25 Februari 1996

217. Mobilitas, Kinerja Sistem Rem dan What Next Sesudah Ramadhan

Menjelang akhir puasa Ramadhan yang baru lalu, terasa kinerja sistem rem mobil saya makin menurun. Sebelum keadaan kritis tercapai (rem sudah hampir tidak mampu bekerja lagi), mobil saya istirahatkan di pekarangan yang sekaligus berfungsi sebagai garase. Untuk membawanya ke bengkel saja risikonya sudah berkadar tinggi, berhubung tidak ada bengkel yang dekat dengan rumah saya. Untunglah sekarang ini sudah ada bengkel yang mobil, untuk memperbaiki kerusakan kecil-kecil, seperti misalnya yang dialami mobil saya yang hanya membutuhkan servis untuk menaikkan kembali kinerja sistem remnya. Bengkel yang mobil bukanlah bermakna hengkel yang berupa mobil melainkan bengkel yang mempunyai mobilitas, melanglang buana, berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain tempat ia dibutuhkan untuk menservis. Karena keadaannya yang tidak stasioner itu, maka memanggilnya melalui starko. Nomor telefon pemesan perlu diinformasikan kepadnya untuk umpan balik, mencek kembali untuk menghindarkan panggilan orang yang iseng. Pemesanpun memerlukan umpan balik untuk meyakinkan bahwa panggilannya sudah diterima; dan bagi keduanya memerlukan pembicaraan langsung untuk negosiasi, terutama mengenai waktu servis. Telefon umum sangat berguna utuk komunikasi timbal balik ini. Maka dapatlah difahami penggunaan handphone dari bengkel yang mobil ini merupakan biaya tinggi oleh komunikasi timbal balik tersebut.

Dalam hubungannya dengan mobilitas ini, saya teringat tempo doeloe waktu saya masih kecil. Waktu itu sudah dikenal galangan perahu pinisi', yang mobil. Para panrita lopi (insinyur bangunan perahu) beserta anak-anak buah pengrajin yang terampil (skilled) dari orang-orang Ara tidaklah mesti membuat perahu di Tanaberu. Sejak dahulu orang-orang Ara terkenal ahli dan terampil membuat perahu pinisi' secara tradisional. Ilmu dan keterampilan membuat pinisi' ito diteruskan turun temurun secara pendidikan tradisional pula. Orang-orang Ara cuma ahli dan terampil dalam membuat pinisi, sedangkan yang ahli dan terampil dalam melayarkan pinisi adalah orang Bira di sebelah timurnya dan orang Batangmata di pulau Selayar di seberang selat. Yang membutuhkan perahu cukup hanya memanggil kelompok pengrajin perahu dari Ara itu datang ke tempat pemesan. Merekapun datang beserta anak-bininya, memilih lokasi di pantai di pinggir kampung lalu mendirikan galangan dan perkampungan kecil tempat tinggal keloinpok karyawan galangan itu. Waktu itu di Selayar masih banyak pepohonan untuk bahan baku. Hanya sedikit bagian pohon yang tersisa. Ada bagian pohon untuk lunas, ada bagian untuk tiang layar, ada bagian pohon untuk dinding perahu, sampai-sampai pada lekuk-lekuk dahanpun dimanfaatkan untuk bagian yang lengkung dari perahu.

Kembali pada penurunan kinerja sistem rem mobil saya itu. Sudah diperkirakan sebelumnya, berdasarkan dua gejala, yaitu rem sudah kurang makannya dan minyak rem sewaktu-waktu harus ditambah, maka penurunan kinerja sistem itu disebabkan oleh kampas rem sudah mulai melicin dan karet piston sudah tidak menutup dengan baik sela di antara piston dengan silinderya. Setelah diservis, rem sudah berfungsi lagi dengan baik. Mobil sudah siap pakai lagi diterjunkan dalam hiruk pikuk lalu lintas.

Sungguhpun demikian servis itu tidaklah menjamin kinerja rem tidak akan menurun dengan cepat. Royal mempergunakan rem menyebabkan kinerja rem lekas menurun. Untuk dapat memperlambat menurunnya kinerja rem, maka di samping berhemat dalam menggunankan rem, secara berkala sistem rem diservis ringan, yaitu posisi rotor distel sehingga antara kampas dengan trommel jaraknya tetap.

***

K.ondisi tenaga ruhaniyah kita setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan ibarat sistem rem mobil yang telah dipulihkan kinerjanya. Seperti mobil yang telah siap dipakai untuk terjun dalam hiruk-pikuk kesemrawutan ramainya lalu lintas, diri kitapun siap menempuh onak duri rimba belantara dan lingkungan kehidupan keseharian. Sistem rem mobil berfungsi merem laju mobil sehingga terpelihara dari kecelakaan bertabrakan bahaya berlalu-lintas. Tenaga ruhaniyah yang telah dipulihkan kinerjanya berfungsi memelihara diri dari musibah onak duri rimba belantara lingkungan kehidupan keseharian.

Diri yang terpelihara dari kejahatan itulah yang disebut Taqwa, yang berasal dari akar kata yang dibentuk oleh tiga huruf waw, qaf, ya, WaQaY atau WaQiYa, yang artinya terpelihara. Tujuan puasa seperti Firman Allah SWT dalam (2:183) adalah: La'allakum Tattaquwna, supaya kamu taqwa, terpelihara. Apa yang senantiasa kita libatkan diri dalam lingkungan kehidupan keseharian menurut istilah yang diberikan oleh RasuluLlah SAW adalah Jiha-du lAkbar, Jiha-du nNafs, perjuangan paling sengit, penjuangan melawan kedirian. AnNafsu (kedirian) yang selalu dikontrol, direm oleh tenaga ruhaniyah kita antara lain adalah sifat-sifat tercela: tamak (rakus) akan makanan dan minuman, harta, kedudukan, sex; hasad (dengki) terhadap keberhasilan orang lain; 'ujub (pongah) merasa diri hebat serba mampu; 'ujub ini kalau tidak cepat-cepat direm oleh tenaga ruhaniyah dapat meningkat menjadi sifat riya (pamer kebolehan dirinya kepada masyarakat); dan apabila dibiarkan melaju terus ibarat mobil melancar tanpa mampu direm lagi, maka sifat riya itu meningkat menjadi sifatnya iblis: takbur.

Lingkungan external kehidupan keseharian sangat berpengaruh atas keadaan internal kedirian kita yang antara lain telah disebutkan di atas itu. Sama halnya dengan kinerja sistem rem pada mobil demikian pula dengan kinerja tenaga ruhaniyah kita akan cepat menurun apabla terlalu banyak dipakai. Adapun resepnya agar supaya kita dapat menghemat tenaga ruhaniyah adalah Firman Allah SWT (17:32) wa La- Taqrabuw zZinay, dan janganlah kamu dekati zina; dan Sabda RasuluLlah SAW yang melarang kita semeja dengan peminum.

Sama halnya dalam hal memelihara kinerja sistem rem dengan secara peniodik menyetel rotorya, maka untuk memelihara kinerja tenaga ruhaniyah kita, disunnatkan puasa enam hari bulan Syawal dan puasa sunnat periiodik hari Senin dan Kamis. WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 25 Februari 1996