6 Juni 2010

926 Homoseks/Lesbian, Koruptor, Seks-maniak dan Pecandu Narkoba/Miras

Kita mulai dahulu dengan berita dan opini ttg kebiadaban Zionis Israel yang membantai di atas kapal Marvi Marmara yang membawa ratusan relawan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza. 
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--''Kami diserang.'' Begitulah isi pesan singkat terakhir yang dikirim Surya Fahrizal, subuh (31/5) tadi.
Teheran – Infopalestina: Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengatakan bahwa serangan biadab Israel terhadap armada bantuan kemanusiaan untuk penduduk Jalur Gaza adalah indikator besar akhir kesudahan entias Zionis.
 
***
 
REPUBLIKA.CO. ID,
Pada 15 Mei 2010 berlangsung pernikahan secara Islam antara pasangan lesbian yang dihadiri seorang ulama. Kepada situs Gaya Nusantara, sang pemuka agama moderat itu menyatakan dirinya hanya memfasilitasi saja.
 
Membaca berita itu, maka sangat patut diduga bahwa "ulama" yang "moderat" itu sealiran dengan Siti Musdah Mulia (SMM) benggolan "Islam" Liberal (IL). Mengapa ? Bacalah ini:
 <
http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=6605&itemid=1>
Senin, 31 Maret 2008
SMM dalam sebuah diskusi di Jakarta pada hari Kamis, 27 Maret 2008 mengatakan: "Lesbian dan homoseksual diakui dalam Islam, karena itu bersifat alami (wajar) dan yang seperti itu diizinkan dalam Islam. Dan pelarangan homoseks dan homoseksualitas hanya merupakan tendensi para ulama.  Diskusi itu diorganisir oleh LSM Arus Pelangi (AP) tempat mangkalnya kaum lesbian dan homoseks, yang dibentuk pada 15 Januari 2006 di Jakarta. Sekretariat AP beralamatkan Jalan Tebet Dalam 4 no 3 Jakarta Selatan.
 
Salah satu azab Allah paling dahsyat yang dikisahkan dalam Al-Quran adalah tentang pemusnahan kaum yang melakukan praktek sodomi. Mengapa aktivitas homoseks disebut sodomi, itu karena penduduk negara-kota (city state) Sodom mengalami dekandensi moral, yaitu kaum laki-lakinya hampir semuanya homoseksual dan kaum perempuannya juga hampir semuanya lesbian. Celakanya ummat Nabi Luth AS yang meninggalkan Ur singgah bermukim di pinggir kota Sodom hampir semuanya juga ikut terseret ke dalam aktivitas homoseks dan lesbian yang biadab itu.
 
Apa yang dikatakan SMM di atas itu, bahwa pelarangan homoseks dan homoseksualitas hanya merupakan tendensi para ulama, itu bohong besar. Berani dan lancang benar SMM membohongi publik. Suatu kebohongan yang berdasar atas pandangan komunitas Utan Kayu, yaitu Luthfi Asysyaukani yang editor Jaringan "Islam" Liberal (JIL) membual: "Al-Quran kemudian mengalami berbagai proses 'copy-editing' oleh para sahabat, tabi'in, ahli bacaan, qurra, otografi, mesin cetak, dan kekuasaan. Kaum Muslim yang meyakini bahwa Al-Quran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam, sesungguhnya keyakinan semacam itu lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam." Jadi para anggota gerombolan JIL itu yang melakukan kampanye bahwa Al-Quran itu tidak asli lagi, menganggap bahwa azab Allah paling dahsyat yang dikisahkan dalam Al-Quran tentang pemusnahan kaum yang melakukan praktek sodomi, itu hanya disisipkan oleh para ulama saja dalam proses editing Al-Quran. Bukan main, gerombolan JIL itu adalah terrorist yang menterror aqidah ummat Islam.
 
***
 
Sebenarnya homoseks / lesbian, koruptor, seks-maniak, dan pecandu narkoba / miras, dan laian-lain kebiasaan yg sudah sulit diubah, sesungguhnya semua itu sama kejadiannya dalam tubuh, tetapi bukan genetik. Segala sesuatu yg terjadi di luar tubuh berkesan dalam diri manusia. Seperti misalnya seorang melakukan korupsi karena kebutuhan yang mendadak / mendesak, yang awalnya sebenarnya dia tidak bermaksud untuk menjadikan korupsi sebagai profesi. Perasaan enak yg dia alami saat pertama sukses melakukan korupsi diterjemahkan di dalam tubuhnya menjadi peptida tertentu (Peptida adalah komponen yang telah ber-evolusi dan terdapat secara permanen yang ditemukan di seluruh kelas kehidupan). Kemudian suatu waktu ketika ia melihat kesempatan untuk bisa korupsi, karena sudah pernah sekali merasakan enaknya, muncullah reseptor (penerima) khusus di sel-sel tubuh. Nantinya reseptor ini 'minta makan' kalau peptidanya habis, yaitu kepada dirinya ada dorongan untuk merasakan perasaan yg sama lagi, perasaan yg hanya muncul kalau lagi melihat kesempatan. Makin sering diberi makan, maka reseptornya jadi makin banyak. Itu yang disebut umpan balik positif yang berujung pada ketagihan. Pepatah mengatakan: Kecil teranja-anja, besar terbawa-bawa.
 
Dorongan inilah yang harus dilawan dan kesempatan itu sedapat mungkin dihindarkan, sebab perbuatan itu bisa terjadi jika bertemu niat dengan kesempatan. Dan ini telah diisyaratkan dalam Al-Quran mengenai zina.
-- WLA  TKRBWA ALZNY ANH KAN FhSyt WSAa SBYLA (S. ASRY, 17:32), dibaca: wala- taktabu zina- innahu- ka-na fa-hisyatan wa sa-a sabi-lan, artinya:
--  Dan janganlah kamu menghampiri zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan jang jahat.
 
Pergaulan bebas itu mendekati zina artinya membuka kesempatan untuk berzina dan sekali terjerumus zina, baik dengan lawan jenis ataupun sejenis, timbullah peptida, sehingga menjadi ketagihan seperti halnya contoh melakukan korupsi di atas itu. Jadi bukan genetik seperti yang diperbualkan oleh SMM. Perbualan JIL tentang copy-editing Al-Quran akan disungkurkan insya Allah dalam Seri 927 yad. WaLlahu a'lamu bisshawab.
 
*** Makassar, 6 Juni 2010