3 Januari 1999

355. Bulan NuzululQuran

Bulan Ramadhan adalah bulan NuzululQuran, bulan turunnya Al Quran, seperti Firman Allah SWT:

SYHR RMDHAN ALDZY ANZL FYH ALQRAN HDY LLNAS W BYNT MN ALHDY W ALFRQAN (S. ALBQRT, 2:185), dibaca: Syahru ramadhanal ladzi- unzila fi-hil Qur.a-nu hudal linna-si wa bayyina-tim minal huda-wal Furqa-n, artinya: Bulan ramadhan yaitu di dalamnya diturunkan Al Quran, petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk itu dan pembeda (S. Al Baqarah, 2:185).

Dalam Seri 353 telah dibicarakan tentang keistimewaan bulan suci Ramadhan, yaitu bulan introspeksi dengan mengharapkan dosa kita yang silam diampuni oleh Allah SWT. Sebenarnya Seri ini pada mulanya direncanakan bernomor 354, yaitu lanjutan langsung dari Seri 353, akan tetapi ditunda satu nomor untuk menyambut gayung Suwarlo (dari parpol Murba?) mengenai Tan Malaka yang berdogma historishe materialisme yang dialektis dari Marx dan gerombolan Merapi Merbabu Komplex yang dipimpin oleh Chairul Saleh.

Bulan suci Ramadhan mengandung keistimewaan pula dengan diturunkannya Al Quran. Dalam ayat (2:185) dijelaskan bahwa Al Quran itu petunjuk bagi manusia. Sedangkan dalam ayat yang lain yaitu ayat (2:1) disebutkan bahwa Al Kitab (nama lain dari Al Quran) itu adalah HDY LLMTQYN, dibaca: hudal lilmuttaqi-n, artinya petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Ayat (2:185) dalam kontex kodrat manusia pada umumnya, sedangkan ayat (2:1) dalam kontex sikap orang-orang bertaqwa khususnya, yaitu sikap yang sama sekali tidak ragu terhadap kebenaran isi Al Quran. Jelasnya ayat (2:185) berhubungan dengan sifat manusia, sedangkan ayat (2:1) berhubungan dengan sikap para muttaqin.

Al Quran petunjuk bagi manusia bermakna bahwa manusia itu baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial membutuhkan petunjuk dari Al Quran, jika menginginkan kehidupan yang selamat di dunia menuju akhirat. Sebagai makhluk individu dibutuhkan petunjuk yang strategis yaitu aqidah dan petunjuk yang taktis yaitu ajaran akhlaq. Sebagai makhluk sosial dibutuhkan petunjuk yang bersifat operasional yaitu syari'ah.

Al Quran di samping berisikan petunjuk yang umum juga mengandung petunjuk yang teperinci, teknis administratif, (wa bayyina-tim minal huda-, penjelasan dari petunjuk itu), terkhusus dalam hubungannya dengan petunjuk yang operasional yaitu syari'ah, dan petunjuk untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk, yang benar dan yang salah (al Furqa-n, pembeda), terkhusus dalam hubungannya dengan yang taktis yaitu pembinaan akhlaq.

Al Furqan berasal dari akar kata yang dibentuk oleh Fa, Ra, Qaf, artinya membelah, memisahkan, ibarat pisau yang membelah sebuah bungkah menjadi dua bagian yaitu bagian positif dengan bagian negatif. Dengan Al Furqan (juga nama lain dari Al Quran) kita dapat membedakan antara yang positif (baik, benar) dengan yang negatif (buruk, salah). Dari uraian ini kita telah mengenal tiga di antara sejumlah nama dari Kitab Suci ummat Islam, yaitu Al Quran, artinya yang dibaca, Al Kitab artinya yang ditulis dan Al Furqan artinya yang membedakan.

Akan diberikan contoh ayat-ayat yang menjelaskan petunjuk umum yang operasional tentang bagaimana caranya menjaga hubungan yang sehat di antara sesama manusia dalam dunia dagang dan bisnis.

