4 Januari 2009

857. Salam Duka atas Saudara Kami

Pada Sabtu pagi tanggal 27 Desember di tengah hiruk pikuk kesibukan, pembantaian di mulai. Gelombang serangan pertama terjadi secara terkoordinasi dalam tempo 3 menit dengan melibatkan 60 jet F-16 menyerang 50 titik target infrastruktur Gaza yang masih tersisa. Gelombang kedua menghancurkan markas HAMAS yang terletak di tengah populasi warga sipil. Dalam satu jam serangan pertama, 155 korban tewas dan jenazah korban terus berdatangan dan memenuhi rumah sakit. Dengan terbenamnya matahari di Gaza, Israel meneruskan serangannya sepanjang malam. Tank-tank Israel sudah disiagakan dan mengepung Gaza, dan bersiap untuk memasukinya. Pejabat Israel berulang kali mengatakan bahwa serangan ini hanyalah pembukaan, yang dikonfirmasi oleh pernyataan Menteri Pertahanan Israel,' saat untuk menyerang Gaza telah tiba dan operasi ini tidak akan berlangsung sebentar, operasi akan jauh lebih dalam dan luas apabila diperlukan."

***

Ho, ho, Israel jangan takbur. Ingat Lubnan, ingat Kopassus-nya Israel yang pengecut. Seorang dokter yang banyak melanglang buana ke banyak daerah konflik dunia seperti Afghanistan, Irak, Palestina, beberapa bulan lalu baru tiba dari Lubnan. Saat itu perang antara tentara Zionis-Israel melawan milisi Hizbullah baru saja berakhir dengan kemenangan di pihak Hizbullah.

Kepada Eramuslim, dokter ini membawa oleh-oleh cerita yang dia dapat dari lapangan. Dia sempat bertemu dengan sejumlah tokoh puncak HAMAS dan Hizbullah dan mendapat banyak informasi menarik yang bisa diambil sebagai pelajaran. Setelah serangan udara atas kubu milisi Hizbullah, dan Israel mengira milisi Hizbullah sudah menjadi makanan empuk bagi pasukan elit Israel, Brigade Golani, menyerbu Bent Jubail, sebuah wilayah yang dikenal sebagai salah satu basis Hizbullah di Lubnan. Ketika ada tanda bahaya bahwa tentara Israel menyerbu, maka milisi Hizbullah berlarian secepat kilat menyongsong kedatangan tentara Zionis. Hal ini membuat kaget Brigade Golani, yang Kopassusnya Israel kabur secepatnya, Tentara elit Israel dari Brigade Golani ini dikepung gerilyawan Hizbullah di sebuah rumah sakit di Lubnan. Saat itu malam hari dan gelap gulita. Diam-diam dari atas heli Apache yang mengaktifkan sistem senyap, sehingga sama sekali tidak mengeluarkan suara, puluhan personel tentara Israel turun lewat tali yang dijulurkan ke bawah. Mereka segera mendobrak rumah sakit untuk mencari orang-orang Hizbullah yang bersembunyi di lokasi ini. Hanya saja, tentara Israel ini tidak tahu bahwa kontra-spionase yang dijalankan Hizbullah jauh lebih cerdik. Rencana pasukan elit ini sudah bocor sehingga rumah sakit tersebut telah dikosongkan. Bahkan di sekitar rumah sakit sejumlah milisi Hizbullah telah mengepung lokasi tersebut. Jadilah malam itu bagaikan neraka bagi tentara elit Israel ini. Mereka menjadi sasaran empuk rentetan tembakan yang dilakukan milisi Hizbullah dari segala penjuru. Banyak yang tewas bersimbah darah. Sejak kejadian di rumah sakit itu, tidak pernah lagi Brigade Golani melakukan serbuan besar-besaran dan sendirian," ujar dokter itu. Maka umat Islam seharusnya jangan pernah termakan klaim-klaim palsu yang segaja disebarluaskan media-media Zionis. Mereka bukan kaum yang hebat. Mereka itu pengecut, jadi kita jangan sampai menderita rendah diri di hadapan mereka.

Hizbullah di Lubnan akhirnya berhasil mengalahkan Israel dan menewaskan ratusan tentara Israel. Demoga HAMAS mengikuti jejeak Hizbullah.

***

Israel membenarkan aksinya sebagai tanggapan terhadap tingkat serangan roket terhadap wilayahnya yang diluncurkan dari Gaza. Menlu Israel Tzipi Livni membela serangan udara ini dengan berkata dalam siaran TV," Israel tidak punya pilihan. Kami melakukan apa yang kami harus lakukan untuk melindungi warga kami." Israel menuduh HAMAS, yang memenangkan pemilu 18 bulan lalusebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap serangan roket ini. Israel memang selalu mengkambinghitamkan HAMAS, padahal Israel telah memblokade Gaza sejak lama. Secara rutin, Israel menutup jalur penyeberangan perbatasan menuju Gaza, yang berakibat pada kelaparan massal. Dalam sebulan terakhir, penyeberangan menuju ke Gaza dibuka selama 5 hari saja. Perwakilan PBB untuk Gaza menggambarkan situasi yang menyedihkan sebagai berikut," Tiap hari adalah perjuangan untuk tetap bertahan hidup. Warga benar-benar kelaparan. Semua serba kekurangan, termasuk makanan yang sempat habis selama dua hari, dan
fakta yang semakin memburuk yang bisa berakhir kepada kepahitan. "

Tanggapan dunia pun sudah bisa diduga. Israel tetap menjadi anak favorit bagi Barat. PM Inggris Gordon Brown dalam wawancara dengan BBC mengatakan bahwa ia 'sangat prihatin dan mengatakan bahwa milisi Palestina harus menghentikan serangan roket terhadap Israel, meskipun Palestina adalah pihak yang diserang dan Muslim dibantai. Saat ini banyak yang memuji Obama. Banyak yang menggantungkan harapan padanya. Banyak yang mengira bahwa jika kelak Obama menjadi Presiden Amerika, dia akan membuat Amerika lebih bersahabat dengan dunia, khususnya dunia Islam. Tapi, benarkah itu? Apakah Obama masih memelihara Israel sebagai Amerika kecil di Kawasan Tengah, atau tidak lagi? Kita akan lihat nanti

HAMAS tidak melanggar perjanjian. Semua media digiring ke pemberitaan Miring, mencari legitimasi atas pembantaian Gaza. Ingat Blokade Gaza telah berlangsung 5 bulan sebelum Berakhirnya gencatan senjata. Roket ke Israel adalah balasan atas terbunuhnya 2 pejuang Gaza saat gencatan senjata. Jangan mau di bohongi media barat. Salam duka atas Gaza. Salam duka atas saudara kami. Tahun berdarah-darah, tahun duka bagi Palestina terkhusus di Jalur Gaza.

-- LA YQTLWNKM JMY'AA ALA FY QRY MhShNt AW MN WRAa (S. AlhSyR, 59:14), dibaca:
-- la- yuqa-tilu-nakum jami-'an illa- fi- quraM muhassanatin aw min wara-i, artinya:
-- Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan (kamu) bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. WaLlahu a'lamu bisshawab.

***

Makassar, 4 Januari 2009