Apabila sebuah negeri memerintah sebuah negeri yang letaknya jauh, disebut menjajah. Tetapi apabila letak negeri yang memerintah dengan negeri yang diperintah letaknya berbatasan disebut mencaplok. Jadi secara verbal pencaplokan adalah penjajahan jarak dekat, secara substansial penjajahan tidak ada bedanya dengan pencaplokan. Kazakstan, Kirgistan dan Tajikistan termasuk negeri-negeri Islam yang dicaplok menjadi negara bagian oleh Uni Sovyet yang komunis. Chechnya adalah sebuah negeri Islam yang dicaplok menjadi provinsi dalam federasi Rusia sejak zaman Tsar yang feodalistik, kemudian di zaman Rusia yang komunis hingga zaman Rusia yang demokratis(?).
Karena pencaplokan itu berwujud provinsi dalam federasi, maka setiap gerakan dan perang kemerdekaan Chechnya dianggap masalah dalam negeri Rusia, sehingga perang kemerdekaan Chechnya di mata Moskow adalah pemberontakan yang bersifat separatis. Seperti misalnya perang kemerdekaan yang dipimpin oleh seorang syaikh dari tariqat anNaqsyabandiyah, yaitu pahlawan legendaris Chechnya Syaikh Syamil yang mengangkat senjata selama 34 tahun (1825 - 1859). Kemudian perlawanan mujahidin Chechnya yang disemangati oleh tariqat tersebut diteruskan oleh Imam Mansur, seorang syaikh dari Bukhara. Perlawanan bersenjata yang disemangati tariqat itu terhadap Rusia tak pernah padam sampai terjadinya revolusi Bolshevik (1917), bahkan pengaruh tariqat ini masih terlihat dalam perlawanan bersenjata dari gerakan Basmachi di zaman Uni Sovyet (1920).
Dalam proses pengambilan kekuasaan dari tangan Mikhail Gorbachev, Yeltsin menyerukan agar negara-negara bagian yang tergabung dalam Uni Sovyet melepaskan diri. Kampanye itu berhasil. Ukraina, Kazakstan, Kirgistan, Tajikistan dll melepaskan diri dari Uni Sovyet. Yeltsin termakan ucapannya sendiri, dan menjadi bumerang bagi federasi Rusia. Sebab mantan Marsekal Angkatan Udara Rusia Jenderal Muslim Dzokhar Dudayev memproklamasikan kemerdekaan Chechnya pada 27 Oktober 1991 dan Dudayev sendiri diangkat menjadi presiden yang pertama. Yeltsin ibarat menemukan buah simalakama, dimakan mati ayah, tidak dimakan mati ibu. Apabila Yeltsin menindak Dudayev, berarti ia makan buah simalakama artinya Yeltsin memakan ucapannya sendiri, karena ia berkampanye menyuruh orang melepaskan diri. Apabila Yeltsin membiarkan Dudayev, yaitu tidak makan buah simalakama, berbahaya bagi integritas federasi Rusia, jangan-jangan diikuti pula negeri-negeri berdekatan seperti Ossetia Utara, Ingushetia, Dagestan dll. Yeltsin memilih mati ayah, makan buah simalakama. Yeltsin bekerja sama dengan lawan politiknya yaitu Ruslan Khasbulatov orang Chechnya, ketua Parlemen Rusia, pemimpin garis keras komunis. Dipersiapkanlah kekuatan militer untuk menyerang Chechnya. Parlemen Rusia yang mengutuk invasi militer gaya Uni Sovyet di Afghanistan menggagalkan upaya Yeltsin dan Khasbulatov itu.
Yeltsin lalu menindak Dudayev melalui jalur politik dan ekonomi. Avturkhanov, kaki tangan Yeltsin di Grozny, beroposisi dengan alasan Dudayev menghancurkan perekonomian Chechnya. Memang perekonomian Chechnya lumpuh, tetapi bukan karena Dudayev melainkan hasil ulah Yeltsin melancarkan embargo udara atas Grozny. Kemudian gerakan oposisi Avturkhanov dibantu pula oleh Khasbulatov yang pulang ke Grozny setelah keluar dari penjara Kremlin. Melihat keadaan perekonomian Chechnya yang sudah lumpuh, ronrongan oposisi makin sengit, Yeltsin memperkirakan pemerintahan Dudayev sudah tidak lagi populer di mata rakyat Chechnya, sehingga situasi sudah matang untuk menindak Dudayev dengan kekuatan senjata. Maka tanpa minta izin Parlemen, pada 11 Desember 1994 Yeltsin mengerahkan 40.000 tentara angkatan darat Rusia menyerang Grozny, kemudian menyusul pemboman oleh pesawat-pesawat tempur angkatan udara.
