang-orang Ibrani (Habiru) di delta s. Nil (Goschen), dipelopori oleh Nabi Yusuf AS.
Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin di bawah memperlihatkan Dinasti Hyksos (XV dan XVI) yang memotong Dinasati Fir'aun (antara Dinasti XIV dengan XVIII). Adapun Dinasti XVII tidak berstatus Fir'aun, melainkan Pangeran saja yang membayar upeti kepada Hyksos.
Raja Hyksos yang ke-5 dari belakang dari Dinasti XV bernama Yacob, ini mengisyaratkan kepada Nabi Yusuf AS, sebab seperti diketahui ayah Nabi Yusuf AS adalah Nabi Ya'qub (Yacob) AS. Dan diperkirakan yang menerima dan mengangkat Nabi Ibrahim AS menjadi menantunya, adalah Raja Hyksos yang pertama, Salitis. Dalam daftar di bawah dapat dilihat, bahwa Bani Israil yang dipimpin Nabi Musa AS menyeberang Laut Merah tahun 1224 Seb.M. dan Fir'aun yang ditenggelamkan Allah di Laut Merah adalah Mern Ptah, yang sepeninggalnya terjadi khaos selama 24 tahun (1224 - 1200) Seb.M.
14th Pharaoh Dynasty
Nehesi - Khatire - Nebfaure - Sehabre - Meridjefare - Sewadjkare - Heribre - Sankhibre - Kanefertemre - Neferibre - Ankhkare,
The Hyksos (The Shepherd Kings) 1730 - 1580 invaded Egypt.and conquered the Pharao Dynasty
15th Hyksos Dynasty
Salitis - Bnon - Apachnan (Khian) - Khamudi
16th Hyksos Dynasty
Anat-Her - User-anat - Semqen - Zaket - Wasa - Qar - Pepi III - Bebankh - Nebmaatre - Nikare II - Aahotepre - Aaneterire - Nubankhre - Nubuserre - Khauserre - Khamure - Jacob-El - Yakbam - Yoam - Apophis (Auserre Apepi) - Amu, defeated by Ahmose in 1580
17th Princes Thebes Dynasty paying tax to the Hyksos (The Shepherd Kings) 1680 - 1580
Antef V - Rahotep - Sobekemzaf I - Djehuti - Mentuhotep VII - Nebirau I - Nebirau II - Semenenre - Suserenre - Sobekemzaf II - Antef VI - Antef VII - Tao I (Senakhtenre) - Tao II (Sekenenre) killed in the battle against Apophis - Kamose (Wadjkheperre) continued the battle
NEW KINGDOM
18th Pharaoh Dynasty 1580 - 1340?
Ahmose (Nebpehtyre), the brother of Kamose defeated Amu in 1580 - Amenhotep I (Djeserkare) - Thutmose I (Akheperkare) - Thutmose II (Akheperenre) - Hatshepsut (Maatkare) - Thutmose III (Menkheperre) - Amenhotep II (Akheperure) - Thutmose IV (Menkheperure) - Amenhotep III (Nebmaatre) - Amenhotep IV (Akhenaten) - Smenkhkare (Ankhkheperure) - Tutankhamun (Nebkheperure) - Ay (Kheperkheperure) - Horemheb (Djeserkheperure)
19th Pharaoh Dynasty
Ramesses I (Menpehtyre) 1340? - 1321
Seti I (Menmaatre) 1321 - 1298
Ramesses II (Usermaatresetepenre) 1298 - 1232
Meren-Ptah (Baenrehotephirmaat) 1232 - 1224 => 1224, exodus, Bani Israil crossed Read Sea
Chaos Period 1224 - 1200
20th Pharaoh Dynasty
Seti Nekth (Userkheperuresetepenre) 1200 - 1194
Siptah (Akhenresetepenre) 1194 - 1188
Tausert (Sitremeritamun) 1185-1187
Setakht (Userkhauremeryamun) 1186 - 1184
Ramesses III (Usermaatremeryamun) 1184 - 1153
etc.