KY LA YKWN DWLT BYN ALAGHNYA" MNKM (S. ALHSYR, 59:5), dibaca: Kay la- yaku-na du-latan baynal aghniya-i minhum, artinya: supaya modal itu tidak hanya beredar dalam kalangan orang-orang kaya saja di antara mereka (S. Al Hasyri, 59:5).

Ayat ini sudah pernah dibahas dalam hubungannya dengan penyebab krisis ekonomi khusus di tanah air kita ini. Bahwa selama Orde Baru strategi pembangunan yang arsitek intelektualnya dari para pakar yang bermahdzab Berkely dalam CSIS ialah asekelarsi modernisasi, pertumbuhan yang eksponensial, perbersar kue (baca: GNP), pelaku ekonomi berat ke atas oleh para taipan yang konglomerat, yang membuahkan KKN, keropos ke bawah, sehingga struktur ekonomi gampang ambruk.

YAYHA ALDZYN AMANWA ADZA TDAYNTM BDYN ALY AJL MSMY FAKTBWH WA LYKTB BYNKM KATB BAL'ADL ..... WASTSYHDWA SYHYDYN MN ALRJALKM FAN LM YKWNA RJLYN FRJL W AMRATN MMN TRDHWN MN ALSYHDA", (S. ALBQRT, 2:282), dibaca: Ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- idza- tada-yantum bidaynin ila- ajalim musamman faktubu-hu falyaktub baynakum ka-tibum bil'adli ..... wastasyhidu- syahi-dayni mir rija-likum fail lam yaku-na- rajulayni farajulun wamraata-ni mimman tardhu-na minasy syahada-i, artinya: Hai orang-orang beriman, jika kamu mengadakan perjanjian perikatan dalam hal utang-piutang hingga masa yang ditetapkan, maka wajiblah dituliskan, dan haruslah dituliskan oleh seorang katib (notaris) dengan adil ..... dan wajiblah disaksikan oleh dua orang saksi laki-laki, dan jika tidak ada dua orang laki-laki, maka cukuplah seorang laki-laki dengan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai untuk menjadi saksi (S. Al Baqarah, 2:282).

Ayat ini panjang dan teperinci, sehingga kita hanya mengutip sebahagiannya, namun cukup jelas bagi pembaca. Dalam dunia bisnis dalam masyarakat modern yang madani (baca: madinah) dewasa ini hal menuliskan perjanjian perikatan utang-piutang menjadi kalaziman dituliskan oleh notaris. Dalam bahasa Al Quran notaris adalah katib berasal dari akar kata Kef, Ta, Ba, artinya menulis.

Al Quran dalam fungsinya sebagai Al Furqan berhubungan dengan petunjuk yang taktis, yaitu pembinaan akhlaq. Seorang muslim harus tahu betul mana yang positif, mana yang negatif, terutama sekali dalam menghisab diri, mengadakan introspeksi dalam bulan suci Ramadhan ini. Perinciannya telah dipaparkan dalam Seri 353, yaitu antara benar dengan salah, baik dengan buruk, adil dengan zalim, istiqamah dengan munafiq, menyejukkan dengan meresahkan, dst., silakan baca Seri 353 kembali.

Dalam parpol Islam pengurus membina para anggotanya sesuai dengan Al Quran petunjuk bagi manusia sebagai makhluk individu (petunjuk yang strategis dan taktis). Parpol Islam membina sistem serta memecahkan masalah masyarakat dengan menimba dari Al Quran petunjuk bagi manusia sebagai makhluk sosial (petunjuk yang operasional). Maka tidaklah mungkin parpol Islam menjadikan Islam sebagai kendaraan politik. Juga tidaklah benar jika parpol Islam dikatakan partai yang sektarian, oleh karena petunjuk dari Al Quran bersifat sangat universal. Walla-hu a'lamu bishshawa-b.

*** Makassar, 3 Januari 1999