Pada waktu Oliver Cromwell (1599 - 1658), bergelar Lord Protector of England (1653 - 1658) mengusir Raja Charles II, bergelar Prince of Wales (1630 - 1685), yang mendirikan Pemerintah dalam Pengasingan (1654 - 1660) di Den Haag, cerita di bawah ini terjadi. Pada waktu itu banyak orang Inggeris pengikut Raja Charles yang tinggal di negeri Belanda.
Pada mulanya terjadilah kesulitan berkomunikasi antara kaum pendatang dengan penduduk setempat. Suatu malam di Scheveningen sebuah kota pantai yang sekarang menjadi kota satelit dari Den Haag, seorang Inggeris mendekati seorang nelayan Belanda. Basa-basi dimulai oleh sang pendatang: "A quiet night", yang berarti kurang lebih malam cerah. Orang Belanda itu melongo saja mendengarkan sapaan orang Inggeris itu, karena ia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh orang Inggeris tamu negaranya itu. Sejenak ia berpikir, berkata dalam hati bahwa orang Inggeris ini mungkin sekali bermaksud mengatakan ia belum mahir berbahasa Belanda, hanya tahu beberapa kata saja. Dalam benak orang Belanda itu timbul kesimpulan pemikiran bahwa orang Inggeris bermaksud mengatakan: Ik weet niet, namun dalam lidah Inggeris berubah menjadi Ik wait nait. Maka menjawablah ia dengan dalam bahasa Belanda yang dilogat-Inggeriskan pula: "Ik wait ook nait" yang semestinya dalam bahasa Belanda asli: "Ik weet ook niet", yang berarti saya juga tidak tahu (berbahasa Inggeris).
Dalam mengucapkan salam, greeting (Inggeris), groeten (Belanda), dipakailah kata-kata selamat, good (Inggeris), goed (Belanda). Good morning ataupun goede morgen jika diterjemahkan lurus ke dalam bahasa Indonesia bukanlah selamat pagi melainkan pagi yang baik, ya semacam a quiet night, malam cerah seperti dalam cerita di atas.
Dengan menterjemahkan good ataupun goed dengan selamat dalam bahasa Indonesia berarti telah memasukkan nilai Islam ke dalam terjemahan itu. Islam akar katanya dibentuk oleh tiga huruf sin, lam, mim, yang berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT, selamat, damai, peace (Inggeris), vrede (Belanda). Jadi dalam menterjemahkan tegur sapa good morning ataupun goede morgen menjadi selamat pagi telah berlangsung peningkatan nilai.
Demikian juga dalam ucapan selamat dalam hubungannya dengan hari raya Natal dan tahun baru dalam menterjemahkan merry Christmas atau zalig Kerstmis dan happy New Year atau gelukkig Nieuwjaar dengan selamat hari Natal dan selamat tahun baru berlangsung pula peningkatan nilai. Selamat, damai, peace, vrede nilainya lebih tinggi dari merry sinonimnya pleasant yang berarti menyenangkan, zalig yang berarti nikmat, happy yang berarti gembira dan gelukkig yang berarti beruntung.
Adapun ucapan salam yang tertinggi nilainya adalah Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu yang bermakna kurang lebih: Semoga keselamatan atasmu disertai Rahmat Allah dan BerkatNya. Maka alangkah sayangnya jika sesudah mengucapkan Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu dalam pembukaan pidato, kemudian disusul dengan selamat pagi. Bukankah itu sangat disayangkan, sudah mengucapkan ucapan salam yang tertinggi nilainya, diturunkanlah nilai itu hanya sebatas keselamatan di waktu pagi tanpa Rahmat Allah dan tanpa Berkat Allah pula.
Ada kemungkinan ada persepsi bahwa ucapan Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu itu ditujukan kepada ummat Islam sedangkan selamat pagi ditujukan kepada yang bukan Islam. Untuk persepsi yang demikian itu, kita kutipkan disini Sabda RasuluLlah SAW dalam Shahih Bukhari:
'An 'AbdiLla-hi bni 'Umarin Radhiya Lla-hu 'anhu, anna Rajulan Saala nNabiyya Sh,L,'A,M, Ayyu lIsla-mi Khayrun? Qa-la Tuth'imu thTha'a-ma wa Tuqrau sSala-ma 'alay Man 'Arafta wa Man lam Ta'rif.
Dari 'Abdullah bin 'Umar RA, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada RasuluLlah SAW, katanya: "Islam yang bagaimanakah yang lebih utama?" Jawab Nabi SAW: "Memberi makan orang-orang miskin dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang tidak engkau kenal."
Adapun yang dimaksudkan mengucapkan salam dalam Hadits itu adalah ucapan Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu. Dari Sabda RasuluLlah SAW jelas sekali dapat kita lihat bahwa ajaran Islam menyuruh kita memberi salam kepada orang yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal. Kalau ucapan salam itu hanya ditujukan kepada orang Islam saja, bagaimana kita dapat tahu bahwa orang yang tidak kita kenal itu orang Islam atau tidak?
Ucapan Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu yang ditujukan kepada yang bukan Islam adalah berupa doa mudah-mudahan mereka yang bukan Islam itu tidaklah tetap dalam keadaannya yang sekarang, melainkan untuk yang akan datang. Mudah-mudahan kelak dalam hidupnya akhirnya akan beriman, beriman kepada Allah, beriman kepada Malaikat-MalaikatNya, beriman kepada Kitab-KitabNya, beriman kepada Rasul-RasulNya, beriman kepada Hari Akhirat dan beriman pada Qadha dan Qadar (Ketetapan dan Kekuasaan Allah SWT). WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 8 Januari 1995