Ramesses XI (Menmaatresetepenptah) 1099 - 1085
WaLlahu a'lamu bisshawab
*** Makassar, 15 April 2007
8 April 2007
[+/-] |
773. Penggagas Peringatan Mawlid |
Shalahuddin menyeberangi sungai Jordania dan membuka wilayah Thibriyah tanpa benteng. Inilah pertempuran yang paing dahsyat di antara tujuh gelombang Perang Salib. Pertempuran itu dimulai hari Jum’at namun pertempuran kian memanas pada hari Sabtu pada tanggal 24 Rabiul Akhi 583 H – 4 Juli 1187 M. Kekuatan Pasukan Salib merasakan terik panas dan dahaga yang sangat, sementara kekuatan Mujahidin Islam mengepung mereka dengan membakar rumput kering yang ada sehingga membuat Pasukan Salib melengkapi penderitaan mereka dari serangan panasnya matahari, dahaga, api dan persenjataan serta serangan yang dilancarkan oleh para pemanah. Kemudian Shalahuddin memerintahkan pasukannya untuk bertakbir dan menyerang dengan sungguh-sungguh. Maka Allah anugerahkan kepada umat Islam memenangkan pertempuran.
Disebut Perang Salib karena para prajurit Kristen yang terlibat dalam peperangan itu mengenakan kalung bergantung salib dan pakaian mereka berterakan salib. peperangan ini melibatkan bangsa-bangsa gabungan berbagai negeri di Eropa; Perancis, Jerman, Inggris, dan Byzantium. Pencetus Perang Salib adalah Paus Urbanus II, yang memenuhi ajakan dan seruan Kaisar Alexius Comenent dari Konstantinopel kepada Paus Urbanus II agar segera menyerang negeri-negeri Islam di bawah dawlah Khilafah Islamiyah, karena kerajaan Byzantium merasa terancam oleh Khilafah Islamiyah. Siapa menabur angin potensial menuai badai. Menurut fakta sejarah, "it was the Byzantium first killed the prophet's messenger and attacked Muslims first in the battle of Mu'tah and Tabuk. Both places are in Arab. Not in Byzantium. (Itu dia Byzantium yang mula-mula membunuh utusan Nabi SAW dan mula-mula menyerang ummat Islam dalam perang Mut'ah dan Tabuk. Kedua tempat itu ada di Arab. Tidak di Byzantium). Byzantium dan Parsi membentuk aliansi-aliansi dgn suku arab yang pagan, dan mereka menyerang arab Badui yg beraliansi dengan Khilafah Islamiyah diperbatasan. Khilafah Islamiyah membela aliansi-aliansi Arab Badui di perbatasan yang diserang Romawi dan Parsi tersebut, hingga akhirnya pecah perang terbuka Khilafah Islamiyah versus Byzantium dan Parsi. Perang berlarutan dari abad 7 - 8 M, hingga Khilafah Islamiyah yg berperang melawan dua raksasa pada waktu itu mampu mencapai daerah-daerah Byzantium dan Parsi. Setelah Muslim masuk ke daerah kerajaan lawan tsb maka penduduk asli (seperti Mesir dan penduduk negeri-negeri Afrika Utara hingga Maghribi) yang dijajah Byzantium menjadi aliansi baru dengan Khilafah Islamiyah. Inilah latar belakang mengapa kerajaan Byzantium merasa terancam oleh Khilafah Islamiyah.
Genderang Perang Salib ditabuh pada 15 Agustus 1096 M. oleh Paus Urbanus yang memberangkatkan pasukan Salib Pionir yang berjumlah 300 ribu prajurit dengan semboyan "Begitulah kehendak Tuhan". Dalam catatan sejarah, terdapat tujuh gelombang serangan Perang Salib. Pada tahun 1099 laskar Eropa merebut Yerusalem dan mengubah Masjid al-Aqsa menjadi gereja!(*) Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan. Rukun Islam yang lima masih tetap dilaksanakan oleh ummat Islam, akan tetapi semangat untuk mempertahankan diri sudah pudar.
