10 Agustus 1997

285. Nabi Adam AS Memakai Bahasa Apa?

Firman Allah SWT: Wa 'Allama Adama lAsma-a Kullaha- (S. Al Baqarah, 31), artinya: Dan (Allah) mengajarkan Adam nama-nama tiap-tiap sesuatu (2:31).

Ada dua tujuan utama Allah mengajarkan Adam nama-nama tiap-tiap sesuatu. Pertama, untuk menunjukkan kepada para malaikat kelebihan Adam atas malaikat, karena malaikat meragukan Adam sebagai makhluq dari jenis manusia untuk menjadi khalifah di atas bumi. Kedua, sebagai bakal khalifah, Allah perlu mempersiapkan Adam menjadi sumberdaya manusia yang handal. Adam sebagai manusia yang mempunyai ruh, maka di samping mempunyai naluri mempertahankan diri (dari segi ini terletak persamaan manusia dengan binatang), kepada Adam Allah memberikan mekanisme bagi ruh yang disebut Qalb untuk berdzikir dan berpikir. Dari segi inilah diperlukan bahasa, karena tanpa bahasa orang taidk dapat berdzikir dan tidak dapat berpikir. Adam perlu diajari nama-nama tiap-tiap sesuatu dalam konteks tugasnya sebagai khalifah. Timbullah pertanyaan, yaitu Allah mengajarkan Adam nama-nama itu dalam bahasa apa?

Firman Allah SWT: Ar Rahman. 'Allama lQura-na. Khalaqa alInsa-na. 'Allamahu lBayaana (Ar Rahman, 1-4), artinya: Yang Maha Pemurah. Mengajarkan Al Quran. Menciptakan manusia. Mengajarkan kepadanya alBayan (55:1-4).

Al Bayan yang dibentuk oleh akar kata yang terdiri dari 3 huruf: Ba, Ya dan Nun, bermakna cara untuk ekspresi yang terkandung dalam Qalb, bahasa yang jelas. Ketiga huruf tersebut menurunkan kata Mubiyn dalam ayat yang berikut:

Hadza- Lisa-nun 'Arabiyyun Mubiynun (An Nahl, 104), artinya: (Al Quran) ini bahasa Arab yang jelas (16:104).

Nazala biHi rRuwhu lAmiyn. 'Alay Qalbika liTakuwna mina lMundziriyna. Bi Lisa-nin 'Arabiyyin Mubiynin (Asy Syu'ara-, 193 - 195), artinya: Diturunkan oleh ruh yang tepercaya (Jibril AS). Ke dalam qalbumu (hai Muhammad) supaya engkau memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas (26:193-195).

Inna- Anzalnahu Qura-nan 'Arabiyyan La'allakum Ta'qiluwna (Yuwsuf, 2), artinya: Sesungguhnya Kami turunkan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu mempergunakan akalmu (12:2).

Dari ayat-ayat (55:1-4), (16:104) , (26:193-195: dan (12:2) dengan mempergunakan akal (dari 'Ain, Qaf, Lam, 'Aqala artinya menganalisis dan mensintesis) dapatlah disimpulkan: Allah Yang Maha Pemurah menciptakan manusia. Khusus kepada Adam, Allah mengajarkan kepadanya al Bayan, yaitu bahasa yang jelas, yaitu bahasa Arab. Jadi Nabi Adam AS memakai bahasa Arab.

Kata-kata dalam bahasa Arab itu konsepsional dalam arti bukan hanya sekadar identifikasi benda-benda, melainkan pula ada hubungan erat antara kata dengan bendanya, seakan-akan benda itu dipotret oleh kata yang bersangkutan. Ambillah contoh makanan dasar yang sudah diolah yaitu roti (Indonesia), brood (Belanda), nan (Parsi). Kata roti, brood dan nan hanya sekadar identifikasi makanan pokok yang sudah diolah, tidak lebih dari itu. Dalam bahasa Arab roti dibentuk oleh 3 huruf Kha, Ba dan Zay, Khubzun. Jika diaplikasikan perlakuan secara matematis yaitu permutasi, maka dari ketiga huruf ini terbentuklah kata khabaza dengan permutasi khazaba dan bazakha. Khabaza berarti mengubah cepat-cepat sesuatu dengan tangan, khazaba berarti menjadi gembung dan bazakha berarti memukul-mukul sesuatu. Dan kesemuanya itu menggambarkan proses pembuatan roti: adonan roti itu diberi bubuk supaya terjadi gas yang menyebabkan adonan itu menggembung, adonan itu dibanting-banting dan diubah cepat-cepat dengan tangan. Maka kata Khubzun berarti makanan dasar yang pengolahannya dengan proses membanting adonan, kemudian adonan itu dibuat kembung, dan itulah potret makanan pokok tersebut.

