27 Juli 2008

838. 19 Malaikat Penjaga Neraka ?

Sehubungan dengan Seri 837, saya mendapat pula pertanyaan/sanggahan dari Abd Kadir sang muallaf, demikian sanggahannya: "Saya baca dalam ayat 31 S. Al-Muddatstsir, yang artinya: Dan tiada kami jadikan Penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir. Jadi angka 19 itu adalah jumlah malaikat Penjaga Neraka."

Baiklah saya akan coba menjawabnya (sekali lagi saya minta maaf kepada para pembaca, karena substansi ini sangat spesifik). Pada suatu waktu Al-Walid ibn Al-Mughirah datang kepada Nabi Muhammad SAW, maka Nabipun membaca beberapa ayat Al-Quran. Rupanya bunyi atau isi ayat itu dapat menguasai pikiran Al Walid. Ketika Abu Jahl mendapat kabar bahwa Al Walid mulai terpengaruh, segera ia menemui Al-Walid. Provokator Abu Jahl mengejek-ejek Al-Walid untuk membangkitkan jiwa angkuh Al-Walid. Mendengar ejekan itu Al-Walidpun berkata: 'Orang Quraisykan tahu bahwa tak seorang juga di antara kaum (orang Quraisy) ini yang lebih pandai dari aku tentang syair, nyanyi ataupun kalimat jampi-jampi." Kata Abu Jahl pula: "Kaummu tidak akan senang, kalau engkau tidak membuat satu kata ejekan tentang Muhammad itu." Sehabis berpikir Al-Walid berkata: "Yang dikatakan Muhammad itu tak lain dari sihir yang diterimanya dari orang lain. Itu tidak lain hanya ucapan manusia belaka." Tak lama kemudian, Allah menurunkan paket ayat (11 s/d 30) dalam surah al Muddatstsir."

Dari Asbabun Nuzul (latar belakang turunnya ayat) tersebut dapatlah kita simpulkan bahwa kalimat topik dalam paket ayat (11 s/d 30) adalah ayat (24) dan (25), yang artinya: "Lalu dia berkata: Ini tidak lain dari sihir yang dipelajari. Ini tidak lain dari perkataan basyar."
Kata basyar ini tidak diterjemahkan, sebab kita akan mengungkapkan ma'nanya dengan cara mempergunakan Al-Quran sebagai kamus (prinsip ayat menjelaskan ayat). Adapun ayat-ayat yang mengandung kata basyar dalam Al-Quran adalah seperti berikut:

(3:47), (3:79), (5:18), (6:91), (11:27),
(12:31), (14:10), (14:11), (15:28), (15:33),
(16:103), (17:93), (18:110), (19:17), (19:20),
(19:26), (21:3), (21:34), (23:24), (23:33),
(23:34), (23:47), (25:54), (26:186), (30:20),
(38:71), (41:6), (42:51), (54:24), (64:6), (74:25),
(74:29), (74:31), (74:36).

Dari ke-37 ayat yang mengandung kata basyar, 4 di antaranya dalam surah al Muddatstsir. Dari hasil observasi jelaslah bahwa menurut pengertian yang diberikan oleh Al-Quran sendiri yang digunakan sebagai kamus, kata basyar berarti makhluk manusia yang berdarah daging yang makan dan minum, berkembang biak, mempunyai keturunan dan berkeluarga yang masih hidup di atas muka bumi ini.

Mari kita fokuskan kepada ayat-ayat ini, yang artinya:
(26)Aku akan memasukkannya ke dalam Saqar. (27)Tahukah kamu apakah Saqar itu. (28)Tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (29)Sengatan bagi basyar. (30)Padanya sembilan belas.
Karena basyar adalam manusia yang msih hidup di atas bumi ini, maka hanya orang mati saja yang akan dimasukkan Allah ke dalam neraka Saqar, sehingga 'alayha (padanya) dalam ayat (30) tidaklah menunjuk neraka Saqar.
Maka pertanyaan yang timbul adalah: sengatan bagi basyar itu berupa apa? Perhatikanlah Firman Allah, yang artinya: Sesungguhnya telah Kami turunkan Al-Dzikr (Al-Quran) dan seungguhnya Kami memeliharanya (S. AlHiJr, 15:9). Cara Allah memelihara Al-Quran salah satunya ialah: 'Alayhaa Tis'ata 'Asyar, Padanya sembilan belas. Allah SWT memberikan kepada kita alat kontrol berupa sistem keterkaitan matematis angka 19, disingkat dengan "sistem-kontrol angka 19". Yang dikontrol adalah jumlah bilangan dalam Surah, ayat, bahkan huruf. Jadi sengatan bagi basyar bermakna siapa saja basyar yang mencoba untuk mengatakan bahwa Al-Quran itu karangan manusia seperti ucapan Al-Walid ibn Al-Mughirah yang menjadi topik paket ayat (11 s/d 30), yaitu ayat (24,25), atau mengganggu kemurnian Al-Quran, maka kepadanya diberi sengatan dengan "sistem-kontrol angka 19", 'Alayhaa Tis'ata 'Asyar.

Yang ditunjuk oleh ha (=nya) dalam 'Alayha Tis'ata 'Asyar adalah muannats (gender perempuan), sehingga semua kitab-kitab tafsir mengatakan bahwa yang ditunjuk itu adalah neraka dan angka 19 adalah jumlah malaikat penjaga neraka, yaitu dikaitkan pada ayat (31) seperti yang dikemukakan Abd. Kadir di atas itu.

Ada enam keberatan mengenai ayat (30) dikaitkan dengan ayat (31), yaitu:
Pertama, ayat (11 s/d 30) merupakan satu paket, artinya tatkala paket ayat tsb baru diturunkan, belum ada ayat (31), jadi bagaimana bisa ha (nya) dalam ayat (30) menunjuk kepada ayat (31)
Kedua, neraka dalam ayat (31) menunjuk kepada neraka pada umumnya, sedangkan ayat (26) hanya menunjuk kepada neraka yang khusus yaitu Saqar.
Ketiga, angka 19 tidak menunjuk substansi tertentu, 19 adalah murni bilangan.
Keempat, setelah mengadakan pelacakan makna kata basyar dengan Al Quran yang dijadikan kamus, kata basyar jelas-jelas berarti ciptaan Allah yang masih hidup di atas muka bumi ini. Hanya manusia celaka yang sudah mati saja yang akan menghuni neraka Saqar. Jadi basyar tidak disengat oleh neraka Saqar, maka dhamir ha (kata ganti nya) tidaklah menunjuk neraka Saqar dalam ayat (26). Sehingga ha menunjuk pada ayat sebelumnya, yaitu ayat (24) dan (25) yang berupa kalimat topik dalam paket ayat (11 s/d 30),
Kelima, jika ayat 'Alayha Tis'ata 'Asyar, padanya sembilan belas, menunjuk pada neraka Saqar, maka tuduhan Al-Walid bahwa Al- Quran adalah sihir yang dipelajari dan itu adalah ucapan manusia, tidaklah terjawab sama sekali.
Keenam, maka ha dalam kata alayha menunjuk pada yang muannats (perempuan) dalam ayat (24,25) yaitu bagian Al-Quran, berupa: surah, dan bagian surah yaitu ayat, dan bagian ayat yaitu kalimat dan bagian kalimat yaitu kata dan bagian kata yaitu huruf. Alhasil, angka 19 bukanlah jumlah malaikat Penjaga neraka. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 27 Juli 2008