29 Oktober 1995

200. Gerhana Matahari Penuh

Dalam tahun 1995 ini tanggal 24 Oktober, di beberapa tempat terjadi gerhana matahari penuh. Sekitar seribu tiga ratus enam puluhan tahun yang silam, seorang balita yang bernama Ibrahim meninggal dunia tatkala terjadi gerhana matahari penuh. Maka dalam sejenak itu terbentuklah opini masyarakat dalam kota itu, yang mengkultuskan ayah sang balita. Setelah ayah sang balita mendengar pengkultusan dirinya, ia keluar rumah meninggalkan sejenak jenazah anak yang disayanginya itu, kemudian membantah opini masyarakat itu, meskipun ia mendapatkan keuntungan politis oleh terbentuknya opini umum itu. Ia membantah bahwa tidak ada hubungan antara kematian Ibrahim dengan gerhana matahari. Bahwa gerhana itu adalah fenomena alam yang biasa, tanda kekuasaan Allah SWT.

Siapakah itu balita Ibrahim dan siapakah ayahnya? Ibrahim adalah putera kesayangan Nabi Muhammad SAW dari isteri beliau Sitti Maria Al Qibth.(*) Setelah RasuluLlah SAW membantah pengkultusan dirinya, selanjutanya beliau menyuruh orang melaksanakan shalat gerhana matahari. Ada empat hal yang dapat disimak dari peristiwa gerhana matahari penuh di atas itu.

Pertama, bahwa tidak ada hubungan antara perjalanan hidup seseorang dengan fenomena alam. Seorang Muslim tidak diperbolehkan mempercayai ramalan tentang kehidupannya berdasar atas posisi matahari terhadap zodiak di atas ekliptika pada bola langit pada waktu ia dilahirkan. Adapun yang dimaksudkan dengan ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh matahari, bulan dan planet-planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang (tanpa teropong bintang) pada bola langit, jika dari bumi ini kita melihat ke atas, jika bumi dijadikan titik pusat sistem koordinat. Apabila matahari yang dijadikan titik pusat sistem koordinat, maka bidang yang dibentuk oleh lintasan bumi mengorbit matahari yang berbentuk ellips dengan matahari pada salah satu titik pusat ellips tersebut, disebut bidang ekliptika. Kembali pada bumi yang dijadikan titik pusat sistem koordinat, maka tampaklah pada bola langit matahari, bulan dan planet-planet yang menempuh jalur ekliptika itu melintasi 12 Zodiak (= Rasi Bintang [Ind], Sterrenbeeld [Bld]). Sterrenbeeld artinya bayangan bintang. Istilah ini cocok sekali dengan identifikasi benda tersebut. Penggugusan bintang-bintang sekitar ekliptika hanyalah atas dasar menghubung-hubungkan bintang-bintang dengan garis-garis sehingga terbentuk lukisan yang dibayangkan atau diimajinasikan sebagai gambar manusia (Gemini = manusia kembar, dan Virgo = perawan), gambar dewa pencipta air dalam mithologi Yunani (Aquarius), gambar binatang (Aries = domba, Taurus = lembu, Cancer = kepiting, Leo = singa, Scorpio = kala dan Pisces = ikan), gambar benda (Libra = timbangan) dan gambar binatang khayalan dalam mithologi Yunani (Sagittarius = kuda berkepala manusia dan Capricorn = ular berkepala menjangan). Karena dikelompokkan berdasar atas gambar yang diimajinasikan itu, maka campur aduklah bintang-bintang itu dalam setiap zodiak mengenai jarak yang berbeda-beda (tahunan cahaya, ratusan tahun cahaya, ribuan tahun cahaya, jutaan tahun cahaya).

Walhasil, ini yang kedua, ramalan bintang sama sekali tidak berdasar. Iaitu ditolak baik secara naqliyah (keterangan Nabi Muhammad SAW), maupun secara aqliyah, manalah dapat diterima akal jalan hidup seseorang bertumpu pada zodiak yang yang penggugusannya atas dasar imajinasi gambar-gambar.