Yeltsin meleset perkiraannya. Ternyata Dudayev tidak hilang pamornya di mata rakyatnya. Ultimatum Yeltsin dicuekkan, gempuran tentera Rusia disambut dengan semangat jihad oleh rakyat Chechnya yang sipil maupun militer. Mayat-mayat tentera Rusia bergelimpangan, tank-tank dihancurkan. Pertempuran berlangsung sengit setapak demi setapak dari gedung ke gedung. Buah simalakama yang dimakan Yeltsin dibayar dengan harga yang mahal. Walaupun nanti kota Grozny seluruhnya jatuh, belumlah berarti pertempuran di Chechnya akan berakhir. Sebelum istana Kepresidenan di Grozny jatuh ke tangan Rusia, Mingguan Jerman Die Welt am Sonntag memberitakan Dudayev berbicara dari dalam istana Kepresidenan dengan latar belakang dentuman tembakan artileri.
Dalam wawancara 15 menit melalui telepon satelit dengan Mingguan tersebut Dudayev mengatakan bahwa perang di Chechnya dapat berlangsung lebih lama dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan yang 10 tahun itu. Ini isyarat Dudayev untuk melakukan perang gerilya, seperti gerilyawan mujahidin Afghanistan, kota-kota boleh diduduki Rusia tetapi di luar kota menjadi neraka bagi pasukan Rusia. Ucapan Dudayev tentu bukanlah gertak sambal. Ribuan tentara Rusia dan ratusan tank tidak akan mampu melindungi saluran minyak yang menghubungkan kilang minyak Rusia di pinggir Laut Kaspia dengan Georgia, sebab cabang segi tiga saluran pipa minyak ada di Chechnya. Bila pipa ini dihancurkan atau dibocorkan mujahidin Chechnya, perekonomian Rusia akan lumpuh.
Bagi Rusia menurut keterangan wakil pemerintah Rusia yang dikirim ke Jakarta, perang di Grozny bukanlah perang agama, akan tetapi bagi ummat Islam Chechnya itu adalah perang ghazivat, perang agama:
Udzina liLladziyna Yuqa-taluwna biAnnahum Zhulimuw, telah diizinkan berperang bagi mereka yang dizalimi (S.AlHajj,39).
Nanti kelak jika kota-kota di Chechnya jatuh, pertempuran di Chechnya mungkin tidak lagi diberitakan media cetak dan elektronika. Diberitakan atau tidak, Chechnya akan menjadi Afghanistan kedua. Dari Gunung Kaukasia dengan ikat kepala hijau, warna simbol Islam, gerilyawan mujahidin Chechnya melancarkan perang sabil, alJiha-du fiy Sabiyli Llahi. WaLlahu a'lamu bishshawab
*** Makassar, 29 Januari 1995
22 Januari 1995
[+/-] |
162. Gerilyawan Chechnya dengan Ikat Kepala Hijau dari Gunung Kaukasia |
[+/-] |
161. Tujuan Mengkaji Ayat-Ayat Allah |
Ada tiga jenis ayat Allah: ayat alKubra-, ayat Qawliyah dan ayat Kawniyah. Ayat al Kubra- tidak dapat kita kaji, oleh karena tidak dapat ditangkap pancaindera. Ayat al Kubra- hanya disaksikan oleh seorang manusia yang berpangkat Nabi dan Rasul, yaitu Nabi Muhammad RasuluLlah SAW, pada waktu Mi'raj (S.AnNajm,18). Ayat Qawliyah, adalah ayat verbal, diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW bersumberkan wahyu, yang berwujud ayat-ayat Al Quran. Ayat Qawliyah atau verbal ini dapat dikaji, oleh karena dapat ditangkap oleh mata dalam wujudnya yang tertulis (Al Kitab) dan dapat ditangkap oleh telinga dalam wujud bacaan (Al Quran). Ayat Kawniyah adalah semua makhluk ciptaan Allah SWT yang dapat ditangkap oleh pancaindera baik secara langsung maupun dengan melalui instrumen. Yaitu yang dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan alam syahadah (physical world) dan kebudayaan masyarakat manusia.