Tafsiran ini bersifat ofensif yaitu membantah teori pertumbuhan bahasa secara perlahan-lahan (evolusi) seperti dindong theory, gesticulation theory dll. Allah SWT mengajarkan kepada Nabi Adam AS bahasa yang berstruktur secara sempurna yang dibentuk dari akar yang terdiri dari 3 bunyi. Kata-kata itu adalah potret benda-benda. Sebuah lagi contoh, yaitu sebuah lauk dari makanan pokok yang umum dikenal sehari-hari yakni telur (Indonesia), ei (Belanda), tama(n)go (Jepang). Telur, ei dan tama(n)go hanya sekadar identifikasi saja. Dalam bahasa Arab telur disebut baydhun yang dibentuk oleh akar dari 3 huruf Ba, Ya, Dhad. Istilah itu menyatakan bahwa benda yang dimaksud putih warnanya dan lonjong bentuknya, sebab putih dalam bahasa Arab adalah abyadh (mudzakkar, jantan) atau baydha-' (muannats, betina), sedangkan lonjong dalam bahasa Arabnya ialah baydha'. Itulah potret telur, berwarna putih, lonjong bentuknya.

Dalam perjalanan sejarah bahasa Arablah yang paling sehat, ketimbang bahasa-bahasa lain, dalam arti bahasa Arab sangat sedikit dihinggapi penyakit kata-kata (deseases of words). Yang dimaksud dengan penyakit kata-kata ialah seperti: Penyakit subtraksi dengan perincian aphesis, aphresis, apocope, elisi, syncope. Penyakit addisi dengan perincian: prothesis, prosthesis, reduplikasi, epenthesis, paragoge atau ephithesis. Penyakit tidak teratur (irregular) dengan perincian metathesis, doublet, variant, korupsi. Penyakit perubahan bunyi dengan perincian zezament, sakari, satva, kasykasya dan homonym.

Mari kita lihat penyakit terakhir, yaitu penyakit homonym dalam bahasa Inggris. Homonym adalah sebuah kata yang mempunyai bermacam-macam arti.

Ketika Qabil (Kain) anak Adam, telah membunuh saudaranya yaitu Habil, ia kebingungan mau diapakan mayat Habil itu. Fa Ba'atsa Llahu Ghura-ban Yabhatsu fiy lArdhi liYuriyahu Kayfa Yuwa-riy Sawata Akhiyhi (Al Ma-idah, 31), artinya: Maka Allah mengirim ghurab (gagak) yang melubangi tanah supaya diperlihatkannya kepadanya (Qabil) bagaimana ia menguburkan mayat saudaranya (5:31). Ghurab dibentuk oleh 3 huruf: Ghain, Ra, Ba, nama sejenis burung yang dapat melubangi tanah dengan paruh dan kakinya. Ghurab bukan hanya sekadar identifikasi burung termaksud, melainkan potret yang merekam pula drama bagaimana Qabil yang telah membunuh itu diajar mengubur mayat. Dalam perjalanan sang waktu GH dan B mengalami perubahan namun tetap dalam makhraj (artikulasi) yang sama menjadi G dan V dalam bahasa Inggris (ingat, semua bangsa manusia berasal dari Adam, termasuk bangsa Inggris), sehingga menjadi GRAVE, yang bersrti "an exavation made in the earth to receive a dead body in burial". Ghurab sebagai nama sejenis burung menurun ke dalam bahasa Inggris CROW. Juga terjadi perubahan bunyi, tetapi tetap dalam makhraj yang sama, GH dengan C, serta B dengan W.

Uwla-ika lMuqarrabuwna. Fiy Jannatin nNa'iymi (Al Wa-qi'ah, 11-12), artinya: Mereka itu Muqarrabun. Dalam surga kesenangan (58:11-12). Muqarrabun dari akar yang dibentuk oleh 3 huruf: Qaf, Ra, Ba. Bunyi Q dan B dalam perjalanan sang waktu berubah, dengan makhraj yang tetap, menjadi G dan V dalam lidah Inggris, sehingga menjadi GRAVE. Itulah homonym Grave dalam arti yang kedua: "indicates a weighty dignity, sedate, solemn".

Fa Najjarnahu wa Ahlahu mina lKarbi lAzhiymi (Al Anbiya-, 76), artinya: Maka Kami selamatkan dia (Nuh) dan keluarganya dari karbun (kegawatan) yang dahsyat (21:76). Karbun dibina oleh 3 huruf: Kef, Ra, Ba. Bunyi K berubah menjadi G, serta B menjadi V dalam makhraj yang tetap, lalu lagi-lagi menjadi GRAVE. Itulah homonym Grave dalam arti yang ketiga: "a grave situation", situasi yang kritis, gawat, genting, suram.

Demikianlah terbentuknya homonym GRAVE yang sesungguhnya berasal dari bahasa asal manusia (bahasanya Nabi Adam AS), dari tiga kata yang berbeda ghurabun (Gh, R,B), qarraba (Q,R,B), karbun (K,R,B), yang dalam perjalanan sang waktu mengalami penyakit perubahan bunyi, ketiga kata yang berbeda itu semuanya berubah menjadi satu kata homonym grave dengan 3 arti yang berbeda. WaLlahu A'lam bi alSawab.

*** Makassar, 10 Agustus 1997