9 Mei 1999

372. C-Dot

C-Dot, atau C-Titik (C.), terjadi jika lemak menitik ke bara-api. Asap lemak hasil pembakaran yang mengandung unsur C. tersebut diserap oleh daging yang dipanggang di atasnya. Juga C. ini terdapat banyak dalam sisa minyak goreng yang telah dipakai. Carbon ini sangat ganas, lebih ganas dari virus, sehingga disebut pula Carbon-radikal. Kerjanya menyerang DNA, yaitu bagian tubuh yang paling dalam. DNA (deoxyribonucleicacid) suatu kelas inti asam (nucleic acids) yang mengandung deoxyribose, terdapat utamanya dalam inti sel. Allah SWT mentaqdirkan (qadha dan qadar) makhluqNya khusus dari jenis yang dapat bertumbuh dan berkembang biak dalam wujud rantai DNA. Masing-masing individu memiliki rantai DNA tersendiri. DNA meneruskan sifat-asli (heredity) makhluk kepada turunannya. Juga DNA ini membentuk dan membangun protein.

Jika C. ini menempel pada DNA, maka DNA itu menjadi ganas pula, menjadi DNA.(DNA-dot). Selanjutnya dapat terjadi rambatan (propagasi), yaitu DNA. menempel DNA normal dan menjadikannya DNA. pula. Jika propagasi ini berlangsung terus, maka sel-sel yang intinya terjadi propagasi DNA. yang ganas itu, akan menjadi ganas pula, dan itulah sel-sel kanker. Syukur-syukur kalau Allah SWT melindungi kita, yaitu DNA. bertemu DNA., maka DNA itu kembali normal, tidak ganas lagi. Itulah gunanya selalu berdoa kepada Allah SWT supaya diberi kesehatan, karena tak seorang juapun yang tidak pernah makan ikan atau daging bakar. Dewasa ini bagian teknologi makanan LIPI sudah membuat alat panggang yang bara-apinya di atas, sehingga lemak yang menitik ke bawah itu tidak mengena bara-api. Artinya ikan atau daging panggang itu bebas polusi C.. Informasi mengenai terbentuknya dan tindak-tanduk C. ini saya dapatkan dari seorang dosen senior Unhas, pakar ilmu-obat-obatan, yaitu DR Tjiptasurasa setelah shalat Jum'at di masjid Syura kemarin dulu.

Metode Al Quran dengan mengambil peristiwa di alam ini sebagai bahan kiasan untuk penjelasan bandingan. Dalam Seri 370 dikemukakan sebuah ayat tentang pergolakan batin Al Walid ibn Al Mughirah yang dikiaskan ibarat orang mendaki: SARQH SH'UWDA (S. ALMDTSR, 17), dibaca: Sa.urhiquhu- sa'u-dan (S. Almuddatstsir), artinya: Aku membebaninya (seperti beban orang) mendaki (74:17). Pada suatu waktu Al Walid ibn Al Mughirah datang kepada Nabi Muhammad SAW, maka Nabipun membaca beberapa ayat Al Quran. Rupanya bunyi dan isi ayat itu dapat menggugah batin Al Walid. Ketika Abu Jahil mendapat kabar bahwa Al Walid mulai terpengaruh, segera ia menemui Al Walid. Abu Jahil memprovokasi Al Mughirah sehingga menjadi bimbang. Ayat (74:17) mengungkapkan potret batin Al Mughirah, ibarat orang mendaki. Jika orang mendaki makin tipis oksigen yang dihirupnya, lalu menjadi sesak nafas.

Metode Al Quran dengan mengambil peristiwa di alam ini sebagai bahan kiasan untuk penjelasan bandingan, dalam seri ini dipakai pula. Yaitu C. diibaratkan golongan marxist di dalam tubuh Republik Indonesia yang kita cintai ini. Bukan penyusupan komunis saja yang patut diwaspadai, melainkan seluruh penganut marxisme. Komunis hanya salah satu di antaranya. Seperti misalnya negara mantan Yugoslavia, yang dijagokan oleh golongan sosialis di Indonesia dahulu. Yugoslavia bukan negara komunis, melainkan negara sosialis yang berideologi marxisme. Bagi golongan sosialis di Indonesia negara Yugoslavia merupakan idola mereka sebagai suatu negara sosialis. Menurut Tap No.XXV/MPRS/1966 dan Tap No.V/MPR/1973 yang masih berlaku hingga sekarang, yang dilarang di Indonesia bukan hanya komunisme saja, melainkan marxisme pada umumnya.

Dewasa ini muncul marxisme dengan bulu baru dan gaya baru. Bulu baru, yaitu neo-marxisme, musang berbulu ayam. Dengan berbulu ayam mengagitasikan pemahaman baru yang diadopsi dari apa yang terjadi di Amerika Selatan. Berupaya membangkitkan semangat perlawanan kelas tertindas dengan apa yang dikenal sebagai "teologi pembebasan". Gaya baru, yaitu melakukan trik-trik penyusupan, ibarat C. yang menyusup ke dalam inti sel dan menempel DNA. Dimulai dengan menyusup ke dalam para mahasiswa pengunjuk rasa yang masih murni menyampaikan aspirasi secara damai kepada SI MPR. Mereka menyusup proaktif pada bagian depan. Setelah berdekatan dengan petugas keamanan, mereka memprovokasi petugas keamanan untuk menaikkan emosinya, ibarat C. menempel pada DNA. Setelah petugas menjadi DNA. (baca: emosi petugas naik), mereka membuka jalan, sehingga mahasiswa yang murni hendak menyampaikan aspirasi secara damai pada lapisan di belakangnya yang menjadi korban emosi petugas keamanan. Teknik gaya baru C. (baca: penyusupan orang-orang marxis) ini patut diwaspadai oleh Orsospol, khususnya partai-partai politik para kontestan Pemilu.

Doktrin marxisme adalah historishe materialisme yang atheis dengan metode dialektika atau pertentangan kelas. Memang PKI telah hancur, akan tetapi penganut marxisme masih tetap eksis di Indonesia. Itulah dia para provokator yang mempraktekkan doktrin pertentangan kelas Karl Marx dengan mengadu domba antar agama, antar etnis, menteror, radikal, kejam. Kekejaman mereka itu dapat kita lihat tatkala mereka merusak mayat-mayat pemuda dan remaja masjid anggota Pam Swakarsa yang mereka bantai pada waktu SI MPR yang baru lalu. Kekejaman mereka itu serupa dengan kekejaman PKI Madiun dan PKI Getapu, serta kekejaman tentera mantan Yugoslavia (Serbia). Mereka itulah C. yang merusak DNA tubuh Republik Indonesia. Walla-hu a'lamu bishshawa-b.

*** Makassar, 9 Mei 1999