Tujuan(*) mengkaji ayat Qawliyah dan Kawniyah pertama-tama adalah untuk mendapatkan Rusyd, yaitu liYuthmainna Qalb, untuk keteguhan iman masuk dan bersemayam di dalam qalbu melalui jalur intelek, membuka qalbu terhadap hidayat dari Allah SWT. Inilah makna dari berdzikir dan berpikir. Orang yang mendapatkan Rusyd inilah yang disebut Ulu lAlba-b.
Tujuan yang kedua adalah untuk saling silang menjelaskan makna kedua jenis ayat itu. Artinya dengan mengkaji itu ayat Qawliyah dapat lebih memperjelas makna ayat Kawniyah demikian pula sebaliknya ayat Kawniyah dapat lebih memperjelas ayat Qawliyah.
Tujuan yang ketiga adalah berhubungan dengan tugas manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi. Yaitu untuk memelihara ayat Kawniyah: kesejahteraan ummat manusia, memelihara binatang, tumbuh-tumbuhan dan lingkungan hidup. Wa ma- Arsalna-ka illa- Rahmatan lil'A-lamiyna, dan tidaklah Kami utus engkau (hai Muhammad) melainkan untuk rahmat bagi alam (S.AlAnbiya-,107).
Sebagai contoh untuk tujuan yang pertama, belum lama ini telah pernah dikemukakan dalam Seri 155, tentang aplikasi Hukum Thermodinamika Kedua dalam cakrawala yang lebih luas dari Iptek.
Adapun dalam Seri 161 ini akan dikemukakan sebuah ayat Qawliyah sebagai contoh untuk tujuan yang kedua dan ketiga.
Wa Arsalna- rRiya-ha Lawa-qiha faAnzalna- mina sSama-i Ma-an faAsqayna-kumuwhu waMa- Antum laHu- biKha-ziniyn, dan Kami kirimkan angin untuk menabur benih, dan/lalu Kami turunkan hujan dari langit, dan/lalu Kami beri minum kamu dengannya, dan sekali-kali bukanlah kamu bendaharanya (S. Al Hijr, 22).
Dalam tafsir-tafsir umumnya Lawaqiha ditujukan pada tumbuh-tumbuhan. Artinya angin itu dikirimkan Allah untuk menabur benih tumbuh-tumbuhan, apakah berupa tepung sari yang akan membuahi putik, ataupun berupa spora, maupun berupa biji-biji yang bersayap yang mudah diterbangkan angin. Namun apabila disimak, kalimah Lawa-qiha, (menabur benih), diikuti oleh fa yang berarti maka/lalu, sehingga itu berarti bahwa Anzalna- mina sSama-i Ma-an, (Kami turunkan hujan dari langit), adalah kelanjutan dari menabur benih. Artinya ayat itu bermakna pula: lalu Kami tiupkan angin untuk menabur benih pada awan, lalu dengan itu Kami turunkan hujan dari langit.
Untuk dapat memahami menabur benih pada awan, yaitu benih apa yang ditabur, dari mana asalnya benih yang ditabur itu, maka perlu penjelasan dari ayat Kawniyah tentang terjadinya hujan. Hal ini telah dijelaskan panjang lebar dalam Seri 038, perihal menabur awan terjemahan dari seeding the clouds (Inggeris) ataupun het enten van wolken (Belanda). Secara singkat akan diulangi.
Bagaimana proses terbentuknya hujan dari awan merupakan masalah yang musykil, memusingkan para pakar. Pasalnya ialah walaupun suhu awan sudah jauh di bawah titik beku, air masih berbentuk uap. Seharusnya dalam suhu yang rendah itu sudah terbentuk butir-butir kristal es dari awan itu.
Seorang pakar bernama John Aitken berteori bahwa kristal es baru dapat terbentuk apabila ada zat yang halus sekali apakah debu atau materi lain, yang menjadi inti butir-butir kristal itu. Tanpa zat halus itu tak mungkin terbentuk butir-butir kristal itu. Vonnegut berupaya untuk membuktikan teori Aitken itu secara experimental. Ia juga mendalami teori kristal es bersisi enam
dari seorang pakar bernama Findeisen. Vonnegut berkesimpulan bahwa inti itu di samping halus harus memenuhi bentuk sisi enam. Akhirnya ia mendapatkan zat kimia yang memenuhi persyaratan itu:iodida perak. Zat ini dicoba Vonnegut untuk menabur awan, dan hujan turun.