Ketiga, bahwa RasuluLlah SAW adalah manusia biasa, bedanya dengan kita ialah RasuluLlah SAW mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Dari Firman Allah di bawah ini dapat kita baca bahwa RasuluLlah SAW dan para Rasul semuanya adalah manusia biasa yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT: Qa-lat Lahum Rusuluhum Inna Nahnu Illa- Basyarun Mitslukum (S. Ibrahim, 11). Berkata Rasul-rasul mereka kepada mereka itu: Kami tidak lain hanyalah basyar seperti kamu (14:11). Qul Subhana Rabbiy Hal Kuntu Illa- Basyaran Rasuwlan (S. Al Isra', 93). Katakanlah (hai Muhammad): Maha Suci Maha Pengaturku, bukankah aku ini hanya basyar yang menjadi Rasul (17:93). Basyar adalah makhluq nyata ciptaan Allah, makhluq yang berdarah daging makan dan minum yang mempunyai ruh, yaitu manusia biasa. Jadi tidak boleh para Rasul itu kita kultuskan (diangkat menjadi sesembahan), oleh karena beliau-beliau itu adalah manusia biasa juga. Bedanya dengan kita adalah beliau-beliau itu mendapatkan wahyu dari Allah SWT.

Keempat, bahwa apabila terjadi gerhana matahari disunatkan untuk melaksanakan shalat gerhana matahari. Shalat adalah dzikruLlah, mengingat Allah. Shalat gerhana matahari adalah mengingat Allah Yang difokuskan pada kekuasaan Allah Yang menetapkan gerhana matahari yang unik. Allah menetapkan kecepatan tangensial bulan pada orbitnya dan kecepatan tangensial bumi pada orbitnya. Kecepatan tangensial bulan menentukan jarak antara bulan dengan bumi dan kecepatan tangensial bumi menentukan jarak antara bumi dengan matahari. Dengan kedua jarak yang tertentu itu, terjadilah hal yang unik, yaitu jika terjadi gerhana matahari penuh, maka bulan tepat-tepat menutup matahari.

Keadaan bulan yang tepat-tepat dapat menutup matahari memungkinkan orang dapat menfoto bagian luar matahari. Dari hasil foto itu dapat dilihat bahwa matahari dibungkus oleh lapisan yang disebut corona. Pada lapisan terluar dari corona itu terdiri atas gas (fluida) interstellair yang disedot oleh matahari. Matahari berenang dalam fluida interstellair (disebut Dukha-nun dalam S. Fushshilat, 11).

Kullun fiy Falakin Yasbahuwna (S.Al Anbiya-, 33; S.Yasin 40). Setiap (benda langit) berenang dalam jalurnya (21:33, 36:40). Karena bulan dapat tepat-tepat menutup matahari, maka bintang-bintang yang berdekatan dengan matahari pada bola langit dapat difoto pada siang hari. Einstein dalam Teori Relavitas Umum mengatakan bahwa cahaya itu dapat dibelokkan oleh medan gravitasi. Itu ternyata betul setelah diujicoba tatkala terjadi gerhana penuh pada tanggal 29 Mei 1919 di Sobral (Brazilia) dan di pulau Principe (Afrika Barat).

Demikianlah Allah SWT memberikan kesempatan kepada manusia untuk dapat menyaksikan dukhan, menyaksikan matahari berenang dalam dukhan itu dan menyaksikan cahaya itu dapat dibelokkan oleh medan gravitasi, karena Allah menetapkan gerhana matahari itu menjadi unik: bulan tepat-tepat dapat menutup matahari. WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 29 Oktober 1995
------------------
(*) Para penulis barat berspekulasi bahwa Sitti Maria Al Qibth yang datang bersama dengan utusan Muqawqis Pembesar Qibth untuk mengikat hubungan diplomatik persahabatan antara Madinah dengan Al Qahirah, disebutkan sebagai budak prempuan yang dihadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Status budak Sitti Maria Al Qibth itu dibantah oleh Shahih Bukhari seperti berikut:
"'An 'Umari bni lHaarits Akhiy Juwayriyata Ummi lMu^miniyna Qaala Maa Taraka Rasuwlu Lla-hi SH 'Inda Mawtihi DirHaaman wa Laa dynaaran wa Laa 'Abdan wa laa Amatun wa Laa Syay.an Illaa Baghlatahu lBaydha-a wa Silaahahu wa Ardhan Ja'alahaa Shadaqatan (Rawaahu lBukhaariy-1463-)," artinya: Dari 'Amr bin al-Harits, saudara Juwairiyah Ummul Mu^minin, ia berkata: RasuluLlah SAW tidak meninggalkan waktu wafatnya satu dirham dan tiada dinar dan tidak ada budak laki-laki, tidak ada budak perempuan dan tidak sesuatu, kecuali baghal beliau yang putih dan senjata beliau dan sekeping tanah yang telah beliau mensedekahkannya (Diriwayatkan oleh Bukhari-1463-)