***
Peringatan Mawlid Nabi untuk pertama kalinya dilaksanakan atas prakarsa Sultan Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi (memerintah tahun 570-590 H, atau 1174-1193 M) dari Dinasti Bani Ayyub, berasal dari suku Kurdi. Pusat kesultanannya berada di al-Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia.
Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan ummat kepada Nabi SAW. Sebenarnya hal itu bukan gagasan murni Salahuddin, melainkan usul dari iparnya, Muzaffaruddin Gekburi, yang menjadi atabeg (semacam bupati) di Irbil, Suriah Utara. Pada mulanya gagasan Salahuddin ditentang oleh para ulama, sebab sejak
zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran Islam hanya 'Idulfithri dan
'Iduladhha. Akan tetapi Salahuddin menegaskan bahwa Peringatan Mawlid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar Islam, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang. Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah An-Nashir di Bagdad, ternyata khalifah setuju. Maka pada ibadah haji bulan Zulhijjah 579 H/1183 M, Sultan Shalahuddin sebagai penguasa Haramain (dua tanah suci Makkah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jama'ah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera mensosialisasikan Mawlid Nabi kepada masyarakat Islam di mana saja berada dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat ummat Islam.
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada Peringatan Mawlid Nabi yang pertama kali tahun 580 H/1184 M adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far al-Barzinji.
Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji (zi dari negeri asal Ja'far berubah menjadi za dalam nama judul karyanya), yang sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada Peringatan Mawlid nabi.
Ternyata Peringatan Mawlid nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga membuahkan Pertempuran Thibriyah seperti yang disebutkan di atas, yang membuka jalan untuk merebut kembali Yerusalem pada tahun itu juga (1187) dan Masjid al-Aqsa kembali menjadi masjid hingga sampai hari ini.
Kiranya Peringatan Mawlid dewasa ini diarahkan pada membangkitkan semangat ummat Islam dalam menegakkan Syari'at Islam secara kultural dan struktural.
-- TSM J'ALNK 'ALY SYRY'AT MN ALAMR FATB'AHA WLA TTB'A AHWA^ ALDZYN LA Y'ALMWN (S. ALJATSYT, 45:18), dibaca:
-- tsumma ja'alna-ka 'ala- syari-'atim minal amri fattabi'ha- wala- tattabi' ahwa-al ladzi-na la- ya'lamu-n, artinya:
-- Kemudian Kami jadikan engkau (hai Muhammad) atas syari'at di antara urusan, maka ikutilah syari'at itu dan janganlah engkau turut hawa-nafsu orang-orang yang tidak berilmu.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
-------------------------
(*)
Gustave Le Bon, seorang Orientalis, menulis seperti berikut: "Ketika tentara salib berhasil mengalahkan pasukan Muslim, mereka memenggal semua kepala yang terluka dalam medan tempur. Kemudian mayatnya diikat pada pelana kudanya, selanjutnya diseret ke tempat pembuangan mayat di seputar kota (Antiokia) itu."
Kebrutalan pasukan Salib menurut Gustave Le Bon, dilukiskan olehnya: Saat pasukan Salib memasuki kota Jerusalem (7 Juni 1099 M/493 H), mereka merusak semua bangunan Islam dan merampas harta benda kaum Muslim. Dalam setiap penyerbuannya, mereka bersikap ganas. Tidak membedakan antara pasukan lawan dan rakyat sipil. Akibat-nya seluruh lapisan masyarakat mereka bantai. Inilah tindakan penyembelihan dan pembantaian terbesar yang kebiadabannya tiada tara dalam sejarah. Di setiap pelosok Kota Suci itu banyak kepala, tangan, dan kaki manusia yang berserakan serta jasad kaum Muslim yang bergelimpangan di sepan-jang jalan hasil 'pesta-darah' mereka selama sepekan, lebih dari 70.000 orang yang dibantai. Bahkan Godfrey (pimpinan pasukan Salib saat itu) mengirimkan kabar kemenangannya dengan menyatakan bahwa kuda-kudanya harus mengarungi lautan darah orang-orang Timur.