Allah mengirim angin untuk menabur benih pada awan. Benih yang ditabur itu adalah zat-zat halus yang menjadi inti untuk pembentukan butir-butir kristal es. Dari mana asalnya zat-zat halus yang ditiup angin itu? Itu berasal dari debu-debu meteor yang dibakar habis oleh atmosfer bumi, akibat gesekan yang sengit.
Untuk tujuan yang ketiga ialah air itu adalah milik Allah, wama- Antum lahu biKha-ziniyna, sekali-kali bukanlah kamu bendaharanya. Air itu adalah untuk kepentingan orang banyak. Li nNa-si Syuraka-u fiy Tsala-tsin: al Ma-u, wa lKalau, wa nNaru (Rawa-hu Ahmad wa Abuw Da-wud), hajat hidup orang banyak ada tiga: Air, padang rumput dan api. Padang rumput secara kontekstual dapat dikiaskan pada kekayaan alam yang dikandung oleh bumi, baik di atasnya seperti udara segar, tenaga angin, maupun pada permukaannya yaitu padang rumput dan hutan, ataupun yang ada di dalamnya, yaitu mineral. AlhamduliLlah bangsa Indonesia menyadari akan hal itu: "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat." (UUD 1945, psl.33:3). Sedangkan kata api dalam Hadits tersebut mengisyaratkan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu-bara) dan bahan bakar nuklir. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 22 Januari 1995
-------------------------------
Falsafah ilmu sedikitnya mempertanyakan tiga hal: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Yang pertama, ontologi, berkenaan dengan objek pengetahuan. Yang kedua, epistemologi, berkaitan dengan prinsip-prinsip dan cara memperoleh pengetahuanh. Sedangkan yang ketiga, aksiologi, berhubungan dengan tujuan mempelajari ilmu.
15 Januari 1995
[+/-] |
160. Cecak |
Ada seorang kemanakan saya yang tinggal di rumah, baru tahun yang lalu masuk SMA kelas satu. Secara bergilir ia belajar bersama dengan teman-teman sekelasnya sejumlah 5 orang mengambil tempat di rumah tempat tinggalnya masing-masing. Suatu waktu tatkala giliran belajar sama itu menempati rumah saya, saya bertanya kepada mereka itu:
- Coba lihat cecak di atas langit-langit itu, punggungnya ke bawah kakinya ke atas menempel di langit-langit. Mengapa tidak jatuh ke bawah ditarik gravitasi. Kekuatan apa yang menahannya?
- Pak, sebelum pertanyaan bapak kami jawab, saya ingin menanyakan pertanyaan pula. Mengapa bapak katakan jatuh ke bawah, bukankah sudah cukup jika dikatakan saja jatuh?
- Dalam berbahasa, jawab saya, ada yang disebut gaya pleonasme, penekanan, seperti misalnya menengadah ke atas, menunduk ke bawah. Saya pakai gaya pleonasme itu untuk menekankan adanya gaya gravitasi yang menarik ke bawah yang harus dilawan oleh kaki-kaki cecak yang menempel di langit-langit itu. Diskusikan saja pertanyaan saya itu, saya akan masuk ke kamar kerja saya sebentar.
- Mungkin kuku cecak itu tajam jadi seperti paku yang menancap, kata seorang.
- Mungkin kau benar dalam hal kuku yang menancap, tetapi menurut saya bukan seperti paku melainkan kuku itu seperti pancing, jadi lebih kuat menahan, seorang menanggapi.
- Kalau menurut saya, karena cecak itu sebangsa tokek, ucapannya disela oleh temannya yang ingin melucu:
- Tokek, tokek, tau nggak tokek?"
- -Karena cecak itu sebangsa tokek, maka melekatnya seperti tokek juga, yaitu memakai minyak. Maksudmu semacam lendir?
- Orang mengatakan minyak tokek, bukan lendir tokek.
- Oh, minanya' tokke'? Saya juga pernah mendengar orang mengatakan itu, katanya minynyak tokke' dipakai untuk ilmu pekasih yang ditujukan kepada lawan sejenis.
