18 Juli 1999

381. Bangsa-Bangsa Dahulu-Kala yang Dihukum Allah

Allah SWT berfirman:
-- KDZBT QBLHM QWM NWH WASHhB ALRS WTSMWD . W'AAD WFR'AWN WAKHWAN LWTH (S. Q, 50:12-13), dibaca: KAdzdzabat qabluhum nu-hin wa ashha-bur rassi wa tsam-d . wa 'a-dun wa fir'aunu wa ikhwa-nu lu-th (s. qaf), artinya: Telah mendustakan sebelum mereka kaum Nuh dan yang mempunyai telaga dan Tsamud. Dan 'Ad, dan Fir'aun dan ikhwan Luth.

Kaum Nuh, Luth dan Fir'aun sudah dikenal orang secara luas. Juga telah difilmkan. Sedangkan kaum yang mempunyai telaga belum jelas siapa mereka itu. Sebab itu yang akan dibahas hanyalah kaum Tsamud dan 'Ad. Namun demikian akan dihahas sedikit Fir’aun yang dimaksud oleh ayat (50:13). Juga catatan tentang pemakaian istilah ikhwanu Luth, mengapa bukan qawmu Luth, padahal dalam ayat-ayat yang lain mereka yang ingkar terhadap Nabi Luth AS juga disebut qawmu Luth, sedangkan yang beriman kepada Nabi Luth AS disebut Ali Luth. Ini disebabkan oleh qaidah matematis angka 19 dalam Al Quran. Surah Qaf dimulai dengan huruf Qaf, maka jumlah huruf Qaf dalam Surah ini harus kelipatan 19. Pemakaian istilah qawmu Luth mengganggu qaidah matematis tersebut. Jumlah huruf Qaf dalam surah Qaf sebanyak 57 = 3 x 19. Andaikata dalam surah Qaf ini juga dipergunakan istilah Qawmu Luwth, bukan ikhwanu Luth, maka akan kelebihan satu huruf Qaf dalam surah Qaf ini, dan akan menjadi 58, sehingga tidak habis dibagi 19.

Sekitar 1800-600 sebelum Miladiyah, kaum Tsamud menguasai Arabia Barat Laut, termasuk semenanjung Sinai, yang kemudian kuwasan itu dikenal sebagai WadiulQurra, karena di lembah itu terdapat sejumlah desa yang tersebar berjauhan. Ibu kota kaum Tsamud bernama Hijr, juga disebut Mada'in Shalih, kota Shalih. Allah SWT mengutus Nabi Shalih AS kepada bangsa Tsamud. Para pemimpin kaum Tsamud menolak Nabi Shalih AS dengan menyombongkan diri. Bahkan mereka berbuat makar menyerang Nabi Shalih AS beserta keluarganya di malam hari. Akibat makar bangsa Tsamud itu, maka Allah menghukum semua yang berbuat makar itu.
-- FANZHRWA KYF KAN 'AAQBT MKRHM ANA DMRNHM WQWMHM AJM’AYN (S. ALNML, 27:51). dibaca: fanzhuru- kayfa ka-na 'a-kibatu makrihim anna- dammarna-hum wa qawmahum ajma'-ni {s. annamal), artinya: Maka perhatikanlah bagaimana akibat makar mereka itu, sesungguhnya Kami binasakan mereka dan kaumnya sekalian.

Kaum Tsamud ahli dalam membuat bangunan dan makam dengan memahat gunung-gunung batu. Puing-puing bangunan batu yang telah dihancurkan Allah SWT dengan gempa masih dapat disaksikan dewasa ini lengkap dengan batu-hersurat dalam aksara Aram. Namun kaum Tsamud sendiri sudah tidak ada bekasnya, karena telah dihancurkan Allah dengan bunyi (shayhah) sehingga tersungkur mati semuanya (11:67). Tatkala Musa (belum menjadi nabi) dalam pelariannya (karena membunuh seorang pegawai Mesir) tiba di semenanjung Sinai, ia tidak lagi mendapati kaum Tsamud, melainkan yang ada adalah kaum Midian. Kepada kaum ini Allah SWT mengutus Nabi Syu'ib AS yang mengangkat Musa menjadi menantunya.

