19 September 1999

390. Berita Tentang Tahyul, Khurafat dan Sodomi

Menjelang akhir 10 abad (millenium) kedua yaitu abad ke11-20 di Indonesia terangkat tiga berita yang dapat merusak aqidah dan akhlaq ummat terutama remaja dan pemudanya, yailu berita tahyul, khurafat dan sodomi.

Pertama, berita tahyul ialah tentang hari kiamat pada 9-9-1999, jam 9, yang bersumber dari paranormal, kemudian diekspos oleh mas media. Tidak usah secara naqliyah, secara aqliyahpun berita tahyul itu gampang dinafikan. Jam 9 waktu apa? Di globa ini banyak terdapat yang berbeda jam 9-nya. Juga tanggal 9 di mana? Di globa ini ada dua tanggal 9, satu di sebelah timur international date line (IDL) dan satu lagi di sebelah barat IDL.

Kedua, berita tentang khurafat yaitu catatan harian Rudy Ramli diperlakukan seperti suhuf (lembaran kitab suci), suci dari kesalahan. Dalam pandangan beberapa penganut khurafat itu, tidak terkecuali beherapa anggota DPR, semua bantahan terhadap lembaran khurafat itu dinyatakan salah dan kecewa terhadap pembantah itu. Tokoh Iramasuka (Irian, Maluku, Sulawesi, Kalimantan) Baramuli mencoba menghapus khurafat itu dengan menantang Pansus Komisi VIII DPR supaya pertemuan tabayyun (klarifikasi) antara Pansus dengan dirinya secara terbuka, tetapi Pansus menolak, mengapa takut? Artinya dilihat dari segi mencerdaskan kehidupan bangsa, Pansus itu memelihara khurafat. Padahal demi rakyat Indonesia yang 200 juta (ini meminjam gaya beberapa anggota DPR, boleh bukan?) aqidah rakyat perlu dipelihara dari khurafat melalui tabayyun dengan Baramuli secara terbuka.

Ketiga, berita yang terjadi di Yogyakarta, mengenai Jeifry Winters yang homosexual, idola dan teman akrab Direktur Econit Advisory Group Rizal Ramli. Dalam konteks yang menimpa Winters substansi berita itu termasuk ringan, karena hanya mengenai penganiayaan ringan dan pengejaran. Akan tetapi dalam konteks yang menimpa Tri Apri Untoro mahasiswa sehuah PTN di Yogyakarta, korban percobaan perbuatan cabul sodomi, substansi berita itu serius, karena sodomi itu menyangkut hal yang dilaknat Allah. Qaum Luth dilaknat Allah, karena homosexual dan lesbian. Malaikat diutus Allah ke Sodom dan Gomorrah (Qamran) untuk menghukum negeri itu dengan shayhah, bunyi yang frekwensi getarannya tinggi, seperti disebutkan dalam Al Quran:
-- AN KANT ALA SHYhT WAhDT FADZAHM KHAMDWN (S. YS, 36:29), dihaca: in ka-nat illa- shayhatan wa-hidatan faidzahun kha-midu-n (s. ya-sin), artinya: bukan kejadian biasa melainkan bunyi yang keras, maka dengan itu mereka mati terkapar (36:29).

Sebenarnya Winters pernah disorot dalam kolom ini, yaitu Seri 347, karena Winters menghujat sistem hukum kita yang dikatakannya hukum kolonial warisan Belanda. Kita kutip sebagian kecil:
"Mencerca sistem hukum negara Republik lndonesia yang dikatakannya hukum kolonial, berarti Winters menghina bangsa Indonesia. Tidak percaya? Bacalah hasil wawancara yang berikut ini: Kalau memang pemerintah Habibie menjadikan saya tersangka, maka itu berarti bahwa sebenarnya pemerintah Habibie ingin tetap menggunakan suatu instrumen hukum yang sebenarnya punya sejarah kolonial, yaitu dari zaman Belanda. Negara demokrasi tidak punya hukum kolonial seperti itu. Jadi itu hukum yang dipakai, kemudian dipakai Soeharto dan sekarang dipakai oleh Habibie.

Winters boleh saja tidak mengakui legitimasi sistem perundang-undangan kita, karena ia warga-negara Amerika. Akan tetapi rakyat Indonesia harus melaknat Winters sekeras kerasnya, karena ia menghujat sistem hukum kita yang dikatakannya hukum kolonial warisan Belanda," Sekian kutipan itu.

Karena sekarang terjadi boom rekayasa politik, ada kemungkinan penganiayaan Winters itu diisukan sebagai suatu usaha pemerintah untuk meredam Winters supaya ia tidak berani lagi mengoceh sebagai pengamnat potitik. (Sekarang menjamur pengamat politik yang ditokohkan oleh mas media elektronik seperti misalnya Kristiadi dari CSIS yang suka berbohong. Dalam kesempatan mengoceh dalam diskusi Partai aliran orang ini menyangkal keterlibatan CSIS dalam kebijakan strategi pembangunan Orde Baru. Padahal semua orang tahu CSIS semula adalah peletak dasar strategi pembangunan Orde Baru.

Berani karena benar, takut karena salah, Winters merasa takut, sehingga Senin dini hari 13-9-1999 di tempatnya menginap yaitu Hotel Garuda di depan polisi yang dipanggil oleh petugas Ho tel Garuda, Winters meminta supaya penganiayaan itu tidak diperpanjang. Pada jam 06:30 pagi hari Senin itu juga Winters check-out lalu terbang ke Jakarta menggunakan flight yang pertama. Untuk memperoleh informasi tentang pengakuan Untoro korhan dari predator Jeffry Winters, pembaca dapat membaca pengakuan Untoro di depan polisi seperti diberitakan oleh Harian Fajar, edisi Rabu, 15-9-1999, halaman 3.

Beruntung sekall, Jeffry Winters belum saatnya dicabut nyawanya oleh malakulmaut. Sebab andai kata Jeffry Winters sempat dianiaya sampai mati terkapar, sedangkan yang menganiayanya tidak terungkap, maka peristiwa itu dapat menjadi kuda tunggangan politik untuk membidik Presiden Habibie. Bahwa Winters dibunuh secara gelap oleh pembunuh bayaran dari kubu Habibie untuk membungkam mulut Jeffry Winters.

Ala kulli hal ada yang sangat penting pula dikemukakan. Bahwa peristiwa percobaan sodomi ini merupakan gunung es dari prilaku Winters dalam dunia sodomi di Indonesia. Sangat beralasan untuk ditengarai bahwa setiap ia datang di Indonesia untuk mengoceh sebagai peninjau politik, ia selalu menjadi predator yang memangsa remaja ataupun pemuda kita, bahkan dapat diyakini kebenarannya bahwa Winters berperan pula menjerumuskan pemuda sebagai pemula terjun masuk ke dunia sodomi dan ia sebagai penyebar HIV/AIDS. Seperti diketahui HIV/AIDS ini mula pertama didapatkan pada homoseksual. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 19 September 1999