*** Makassar, 8 April 2007
1 April 2007
[+/-] |
772. Kesulitan Orang Terdahulu dengan Sistem Kontrol Sistem 19 |
Firman Allah:
-- ANA NhN NZLNA ALDzKR WANA LH LhFZHWN (S. ALhJR, 15:9), dibaca:
-- inna- nahnu nazalnadz dzikra wainna- lahu- laha-fizhu-n, (tanda - dipanjangkan membacanya), artinya:
-- Sesungguhnya telah Kami turunkan Al-Dzikr (Al-Quran, Al-Kitab) dan sesungguhnya Kami memeliharanya.
Allah SWT memelihara Al-Dzikr melalui dua cara:
Pertama, dari segi bacaan (Al-Quran) Allah SWT memberi kemampuan kepada tidak sedikit ummat Islam sampai kepada anak-anak yang mampu menghafal Al-Quran.
Kedua, Allah menciptakan Sistem Kontrol sebagai mekanisme yang mengontrol keotentikan tuisan (Al-Kitab) Mushhaf 'Utsmani.
Ternyata ayat-ayat dalam Al-Quran bukan hanya sekadar untuk mengistinbath (menggali) hukum-hukum dalam Ilmu Fiqh, tetapi juga mengistinbath qaidah (regel, rule), antara lain mengenai potongan-potongan huruf yang disebut Al-Muqaththa’aat (dari akar kata yang dibentuk oleh Qaf-Tha-‘Ain, qatha’a = potong), yaitu seperti Alif-Lam-Mim, dll.
Pada tahun 1972 Rashad Khalifa berhasil mengistinbath qaidah mengenai Al-Muqaththa’aat ini bahwa itu adalah kode matematis. Sayangnya angka 19 ini disakralkan oleh agama Bahai, sehingga Rashad Khalifa dituduh beragama Bahai, padahal dia sama sekali tidak mensakralkan angka 19 tersebut. Bahkan atasnya dilakukan pula pembunuhan karakter (character assassination) yaitu dia juga dituduh ingkar sunnah. Padahal dia ikut shalat berjamaah, mana bisa dia ingkar sunnah kalau shalatnya sama dengan shalat kita, sebab bukankah cara shalat itu landasannya Hadits?
Memang sudah tepat waktunya hal itu terungkap sekarang, karena dewasa ini para orientalis yang membenci Islam dan ummat Muslimin, sedang sengit-sengitnya menyerang Al-Quran Mushhaf 'Utsmani, bahwa itu tidak otentik. Bukan para orientalis tersebut saja yang menyerang keotentikan Mushhaf 'Utsmani, namun para pseude Muslim, para benggolan yang menamakan diri Islam Liberal turut pula dalam aktivitas itu, setelah menimba dari sumur (well) para orientalis yang membenci Islam dan ummat Muslimin tersebut. Cukup di sini saya sebutkan dua orang di antaranya, yaitu: Luthfi Asysyaukani, dosen Sejarah Pemikiran Islam di Universitas Paramadina, Jakarta, yang Editor Jaringan Islam Liberal (JIL) menulis al:
"Alquran kemudian mengalami berbagai proses 'copy-editing' oleh para sahabat, tabi'in." Taufik Adnan Amal, dosen mata kuliah ulumul Quran di IAIN (sekarang UIN) Alauddin Makassar, aktivis JIL, al menulis:
"Bagi rata-rata sarjana Muslim, keistimewaan rasm utsmani merupakan misteri ilahi dan karakter kemukjizatan al-Quran. Tetapi, pandangan ini lebih merupakan mitos.
Sistem Kontrol angka 19 sebagai mekanisme untuk mengontrol keotentikan Al-Quran Mushhaf ‘Utsmani telah saya bahas dalam Lampiran I dari Orasi Ilmiyah yang saya presentasikan dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Universitas Muslim Indnesia (UMI) pada tanggal 25 Muharram 1416 / 24 Juni 1995 dalam Rangka Peringatan Milad (Dies Natalis) UMI yang ke 41 [1954 - 1995]. Insya Allah pada kesempatan lain akan saya sajikan nanti dalam rubrik OPINI Lampiran I tersebut.