- Orang bilang, orang bilang, itu tidak ilmiyah.
- Menurut saya tokek atau cecak melekat bukan karena pada tapak kakinya ada semacam lendir pelekat, bukan pula karena kuku yang menancap. Saya pernah membaca tentang gurita dan ikan cumi-cumi. Pada ujung jari-jarinya ada lubang-lubang kecil, semacam pori-pori di kulit kita, cuma pada ujung jari-jari gurita dan cumi-cumi lubang-lubang itu lebih besar dari pori-pori kita. Ada mekanisme semacam pompa vakum dalam tubuh binatang tersebut yang menyebabkan tekanan dalam ruang pada lubang-lubang itu lebih rendah dari satu atmosfer. Jadi saya pikir pada tapak kaki cecak dan tokek ada pula mekanisme dengan lubang-lubang kecil itu. Kesimpulannya bila ini benar, gaya gravitasi di lawan oleh tekanan udara karena adanya tekanan vakum dalam lubang-lubang kecil pada tapak kaki binatang itu.
- Bagaimana hasil diskusinya?
- Belum ada hasil akhir pak. Ada tiga pendapat, cecak itu dapat kuat menempel karena kuku yang menancap, atau lendir pelekat, atau tekanan vakum.
- Apa sumbermu?
- Yang berpendapat kuku, sumbernya pada kenyataan paku yang menancap, yang berpendapat lendir pelekat sumbernya dari cerita rakyat, dan yang berpendapat tekanan vakum sumbernya dari bahan bacaan, analogi yang diangkat dari ikan gurita dan cumi-cumi, jawab kemanakan saya yang bertugas sebagai juru tulis hasil diskusi.
- Begini, saya tidak ahli dalam bidang biologi. Untuk mendapatkan jawaban yang lebih mendekati kebenaran, bawalah hasil diskusi ini ke guru bidang biologi kalian. Saya lemparkan pertanyaan tadi dengan maksud untuk memperlihatkan apa yang ada di belakang sisi biologi yang perlu disimak. Cecak itu tidak jatuh karena berpegang kuat pada tempatnya berpijak. Anak-anakku sekalian ini ibarat cecak-cecak, hidup dalam suasana globalisasi peledakan informasi yang dipancarkan melalui media cetak dan elektronika. Arus globalisasi itu sekarang begitu intensif, kekuatan menariknya ibarat kekuatan gravitasi yang menarik cecak-cecak itu untuk jatuh ke bawah. Kalau anak-anakku mampu bertahan seperti cecak-cecak itu, yakni anak-anakku berpegang kuat-kuat kepada tali Allah, insya Allah, anak-anakku tidak akan diseret oleh arus globalisasi.
*** Makassar, 8 Januari 1995
8 Januari 1995
[+/-] |
159. Mengucapkan Salam, dan Ucapan Selamat |
Pada waktu Oliver Cromwell (1599 - 1658), bergelar Lord Protector of England (1653 - 1658) mengusir Raja Charles II, bergelar Prince of Wales (1630 - 1685), yang mendirikan Pemerintah dalam Pengasingan (1654 - 1660) di Den Haag, cerita di bawah ini terjadi. Pada waktu itu banyak orang Inggeris pengikut Raja Charles yang tinggal di negeri Belanda.
Pada mulanya terjadilah kesulitan berkomunikasi antara kaum pendatang dengan penduduk setempat. Suatu malam di Scheveningen sebuah kota pantai yang sekarang menjadi kota satelit dari Den Haag, seorang Inggeris mendekati seorang nelayan Belanda. Basa-basi dimulai oleh sang pendatang: "A quiet night", yang berarti kurang lebih malam cerah. Orang Belanda itu melongo saja mendengarkan sapaan orang Inggeris itu, karena ia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh orang Inggeris tamu negaranya itu. Sejenak ia berpikir, berkata dalam hati bahwa orang Inggeris ini mungkin sekali bermaksud mengatakan ia belum mahir berbahasa Belanda, hanya tahu beberapa kata saja. Dalam benak orang Belanda itu timbul kesimpulan pemikiran bahwa orang Inggeris bermaksud mengatakan: Ik weet niet, namun dalam lidah Inggeris berubah menjadi Ik wait nait. Maka menjawablah ia dengan dalam bahasa Belanda yang dilogat-Inggeriskan pula: "Ik wait ook nait" yang semestinya dalam bahasa Belanda asli: "Ik weet ook niet", yang berarti saya juga tidak tahu (berbahasa Inggeris).
