10 Mei 2009

873. Refleksi Kuliah Subuh "Telstar" Tentang Kloning

Pembawa acara Kuliah Ba'da Shalat Subuh di "Telstar" pada hari Jumat 24 April 2009 menyatakan secara moral tidak boleh mengklon manusia. Itu benar sekali, namun disayangkan beliau itu tampaknya begitu terpesona tentang keberhasilan kloning itu, bahwa kloning manusia secara proses bisa saja terjadi, apabila tidak dilarang secara moral. Untuk itulah Seri 873 ditulis yang mrupakan rangkuman khulasah dari Seri 267, 489 dan 557.

Erich von Daeniken dalam bukunya "Zuruek zu den Sternen" (merujuk ke bintang-bintang) mengutip sebuah ramalan (baca: imajinasi) dari sebuah artikel dalam majallah "Kaiser Aluminium News. No.6, 1966, yang terjemahannya seperti berikut: 'Para ibu rumah tangga kelak dapat pergi berbelanja ke sebuah toko kecambah. Mereka dapat memilih berjenis kecambah dalam kotak-kotak. Setiap kotak berisi kecambah yang dibekukan yang di atasnya bertuliskan keterangan tentang kecambah yang baru berusia satu hari. Bagaimana warna dan jenis rambutnya, lurus, ikal, keriting, warna kulitnya, berapa ukuran tingginya, bahkan berapa IQ-nya, jika kelak kecambah itu sudah menjadi manusia. Sesudah ibu itu membeli kecambah, lalu meminta dokter pribadinya untuk menyuntikkan kecambah itu ke dalam rahimnya, menunggu sampai ia melahirkan bayi hasil kloning tersebut.

Timjauam kloning manusia, baik dari segi proses, maupun dari segi moral. Firman Allah SWT:
-- ANA KhLQNA ALANSN MN NThFt AMSyAJ (S.ALANSN, 76:2), dibaca:
-- Inna- khalaqnal insa-na min nuthafatin amsa-jin, artinya:
-- Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nuthfah yang bercampur
-- FADZA SWYTH WNFKHT FYH MN RWHY (S. ALHJR, 15:29), dibaca:
-- faidza- sawwaytuhu wanafakhtu fi-hi mir ru-hi-, artinya:
-- Maka tatkala Kusempurnakan dia (manusia) dan Kami (suruh malaikat) tiupkan ruh (ciptaanKu) ke dalamnya.

Nuthfah yang bercampur, maksudnya campuran nuthfah laki-laki (sperma) dengan nuthfah perempuan (ovum), yaitu pembuahan.

Dari ayat-ayat itu dapat kita simak, yaitu yang dimaksud dengan Allah menyempurnakan adalah mulai dari pembuahan sperma pada sel telur sampai terbentuk bayi dengan organ yang lengkap, setelah itu barulah malaikat meniupkan ruh ke dalamnya. Pertumbuhan kecambah hasil kloning, itu tanpa pembuahan sperma pada ovum. Berarti walaupun kecambah itu telah terbentuk lengkap organ-organnya, tidaklah ia sempurna, sehingga malaikat tidak meniupkan ruh ke dalamnya, maka jika Allah mentakdirkan kloning itu berhasil, maka hasilnya merupakan duplikat dari tubuh manusia yang DNA-nya diklonkan ke dalam sel telur, namun ia tidak mempunyai ruh. Alhasil secara moral tidak ada masalah melakukan kloning pada tumbuh-tumbuhan dan binatang. Akan tetapi pada manusia sangatlah terlarang oleh karena hasilnya adalah makhluq yang hanya postur tubuhnya seperti manusia, akan tetapi ia adalah binatang karena tidak mempunyai ruh, hanya mempunyai iradah untuk hidup layaknya binatang.

DNA adalah singkatan dari (d)esoxyribo(n)ucleic(a(cid, yaitu inti asam yang mengandung zat desoxyribose, terdapat utamanya dalam inti sel. DNA merupakan "disain dasar" (blue-print) dari Maha Pencipta, yaitu kode genetik bagaimana wujud suatu makhluk yang diturunkannya, apa mau jadi buaya, apa mau jadi manusia (jadi tidak mungkin manusia beranak buaya), dan kalau itu manusia, bagaimana jenisnya apa termasuk Mongoloid, Kaukasus, Semit ataupun Negroid. Setiap batang tumbuhan, setiap ekor binatang, setiap individu manusia mempunyai susunan rantai molekul DNA yang spesifik, sehingga tidak ada manusia yang sama betul dengan manusia lainnya.

Dalam sebutir sel manusia terdapat sekitar 1000-juta zarrah DNA yang terbagi rata dalam 23 pasang (46) khromosom. Sehingga merupakan kemustahilan teknologis untuk merekayasa kecambah manusia seperti kutipan Erich von Daeniken dari majallah "Kaiser Aluminium News. No.6, 1966 tersebut di atas itu. Paling-paling yang dapat dilakukan yaitu mengambil DNA seutuhnya dari inti sel "tuan rumah" (hostcell) diklonkan ke dalam sel telur yang sudah dikeluarkan pula seluruh DNA-nya, seperti pada duplikat domba Dolly di Skotlandia itu (apabila berita itu memang benar). Konon baru berhasil setelah percobaan sebelumnya yang gagal sebanyak 277 kali.

***

Perusahaan Clonaid yang dimiliki oleh Kelompok Raelians mengumumkan dalam konfrensi pers hari Jum'at 3 Januari 2003 di Hollywood sebelah utara Miami, bahwa seorang bayi hasil kloning, yang mereka namakan Eve, telah lahir dengan sehat.

Manusia bukan hanya sekadar faktor biologis, ia lebih dari itu. Manusia lebih rumit ketimbang binatang seperti domba Dolly. Manusia terdiri atas tataran jasmani, nafsani, rohani. Kalau Taqdir Allah menetapkan hasil kloning itu hanya manusia secara "biologis" yang diperkenankanNya, maka si Eve tanpa nafsani dan rohani, mana tahan ! Coba secara terbuka si Eve disodorkan kepada khalayak, kita lihat perkembangannya nanti. Binatang seperti Dolly hanya terdiri atas jasmani. Jadi kegagalan "kualitas" pada manusia secara logis akan lebih tinggi dari 277, angka kegagalan domba upaya Dolly secara biologis. Maka kegagalan proses kloning manusia akan berlipat ganda dari sekadar 227 baru bisa hingga menghasilkan si Eve itu. Kegagalan yang begitu banyak itu mustahil tidak pernah "tercium", maka "keberhasilan" itu adalah kebohongan besar yang memperdayakan (hoax) belaka.

Alhasil yang berpikiran sehat semua sepakat secara moral tidak dibolehkan mengklon tubuh manusia seutuhnya, kecuali organ (bagian) tertentu saja yang dibolehkan. Sedangkan secara proses ilmu tentang kloning manusia itu bersifat sekuler, yaitu berdasar atas paradigma filsafat positivisme yang mencuekkan adanya ruh, sehingga penganut ilmu sekuler itu tidak sampai pada pemikiran bahwa hasilnya adalah binatang yang berpostur seperti tubuh manusia, tidak punya ruh, sehingga tidak mampu berkomunikasi dengan bahasa seperti manusia. WaLlahu a'lamu bisshawab.

***

Makassar, 10 Mei 2009