3 Maret 1996

218. Saddam Husain Sang Penjagal

Ketika Saddam Husain dikeroyok oleh pasukan multi nasional dalam perang teluk, serta-merta masyarakat umum di Indonesia berpihak dan bersimpati kepada Saddam Husain. Saya menerima deringan telefon yang intensif sehubungan tulisan saya dalam Seri 040, 064 dan 067, yang melawan arus simpati masyarakat itu. Deringan itu ringkas saya jawab: Tunggu kita lihat saja nanti. Berikut cuplikan inti dari ketiga Seri itu.

Melalui pertumpahan darah, Saddam Husain berhasil merebut tampuk kekuasaan di Baghdad. Pada 17 Juli 1968 Saddam Husain bersama Ahmad Hasan Bakir berhasil menyingkirkan Abd. Rahman Arif dengan kudeta berdarah. Setelah Bakir meninggal karena serangan jantung tahun 1976, Saddam Husain menjadi penguasa tunggal Iraq, sampai sekarang. Saddam Husain memerintah dengan partai tunggal, Partai Ba'ats, yang berhaluan sosialisme kiri. Ba'ats dari akar kata ba, 'ain, tsa artinya bangkit.

Tahun 1980 Saddam menyerbu Iran, yang waktu itu Iran sedang berbenah diri, sesudah Imam Khomeini berhasil menjatuhkan Syah Iran. Saddam mengira Iran adalah makanan empuk, karena Iran yang sedang berbenah diri itu belum sempat memperkuat angkatan perangnya.

Dalam perang delapan tahun melawan Iran itu (1980 - 1988), Iraq babak belur, walaupun dibantu persenjataan modern oleh Amerika dan Uni Sovyet. Uni Sovyet membantu Iraq karena ideologi yang seiring. Amerika juga membantu Iraq, karena secara ideologik Iran adalah lawan Amerika, lagi pula Syah Iran adalah anak mas dan sekali gus pion dari Amerika.

Karena babak belur itu Iraq tentu saja turun pamornya. Maka mulailah Saddam Husein menegakkan benang basah yang pertama. Pada hari Kamis 2 Agustus 1990 Saddam melancarkan Blitzkrieg atas Kuwait. Betul-betul Blitzkrieg, karena hanya membutuhkan waktu satu hari. (Blitz = kilat, Krieg = perang). Alasan yang nyata Iraq mengapa menyerang Kuwait adalah alasan ekonomis, mengklaim daerah minyak dalam wilayah Kuwait. Namun alasan yang tersirat, Iraq berusaha menaikkan pamornya yang telah turun itu. Inilah yang dimaksud dengan menegakkan benang basah.

Amerika Serikat yang begitu bernafsu menguasai negeri-negeri yang kaya minyak itu melihat kesempatan. Selama ini strategi Amerika hanya terbatas menciptakan Amerika Kecil di Asia Kecil untuk menanamkan kukunya. Tentu kita semua sudah tahu siapa Amerika Kecil ini, yaitu Israel. Lalu dengan penyerangan Iraq atas Kuwait itu terbukalah pintu bagi Amerika, untuk terjun dalam lapangan. Melalui formalitas Dewan Keamanan, Amerika mempunyai alasan menjadi pahlawan pembela Kuwait terhadap kezaliman Iraq. Yang juga sekaligus pahlawan pelindung Arab Saudi dari kemungkinan serbuan Iraq.

Setelah Saddam terdesak dalam perang teluk ia mulai lagi menegakkan benang basah yang kedua. Mengibarkan panji Islam. Memaklumkan perang suci, jihad fiy sabiyli Llah. Mana mungkin, Saddam yang begitu fanatik dengan Partai Ba'atsnya yang berideologi sosialisme kiri itu, lagi pula menyerang Republik Islam Iran, akan betul-betul secara ikhlas mengibarkan panji Islam. Dalam keadaan tersesak dan terdesak Saddam ingin memanfaatkan emosi keagamaan Ummat Islam sedunia. Hasilnya nihil, benang yang sudah terlanjur basah itu tidak dapat ditegakkan lagi.