Dalam mengucapkan salam, greeting (Inggeris), groeten (Belanda), dipakailah kata-kata selamat, good (Inggeris), goed (Belanda). Good morning ataupun goede morgen jika diterjemahkan lurus ke dalam bahasa Indonesia bukanlah selamat pagi melainkan pagi yang baik, ya semacam a quiet night, malam cerah seperti dalam cerita di atas.
Dengan menterjemahkan good ataupun goed dengan selamat dalam bahasa Indonesia berarti telah memasukkan nilai Islam ke dalam terjemahan itu. Islam akar katanya dibentuk oleh tiga huruf sin, lam, mim, yang berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT, selamat, damai, peace (Inggeris), vrede (Belanda). Jadi dalam menterjemahkan tegur sapa good morning ataupun goede morgen menjadi selamat pagi telah berlangsung peningkatan nilai.
Demikian juga dalam ucapan selamat dalam hubungannya dengan hari raya Natal dan tahun baru dalam menterjemahkan merry Christmas atau zalig Kerstmis dan happy New Year atau gelukkig Nieuwjaar dengan selamat hari Natal dan selamat tahun baru berlangsung pula peningkatan nilai. Selamat, damai, peace, vrede nilainya lebih tinggi dari merry sinonimnya pleasant yang berarti menyenangkan, zalig yang berarti nikmat, happy yang berarti gembira dan gelukkig yang berarti beruntung.
Adapun ucapan salam yang tertinggi nilainya adalah Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu yang bermakna kurang lebih: Semoga keselamatan atasmu disertai Rahmat Allah dan BerkatNya. Maka alangkah sayangnya jika sesudah mengucapkan Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu dalam pembukaan pidato, kemudian disusul dengan selamat pagi. Bukankah itu sangat disayangkan, sudah mengucapkan ucapan salam yang tertinggi nilainya, diturunkanlah nilai itu hanya sebatas keselamatan di waktu pagi tanpa Rahmat Allah dan tanpa Berkat Allah pula.
Ada kemungkinan ada persepsi bahwa ucapan Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu itu ditujukan kepada ummat Islam sedangkan selamat pagi ditujukan kepada yang bukan Islam. Untuk persepsi yang demikian itu, kita kutipkan disini Sabda RasuluLlah SAW dalam Shahih Bukhari:
'An 'AbdiLla-hi bni 'Umarin Radhiya Lla-hu 'anhu, anna Rajulan Saala nNabiyya Sh,L,'A,M, Ayyu lIsla-mi Khayrun? Qa-la Tuth'imu thTha'a-ma wa Tuqrau sSala-ma 'alay Man 'Arafta wa Man lam Ta'rif.
Dari 'Abdullah bin 'Umar RA, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada RasuluLlah SAW, katanya: "Islam yang bagaimanakah yang lebih utama?" Jawab Nabi SAW: "Memberi makan orang-orang miskin dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang tidak engkau kenal."
Adapun yang dimaksudkan mengucapkan salam dalam Hadits itu adalah ucapan Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu. Dari Sabda RasuluLlah SAW jelas sekali dapat kita lihat bahwa ajaran Islam menyuruh kita memberi salam kepada orang yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal. Kalau ucapan salam itu hanya ditujukan kepada orang Islam saja, bagaimana kita dapat tahu bahwa orang yang tidak kita kenal itu orang Islam atau tidak?
Ucapan Assalamu 'Alaykum wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu yang ditujukan kepada yang bukan Islam adalah berupa doa mudah-mudahan mereka yang bukan Islam itu tidaklah tetap dalam keadaannya yang sekarang, melainkan untuk yang akan datang. Mudah-mudahan kelak dalam hidupnya akhirnya akan beriman, beriman kepada Allah, beriman kepada Malaikat-MalaikatNya, beriman kepada Kitab-KitabNya, beriman kepada Rasul-RasulNya, beriman kepada Hari Akhirat dan beriman pada Qadha dan Qadar (Ketetapan dan Kekuasaan Allah SWT). WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 8 Januari 1995