6 Februari 1994

115. Fasada yang Dilemmatis, dalam Menghadapi Abad ke-21

Kata fasada dalam judul di atas itu adalah bahasa Al Quran yang berarti merusak. Begitu Allah SWT memberitahu para malaikat:
Inniy Jaa'ilun fiy lArdhi Khalifatan, sesungguhnya akan Kujadikan khalifah di bumi, para malaikat mengemukakan kata fasada tersebut. Ataj'alu fiyhaa Man Yufsidu fiyhaa, apakah Engkau akan menjadikan di atasnya yang akan merusak di atasnya? (S.Al Baqarah, 2:30).

Akan dikemukakan lagi tiga ayat yang mengandung kata fasada ini.
Wa idzaa Qiyla lahum laa Tufsiduw fiy lArdhi Qaaluw Innamaa Nahnu Mushlihuwna, apabila dikatakan kepada mereka janganlah kamu merusak di atas bumi, mereka berkata, sesungguhnya kami hanya berbuat baik. (S.Al Baqarah, 2:11)
Alaa innahum Humu lMufsiduwna wala-kin Laa Yasy'uruwna, ketahuilah, sesungguhnya mereka itu merusak tetapi mereka tidak sadar. (S. Al Baqarah, 2:12)
Zhahara lFasaadu fiy lBarri wa lBahri Bimaa Kasabat Aydi nNaasi, muncullah kerusakan di darat dan di laut akibat tangan-tangan manusia. (S.Ar Ruwm 41)

Dorongan Al Hawa, naluri mempertahankan diri dan meningkatkan kehidupan material, jalur yang dilalui iblis masuk ke dalam diri manusia, senantiasa bergesek dengan qalb (hati nurani), yang menjadi jati diri kemanusiaan. Hati nurani manusia yang lepas kontrol dari bimbingan wahyu, akan melemah dan akhirnya dapat dikalahkan oleh nalurinya sehingga mengakibatkan manusia itu merusak. Hati nuraninya menjadi kabur, lalu menyangka bahwa mereka sebenarnya berbuat baik. Sistem moral yang dianutnya bertopang pada keinginan nalurinya, keinginan yang mengacu pada asas manfaat, dan keasyik-maksyukan, utilitarianisme dan hedonisme.

***

Dalam buku World Dynamics, karya Jay W. Forrester, diterbitkan oleh Wright-Allen Press, Inc, Massachusetts, 1971, yang terdaftar pada Library of Congress dengan nomor katalog 70-57752, ada dikemukakan 8 butir mengenai kerusakan di global kita ini. Ke-8 butir itu saya sajikan di bawah ini, yang tentu saja saya olah kembali, dengan menambah materi, mengubah gaya penyajian dengan gaya saya sendiri.

  1. Industrialisasi boleh dikatakan penyebab utama timbulnya gangguan terhadap keseimbangan dunia (world ecology) ketimbang peledakan penduduk (population explotion). Peledakan penduduk pada hakekatnya dapat dipandang sebagai akibat dari teknologi dan industrialisasi. (Obat-obatan manjur dan kesehatan masyarakat adalah hasil dari teknologi dan industrialisasi).
  2. Dalam abad ke-21, kebudayaan akan diperhadapkan pada empat dilemma. Lumpuhnya masyarakat industri modern karena kekurangan sumberdaya alam, penduduk merana karena pencemaran, bahaya kelaparan karena berkurangnya produksi bahan makanan, terjadinya peperangan, penyakit, masyarakat yang tegang (stress) akibat hiruk-pikuk (crowding) baik secara fisis maupun secara psikologis.
  3. Kebudayaan ummat manusia sekarang ini sesungguhnya secara material (ditakar dengan GNP) dalam kondisi abad keemasan (golden age), artinya rata-rata kwalitas kehidupan material lebih tinggi dari abad-abad yang lalu dan pula insyaAllah lebih tinggi dalam abad-abad mendatang.
  4. Upaya-upaya yang diarahkan pada pengendalian jumlah penduduk mengandung keadaan potensial timbulnya serangan balik. Yaitu apabila jumlah penduduk dapat ditekan seperti yang diharapkan, maka keberhasilan ini menyebabkan persediaan bahan makanan per kapita akan meningkat, standar kehidupan material juga akan meningkat. Perbaikan-perbaikan ini akan melemahkan mekanisme pengendalian penduduk, lalu menjadi bumerang yang memicu pelatuk yang memacu peningkatan jumlah penduduk kembali.
  5. Tingginya standar kehidupan material dari masyarakat industri modern adalah hasil dari produksi komoditi. Akan tetapi karena lahan untuk produksi makanan terbatas, juga sumberdaya alam untuk industrialisasi terbatas pula, akhirnya standar kehidupan yang tinggi itu akan jatuh terhempas ke bawah.
  6. Tidaklah realistis harapan negara-negara yang belum maju (selatan) untuk dapat mencapai standar kehidupan material yang tinggi seperti negara-negara industri (utara). Adalah suatu kenyataan bahwa hal ini disebabkan oleh sumberdaya alam yang telah dilahap oleh negara-negara utara, sehingga orang-orang selatan tidak mendapatkan lagi bahagian yang cukup untuk mengejar orang-orang utara itu. Sumberdaya alam yang dilahap oleh orang-orang utara per kapita adalah sekitar 20 sampai 50 kali jumlahnya yang dikonsumsi oleh orang-orang selatan per kapita. Jurang yang menganga antara utara dengan selatan itu insyaAllah akhirnya akan tertimbun dengan sunnatuLlah hukum bejana berhubung-hubungan dalam kehidupan sistem sosial. Standar kehidupan material orang-orang utara akan menurun, sedangkan pada pihak selatan akan menanjak. Dengan menurunnya standar kehidupan material masyarakat industri itu, maka tidaklah akan tercapai masyarakat informasi, seperti yang diramalkan oleh sebagian kecil peramal modern (futurelog).
  7. Masyarakat yang tinggi kadar industrialisasinya tidak akan dapat bertahan lama, ibarat nyala lilin yang padam dengan sendirinya, karena terlalu rakus melahap sumberdaya alam. Walaupun ditunjang teknologi canggih untuk mendaur ulang sumberdaya alam itu, namun akan mengalami ketegangan internasional karena pencemaran. Hak asasi masyarakat untuk dapat hidup dalam lingkungan yang sehat akan menjadi isu sentral dalam skala internasional.
  8. Dalam menghadapi empat dilemma seperti yang dikemukakan dalam butir dua, negara-negara selatan akan lebih mampu bertahan ketimbang negara-negara utara. Kerakusan orang-orang utara melahap sumberdaya alam 20 sampai 50 kali itu menyebabkan lingkungan hidup negara-negara utara akan menerima beban pencemaran 20 sampai 50 kali juga. Inilah yang menyebabkan negara-negara utara itu akan lebih rapuh dalam menghadapi keempat dilemma itu dalam abad ke-21 nanti insyaAllah. WaLlahu a'lamu bishshawab
*** Makassar, 6 Februari 1994