Siapa suruh menyulut perang. Baru empat tahun memegang tampuk kekuasaan Iraq, Saddam sudah menyerbu Iran. Baru dua tahun berhenti perang dengan Iran, Saddam menyerbu Kuwait. Fahal 'Asaytum lin Tawallaytum an Tufsiduw fiy lArdhi, maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi? (S.Muhammad, 22).

Setelah perang teluk Amerika berhasil masuk secara langsung ke negeri-negeri kaya minyak. Artinya Amerika tidak memerlukan Amerika Kecil lagi. Itulah sebabnya Amerika memprakarsai perundingan damai Arab-Israel. Pamor Amerika dapat naik sebagai pahlawan perdamaian. Walhasil perang teluk yang disulut oleh Iraq dengan menyerbu Kuwait menguntungkan Amerika, menyengsarakan rakyat Iraq. (Dari Seri 040, 2 Agustus 1992)

Iraq dalam personifikasi Saddam Husain tidak henti-hentinya menklaim Kuwait sebagai bagian dari Iraq berdasarkan hak sejarah. Tuntutan wilayah kepada suatu negara tertentu ataupun wilayah tertentu berdasarkan hak sejarah akan mengacaukan dunia. Lihatlah contohnya Israel sekarang. Orang-orang Yahudi membentuk negara Israel di tengah-tengah wilayah orang Arab berdasarkan hak sejarah, seperti yang dalam Perjanjian Lama. Kalau ini dapat dibenarkan, maka Malaysia dapat mengklaim Singapura sekarang ini. Hubungan Malaysia dengan Pilipina pernah menjadi runyam, karena ulah Pilipina menklaim Sabah, berdasarkan hak sejarah. Katanya Sabah dahulu adalah bagaian dari Kerajaan Sulu yang sekarang bagaian dari Pilipina. Nederland dapat menklaim Luxemburg dan lain sebagainya. (Dari Seri 064, 17 Januari 1993).

Menurut pakar sejarah dan sosiologi Ibnu Khaldun penguasa yang mendapatkan kekuasannya dengan jalan kekerasan, pertumpahan darah, maka penguasa yang demikian itu tidak akan mau mundur.

Dan walaupun Saddam dapat digulingkan secara paksa, maka belum tentu dapat memecahkan persoalan. Hanya ada manfaatnya jika kelompok yang menggulingkan itu menyelenggarakan pemilihan umum untuk membentuk pemerintahan baru. Lalu Partai Ba'ath dibubarkan, karena ideologi partai ini dengan kepemimpinan otoriter merupakan satu sistem. Semua pintu yang dapat memungkinkan Amerika masuk ke negeri-negeri kaya minyak ditutup. Yaitu dengan politik dalam dan luar negeri yang segar dan terbuka. Kebijakan dalam negeri memberi otonomi kepada kelompok Syi'ah di selatan dan Kurdi di utara akan menutup pintu bagi Amerika untuk masuk campur tangan dengan kemasan melindungi rakyat Iraq seperti misalnya non fly zone. Politik luar negeri harus berdasar atas hidup bertetangga secara damai, yang berarti ambisi ekspansi wilayah dengan mengklaim Kuwait atas dasar hak sejarah dihentikan. Maka tertutup pulalah pintu bagi Amerika untuk masuk dengan kemasan melindungi negara-negara tetangga Iraq dari ambisi ekspansi Iraq. (Dari Seri 067, 31 Januari 1993).

Apa yang diberitakan tentang Saddam Husein sehabis Ramadhan tahun ini? Berita yang memuakkan tentang Saddam Husein sang penjagal yang masih terus memburu setiap saudara dan kerabat yang tersisa dari yang terjagal Hussein Kamel Hassan dan Saddam Kamel Hassan termasuk perempuan dan anak-anak, serta melumatkan beberapa perkampungan suku Kurdi. WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 3 Maret 1996