Kaum 'Ad adalah kaum yang terkuat bangsa Semit, penghuni asli Arabia, menguasai padang pasir luas Arabia Tenggara dan pantai teluk Parsi sampai perbatasan Iraq. Al Quran menyebutkan daerah yang dikuasai kaum 'Ad itu dengan al Ahqaf (46:21). Al Ahqaf juga menjadi nama Surah. yaitu Surah yang ke-46. Karena merasa dirinya kuat, kaum 'Ad menyombongkan diri dengan mengatakan: Siapakah yang lebih unggul dari kami dalam kekuatan? ltulah yang dikatakan mereka tatkala Allah SWT mengutus Nnbi Hud AS kepada mereka. Mereka dihancurkan Allah dengan angin kencang dan dingin selama tujuh malam delapan hari terus-menerus, lalu mereka mati terguling seakan-akan tunggul-tunggul pohon kurma yang keropos (69:6-7). Kaum 'Ad itu menyangka awan yang menggantung di lembah-lembah yang membawa azab angin itu adalah awan yang akan menurunkan hujan (46:24).
-- WANH AHLK 'AADN ALAWLY (S. ALNJM, 53:50), dibaca: wa annahu— ahlaka 'a—danil u—la— (s. annajmu), artinya: Dan sesungguhnya Dia telah membinasakan (kaum) 'Ad yang terdahulu.

Nabi Hud AS beserta semua pengikutnya pindah ke Hijaz sebelum bencana angin itu datang. Mereka itu disebut kaum 'Ad yang kemudian. Jadi kaum ‘Ad yang pertama semua dibinasakan Allah SWT, sedangkan kaum Ad yang kedua pindah ke Hijaz yang kemudian menurunkan seorang yang terkenal bijaksana yaitu Luqman. Kaum 'Ad kedua ini kemudian ada yang beremigrasi dan mendirikan kerajaan-kerajaan di Babilonia, di Kan'an kemudian di Mesir dan di Syria. Di Mesir mereka menaklukkan Dinasti Fir'aun.

Orang-orang Mesir Kuno menamakan kaum 'Ad kedua yang menaklukkan Mesir itu dengan sebutan Hyksos (Hyk = gembala, Sos = raja). Raja Gembala yang menaklukkan Mesir dan menumbangkan Dinasti Fir'aun itu menguasai Mesir selama kurang lebih 150 tahun (1700 - 1150 sebelum Miladiyah). Dalam kurun waktu Dinasti Raja Gembala ini hidup Nabi Yusuf AS yang diangkat sehagai Khaza-inu lArdhi (Menteri Urusan Logistik) oleh Raja yang bermimpi melihat sapi dan gandum.
-- W QAL ALMLK ANY ARY SB'A BQRt SMAN YaKLHN SB'A 'AJAF (S. YWSF, 12:43), dlibaca: wa qa-lal maliku inni— ara— saba baqara—tin ya'kuluhunna sab'un ija-f (s. yu-suf), artinya: Dan berkata Raja sesungguhnya aku lihat (dalam mimpi) tujuh ekor sapi gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi kurus. Ini adalah sebuah isyarat dari Al Quran, bahwa pernah penguasa Mesir tidak bergelar Fir'aun (Per-Ah, Phar-Aoh).

Dinasti Raja-raja Hyksos. sebagai Dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam dokumen hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin. Disebutkannya pernah penguasa Mesir tidak bergelar Fir'aun melainkan Raja dalam dokumen hieroglyph di situs Turin itu menunjukkan mu'jizat Al Quran, oleh karena hiegrolyph baru dapat dibaca dalam tahun 1824 atas jasa Jean Francois Champollion (1780 - 1832).

Demikianlah, Al Quran yang telah mengisyaratkan hahwa ada ketidak-sinambungan Dinasti Fir’aun yang memerintah Mesir, yang baru terkuak secara historis setelah hieroglyph Mesir kuno telah mampu dibaca orang. Maka terhindarlah dikhotomi antara scriptural approach dengan historical approach.

Siapakah Fir’aun yang dimaksud dalam ayat (50:13) di atas itu yang ditenggelamkun Allah SWT di Laut Merah talkala mengejar Bani lsrail? Nabi Musa AS berhadapan dengan kedua Fir'aun yang terakhir dari Dinasti XIX, yaitu Ra-Mose II (1298 - 1232) Seb.M. dan Mern-Ptah (1232- 1224) Seb.M. Fir'aun Mern-Ptah inilah yang ditenggelamkan Allah SWT di Laut Merah. Sepeninggal Mern-Ptah terjadi anarki selama 24 tahun (1224- 1220) Seb.M. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 18 Juli 1999