Dahulu notasi bilangan itu memakai sistem huruf-huruf (GEMATRIA, numerical values of letters)
Alif | A = 1 | Sin | S = 60 |
Ba | B = 2 | ‘Ain | ‘A = 70 |
Jim | J = 3 | Fa | F = 80 |
Dal | D = 4 | Shad | Sh = 90 |
Ha (ح) | H = 5 | Qaf | Q = 100 |
Waw | W = 6 | Ra | R = 200 |
Zay | Z = 7 | Syin | Sy = 300 |
ha (ه) | h = 8 | Ta | T = 400 |
Th | Th = 9 | Ts | Ts = 500 |
Ya | Y = 10 | Kha | Kh = 600 |
Kef | K = 20 | Dzal | Dz = 700 |
Lam | L = 30 | Dha | Dh = 800 |
Mim | M = 40 | Zha | Zh = 900 |
Nun | N = 50 | Ghain | Gh = 1000 |
Contoh :
_______
D’ADhGh = 1874
Biasanya simbol angka diberi bergaris di atasnya. Notasi angka dengan simbol huruf-huruf itu gunanya hanya untuk mencatat saja, tidak bisa dipakai untuk operasi ilmu hitung seperti menambah, mengurangi, memperbanyak dan membagi.
***
Kode matematis itu antara lain qaidah bahwa Al-Muqaththa'aat yang membuka sebuah Surah memberikan isyarat bahwa jumlah huruf dalam Surah bersangkutan adalah kelipatan 19. Seperti misalnya jumlah huruf Alif+Lam+ Mim+Shad dalam surah Al-A'raaf adalah kelipatan 19. Hasilnya seperti dalam tabel di bawah dengan notasi bilangan dalam huruf-huruf:
Huruf | Jumlah Huruf Shad |
Alif | _________ B’ATsGhGh |
Lam | ______ JKTsGH |
Mim | _____ HSQGh |
Shad | ___ hSh |
Jumlah | ___ ? = ? x ThY |
Siapa yang dapat menjumlahkan angka-angka tersebut di atas, baik orang terdahulu maupun orang dewasa ini? Belum lagi untuk qaidah huruf-huruf persekutuan yang membentuk Al-Muqaththaat yang terdapat dalam semua Surah yang sama-sama memiliki huruf -huruf persekutuan tersebut, jumlahnya adalah kelipatan 19, seperti dalam tabel di bawah, dalam notasi bilangan yang bukan huruf:
No | Surah | Alif | Lam | Ra | Alif + Lam + Ra |
10. | Yuwnus | 1319 | 913 | 257 | 2489 |
11. | Huwd | 1370 | 794 | 325 | 2489 |
12. | Yuwsuf | 1306 | 812 | 257 | 2375 |
14. | Ibraahiym | 585 | 452 | 160 | 1197 |
15. | al-hijr | 493 | 323 | 96 | 912 |
Jumlah | 5073 | 3294 | 1095 | 9462 = 19 x 367 |
Gampang sekali menjumlahkan dan membagi angka-angka itu. Tetapi coba bagi orang-orang terdahulu sebelum didapatkannya notasi bilangan dalam sistem desimal. Kalau setiap bilangan dinyatakan dalam simbol huruf-huruf, mana bisa dilakukan operasi tambah dan membagi.
Maka masuk akal, jika Nabi Muhammad SAW tidak menceritakan dalam Hadits Sistem 19 itu, bikin susah orang saja. Barulah setelah didapatkan notasi bilangan dalam sistem desimal operasi menambah dan membagi itu menjadi gampang. Bahkan menjadi sangat gampang dan cepat setelah teknologi komputer didapatkan, yaitu dengan adanya Al-Quran digital, tidak susah membuat program untuk menjumlah huruf-huruf yang dikehendaki, kemudian membaginya dengan 19. Dan yang mulai dengan pemakaian kompuer itu adalah Rashad Khalifa. Dialah yang menemukan "telur Columbus", seperti dikemukakan dalam Seri 771 yang lalu. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar 1 April 2007